NovelToon NovelToon
SETIA (Senja & Tiara)

SETIA (Senja & Tiara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ita Yulfiana

"Harus berapa kali aku katakan, aku ini masih istri orang, dan aku tidak ingin menjadi seperti mereka dengan membiarkanmu terus mendekat dan memberiku perhatian. Aku harap kamu mengerti maksudku," kata Tiara penuh permohonan.

Senja menatapnya lekat. "Tiara, aku jelas mengerti apa maksudmu, tapi aku melakukan semua ini bukan untuk mengajakmu berselingkuh. Aku hanya ingin menunjukkan rasa cintaku padamu. Itu saja, tidak lebih."

Yaa Tuhan... Senja ini benar-benar keras kepala, membuat wanita itu bingung bagaimana lagi harus menghadapinya.

"Dan jika alasanmu mendorongku menjauh karena statusmu, aku akan memberimu jalan keluar. Aku akan membayar pengacara untuk mengurus perceraian kalian di pengadilan. Kamu di sini tinggal terima beres saja," kata Senja lagi menatap Tiara dengan ekspresi serius.

Baca cerita selengkapnya hanya di sini>>>
Dan jangan lupa follow IG @itayulfiana untuk lebih kenal dengan penulis😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ita Yulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SETIA — BAB 32

"Bang, kok di sini juga?" Reyhan yang baru keluar dari salah satu bilik toilet langsung mengerutkan kening menatapku.

"Aku ke sini buat cuci muka, tadi di rumah sakit belum sempat," jawabku beralasan. Mengenai pernyataan cintaku kepada Tiara, sungguh kata itu keluar secara spontan tanpa perencanaan apa pun tadi, dan Reyhan juga sama sekali tidak tahu menahu seperti apa perasaanku terhadap kakaknya yang sebenarnya, karena aku memang belum pernah cerita.

"Jadi Abang sudah selesai di sini?" tanyanya. Aku mengangguk.

"Kalau begitu, ayo kita keluar. Kak Tia pasti menunggu."

Aku sengaja berjalan di belakang Reyhan, dari kejauhan kulihat wanita yang kucintai selama ini melamun. Aku yakin, Tiara pasti masih sangat terkejut karena pernyataan cintaku itu.

Reyhan mengambil tempat duduk lebih dulu berhadapan dengan Tiara. Meja itu tersedia 4 buah kursi seperti pada umumnya, jika sebelumnya aku mengambil tempat duduk di samping Reyhan, kali ini berbeda, karena aku justru duduk di samping Tiara, membuatnya jadi salah tingkah.

Tiara berdehem, lalu bangkit dari duduknya dan berkata, "Aku tadi lupa pesan air mineral, aku pergi pesan dulu."

Dengan sigap aku mencegahnya. "Minum punyaku saja," ucapku seraya meletakkan botol air yang siap minum di hadapannya.

Tiara terdiam sejenak sambil menatapku, lalu dengan cepat mengalihkan pandangan dariku. "Tidak apa-apa, aku bisa-"

"Duduklah." Aku menarik tangannya agar dia duduk kembali. Kurasakan tangannya dingin. Seketika senyuman tak kuasa kutahan. Aku yakin, dia pasti sangat gugup berdekatan denganku seperti ini, apalagi setelah dia tahu seperti apa perasaanku padanya.

"Biar aku saja yang pergi pesan," celetuk Reyhan tiba-tiba, yang kemudian dengan cepat bangkit dari duduknya. Padahal jika mau, kami hanya tinggal minta ke pelayan saja, pasti langsung diantarkan.

Ditinggal berdua, Tiara makin salah tingkah. Senyumanku semakin lebar melihatnya. "Mutiara Anindhita, dengar apa kataku baik-baik."

Dia tak menyahut, melainkan malah membatu di tempat seperti menahan napas. "Tadi aku memang berkata tidak ingin mendapatkan jawaban apa pun darimu, tapi ketahuilah, mulai detik ini, aku akan dengan terang-terangan mengejarmu, jadi kamu harus mempersiapkan diri."

