NovelToon NovelToon
AWAN MERAH

AWAN MERAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:24
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.

Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."

Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."

Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A M BAB 24 - murka.

Ketika memasuki kelas dan tidak mendapati keberadaan gadis yang dicari, Sinan langsung panik. Berjalan dengan langkah panjang sembari menanyai tentang si gadis pada murid-murid di sekitar. 

Berkeliling kesana-kemari, ia tetap tidak menemukan si gadis. Dan tepat ketika pemuda tampan tersebut ingin memperluas area pencarian, ujaran dari seorang murid berponi lantas membuat langkahnya terhenti. Berdiri menjulang menatap gadis dengan kamera ditangannya itu.

"Ruang ganti. Tadinya dirooftop." Kata Kim. Sempat mengangkat kamera untuk mengambil potret pemuda itu. Sebelum berkata lagi. "Ada Bianca."

Melesat. Sinan berjalan cepat lalu menyambar masuk ketika barusaja sampai, langsung mengetatkan rahang ketika melihat pemandangan apa yang menyambutnya disana.

"Hoho~ kita kedatangan tamu tak diundang." Sambut Max sembari bersiul. Menyeringai.

Ditengah-tengah ruangan, terdapat tiga orang gadis yang berdiri membulat. Mengurung Dinya yang sudah dalam keadaan kacau.

"Cewe gue.. cewe gue kalian apain." Mengeram dengan gigi terkantup, lantas mengambil langkah.

Tap..

Tap..

Berat rasanya. Sakit di dada membuat langkah tersebut bak melambat, seolah berjalan di atas bara. Sinan sudah tidak memiliki pikiran apa-apa lagi, yang ada di benaknya hanya rasa bersalah dan penyesalan pada diri sendiri.

"S-sinan.." Valerie terbata. Melotot kaku menatap seseorang yang melangkah mendekat. Menangkap sinyal bahaya hingga mudur secara tidak sadar. "G-gu.. k-kita.."

Tapi nampaknya dari sudut pandang yang lain situasi jauh berbeda. Sinan begitu mengerikan di mata mereka. Aura gelap yang pemuda itu pancarkan dan bagaimana sepasang netra tajam tersebut memerah, menciptakan sensasi merinding bagi siapa saja yang berada di sana.

"Gue salah apa.. kenapa kalian segitunya ke dia." Bergumam. Hingga langkah itu terhenti, menunduk untuk memeluk si gadis yang hanya menampilkan raut datar. Yang dipeluk bisa merasakan tubuh pemuda itu bergetar. Berbisik lirih pada Dinya. "Maaf.."

Mengherankan perlakuan jahat orang-orang itu. Mengapa mereka sampai sebegitunya. Mengapa mereka tega melakukan ini. Setelah dulu juga terus-menerus mengganggu, apa meraka belum puas.

"Aman." Dinya hanya menyahut.

Yang itu sama sekali tidak membuat Sinan merasa lebih baik, malah sesuatu yang besar semakin berkecamuk di dada pemuda itu. Melepaskan baju seragam dan memasangnya pada Dinya. Lantas membiarkan si gadis berdiri.

"Maaf.." ulangnya lagi. Mengecup dalam pucuk kepala si gadis sebelum melepas pelukan pelukan mereka. Sempat tersenyum dan berkata. "I love you. Tungguin didepan."

Dinya hanya mengangguk. Masih mempertahankan raut datar sebelum merajut langkah untuk keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan mereka.

Ketiga gadis disana merinding saat pintu ditutup. Melirik ke arah Max yang nampaknya sedang menelan ludah. Sebelum menggulirkan padangan lagi pada pemuda jangkung yang membisu.

"Salah gue dimana.. salah dia apa.. KALIAN SEBENARNYA PUNYA MASALAH APA??!! HAAHHHHHHH?!!!" Mengerang. Meledak tiba-tiba. Lantas menyorot keempat orang itu tajam. Penuh emosi dan luka. "LO! LO! LO! LO!! APA MASALAH KALIAN??!! SINTING KAH?!! GILA KAH?!! HILANG AKAL KAH??!!!!!"

"LO SEMUA PIKIR GUE GAK BISA MARAH??!!! BIANCA!! LO PIKIR GUE GAK BERANI MARAH?! HAAHHHHHHH??!!!" Menunjuk gadis yang sudah pucat penuh emosi. Gigi geraham Sinan beradu sembari ia melotot nyalang.

"G-gue.. gue minta maaf.." kata Lolita. Ketakutan setengah mati. Raut beringas yang Sinan tunjukan itu jelas akan menjadi mimpi buruknya. "G-gue cum-"

"CUMA APA LOLITA??!!" Terkekeh sebelum melanjutkan. Kekehan dingin yang membuat bulu kuduk siapa saja berdiri. "CUMA NGELUCUTIN SERAGAM CEWE GUE?!! CUMA MUKULIN CEWE GUE??!! CUMA NGEROYOK CEWE GUE YANG KECIL MUNGIL GAK BERDAYA ITU??!! ATAU APA?!"

Merajut langkah lebih dekat. Lantas berhenti tepat di depan tiga orang gadis tersebut. Berteriak pada wajah mereka sambil menunjuknya tanpa belas kasih. Kejam dan tak berperasaan.

"Oh.. ngepermaluin dianya belum cukup?? KURANG HAHH KURANGGG?!! SALAH DIA APA GUE TANYA??!!! APA SALAH CEWE GUE?!! APAAAAAAA??!!!! GILA!! JAWAB!! DIJAWAB JAGOA-"

Menangkap tangan Max yang ingin melayangkan pukulan dari belakang, Sinan lantas menghempas pemuda itu dan mendorongnya sampai terpojok pada lemari besi. Mengangkat tangan, mengerahkan seluruh tenaga.

BUGH! BUGHH!! BUGHHHH!!

Tes.. tes.. tes..

"Uhu-! Uhukk!! Nah gini. Jangan cuma berani ke cewe." Kata Max. Sebelum menghindar, membuat pukulan si pemuda yang tampaknya sudah kehilangan kewarasan itu meleset dan dirinya jadi punya kesempatan untuk membalikkan situasi. "Anak mami, pukulan lo gak bera-."

BUGHHHHHHHH!!

Langsung tumbang. Max terhuyung setelah Sinan menarik kepalanya dan menghantamkan dia pada lemari. Membuat pandangan pemuda yang terkenal sangar dan berandal itu berkunang sebelum gelap sepenuhnya. Pingsan secara menyedihkan.

"Jangan cuma berani ke cewe." Ulang Sinan datar. Terkekeh miris pada diri sendiri. Lalu melirik tiga gadis yang pucat. "Kendati lo disini. Nontonin cewe gue dikeroyok sama orang-orang gila itu. Orang yang gak punya belas kasih. Sok jagoan, liar. Minim akhlak."

"AHHHHHHHHHHH!! TOLONGGG!! TOLONG ADA YANG BERANTEM!!" Bianca tiba-tiba menjerit. Mungkin baru mendapatkan kesadaran setalah tadi tenggelam akan ketakutannya.

Tap..

Tap..

"Oh.." terkekeh. Menyorot ketiga gadis yang perlahan mundur sampai mereka terpojok itu bengis. "Bener. Lo emang selalu gini. HARUSNYA GAK ADA AMPUN YAN-"

"Woi sabar!" Kata Jack yang secara tiba-tiba sudah berada di belakang pemuda itu. Memeganginya. "Berhenti, atau gue gampar."

Yang dipegangi tak langsung tersadar. Masih menyorot tiga gadis tersebut penuh murka. Penuh dendam. Bahkan sampai ruangan penuh akan lautan manusia dan satpam juga para guru mulai berdatangan, pandangan Sinan tetap terkunci pada mereka. Bianca, Valerie, Lolita. Menegaskan bahwa urusan mereka belum selesai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!