"Ka-kamu ini bicara apa?" tanyanya tanpa menoleh sedikit pun padaku. Dia tidak bisa menyembunyikan kegugupan dari nada bicaranya yang bergetar. "Apa kamu lupa, aku ini masih punya suami?"

"Eit, ralat. Calon mantan suami," ucapku, lalu memasukkan sarapan suapan pertama ke dalam mulut. Tiara menatapku tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Mau aku suapi?" Aku mengansurkan potongan sandwich menggunakan garpu ke depan mulutnya.

Dengan cepat dia menolak. "Tidak perlu," katanya lalu mulai menyendok makanan di piringnya. Tangannya yang gemetar memegang sendok membuatku tersenyum.

"Kalau boleh aku bertanya, bagaimana perasaanmu padaku, hm? Kenapa kamu gugup begitu berdekatan denganku?" tanyaku, sengaja menggodanya.

"Sebaiknya kamu berhenti merayuku, karena aku masih istri orang."

"Berarti nanti kalau kamu dan Arkan sudah bercerai, aku boleh dong terang-terangan mendekati kamu. Atau... aku langsung menikahimu saja, kita pacaran setelah menikah."

"Uhhuk uhhuk." Tiara tersedak. Aku dengan sigap mengansurkan botol air ke depan mulutnya. "Minum dulu." Dia menerimanya tanpa penolakan. "Maaf sudah membuatmu tersedak."

"Makanya, kamu diam saja. Aku mau menikmati sarapanku dengan tenang sebelum kembali ke rumah sakit." Nada bicaranya sedikit ketus. Dia belum pernah seperti ini sebelumnya padaku. Tapi bagiku tidak masalah, mau dia marah, membenci, menghindar, bahkan menjauhiku, aku akan tetap mengejarnya, dan tak akan pernah menyerah sampai Tiara menjadi milikku seutuhnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV Tiara

Seharian ini aku lebih banyak melamun. Pikiranku dipenuhi oleh Senja, Senja, dan Senja. Padahal, Mas Arkan di dalam sana masih belum melewati masa kritisnya bersama Anika.

Aku memang sudah bertekad ingin mengurus perceraianku dengan Mas Arkan dalam waktu dekat. Tapi tidak sepatutnya 'kan aku malah merasakan perasaan yang identik dengan ketertarikan terhadap pria lain, apalagi statusku masih seorang istri. Kalau sampai aku memiliki perasaan spesial terhadap Senja pada saat sekarang ini, lalu apa bedanya aku dengan dua orang yang sedang terbaring tak berdaya di dalam sana. Selingkuh itu bukan hanya soal status dan sentuhan fisik seperti yang dilakukan oleh Mas Arkan dan Anika selama ini di belakangku, melainkan selingkuh secara emosional juga termasuk. Aku tidak ingin menjadi seperti mereka, karena perselingkuhan dan pengkhianatan adalah dua hal yang sangat aku benci.

'Baiklah, mulai sekarang, aku harus tegas kepada Senja. Selama statusku masih belum berubah, dia tidak boleh dekat-dekat denganku,' tekadku dalam hati.

Aku bangkit dari dudukku, namun aku langsung dikejutkan oleh kemunculan Senja di hadapanku. Mataku langsung melotot menatapnya. "Mau apa kamu ke sini?" ucapku setengah berbisik.

"Mengantarkan cemilan dan buku untukmu. Aku yakin, kamu pasti belum punya novel terbaru Tere Liye, maka dari itu, aku sengaja membelikannya untukmu," katanya tersenyum tanpa perasaan bersalah, sembari mengansurkan paper bag berukuran sedang ke arahku.

Aku menoleh ke kiri dan ke kanan lorong rumah sakit, tidak ada orang, jadi aku segera menarik tangan Senja ke tempat yang menurutku lebih aman untuk kami bicara 4 mata, karena pasti tidak lucu jika ada anggota keluarga baik dari pihakku mau pun dari pihak Mas Arkan yang tiba-tiba memergoki kami dan salah paham, mengira aku juga memiliki selingkuhan.

"Senja tolong, jangan bersikap seperti ini. Aku tahu pria memang sudah sepatutnya pemberani, tapi kamu ini berlebihan, kamu terlalu nekat," kataku menatapnya dengan tatapan memohon.

Senja menatapku dengan ekspresi yang tidak berubah, masih seperti biasa. "Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud, Tiara. Aku ke sini hanya ingin mengantarkan ini padamu," dia mengangkat paper bag di tangannya, "aku tidak mau kamu bosan karena berada di sini terus sepanjang siang dan malam, jadi aku mengantarkan buku yang bisa membuatmu terhibur. Itu saja. Aku juga tidak berniat berlama-lama di sini, dan aku berjanji akan segera pergi setelah kamu menerima pemberianku."

Aku menggelengkan kepala, merasa frustrasi melihat sifat keras kepala pria satu ini. "Senja, tolong dengarkan aku. Sekarang ini aku tidak sedang dalam posisi yang tepat untuk menerima perhatianmu. Harus berapa kali aku katakan, aku ini masih istri orang, dan aku tidak ingin menjadi seperti mereka dengan membiarkanmu terus mendekat dan memberiku perhatian. Aku harap kamu mengerti maksudku."

Senja menatapku lekat. "Tiara, aku jelas mengerti apa maksudmu, tapi aku melakukan semua ini bukan untuk mengajakmu berselingkuh. Aku hanya ingin menunjukkan rasa cintaku padamu. Itu saja, tidak lebih."

Yaa Tuhan... Senja ini benar-benar keras kepala. sekarang aku bingung bagaimana harus menghadapinya.

"Dan jika alasanmu mendorongku menjauh karena statusmu, aku akan memberimu jalan keluar. Aku akan membayar pengacara untuk mengurus perceraian kalian di pengadilan. Kamu di sini tinggal terima beres saja," katanya, aku langsung menatapnya tajam.

1
Cikhy Cikitha
Nah kan, nah kan🤣🤣 apa aku bilang😂
Cikhy Cikitha
jangan sok jual mahal😂
Cikhy Cikitha
sweeeeet🥰
Cikhy Cikitha
pendek amat😅
Cikhy Cikitha
lanjuuuuuuuuuuuuuuut
Cikhy Cikitha
Hahaha gemes banget kamu Rey1😘🥰
Cikhy Cikitha
wah wah wah😄😄 Reyhan kalo gak curiga pasti punya niat buat jodohin Senja sama Tiara😄😄
Cikhy Cikitha
lah, bukannya kalo koit malah bagus karna gak perlu capek2 buat ngurus surat cerai🤣🤣
Cikhy Cikitha
sebenarnya Tiara ini juga suka Senja tapi masih denial
Cikhy Cikitha
hahaha bisa dicopas🤣🤣
Cikhy Cikitha
hati2 Tiara... entar juga kangen loh kalo Senja tiba2 gak muncul/Drool/
Cikhy Cikitha
Udah Tiara, langsung acc saja permintaan babang Senja.. udah ngebet dia tuh kasihan
Cikhy Cikitha
kayaknya Tiara sudah mulai ada rasa, tapi dia belum sadar/Chuckle/
Cikhy Cikitha
gas teroos bang/Drool/ tapi jangan lupa pake rem/Chuckle/
Cikhy Cikitha
waow/Drool/
Cikhy Cikitha
greget juga dari sudut pandang Senja😒😮‍💨
Cikhy Cikitha
aku reflek nyanyi "ku tunggu jandamu"🤣🤣
Cikhy Cikitha
ngarreeep teroos🤣🤣
Cikhy Cikitha
banyak banget yang kayak gini, paru-parunya bermasalah gara-gara jadi perokok pasif🤦‍♀️
Cikhy Cikitha
gumuzh🤣🤣🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!