"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Mengganti Keringat Dengan Keringat
"Kenapa? Ada yang lucu?" Tanya Jeff saat melihat Kirana terkekeh pelan.
"Eehh nggak kok."
"Kamu pesen aku nyari tempat duduk.."
"Baik tuan." Jawab Kirana, lalu pergi memesan. Berdempetan dengan pelanggan lain, sedangkan Jeff celingukan mencari bangku kosong untuk dia duduk bersama Kirana.
Cukup lama menunggu, akhirnya Kirana datang dengan membawa dua mangkuk bakso dengan kuah yang masih mengepul.
"Ini tuan.." Jeff menatap mangkuk bakso yang di bawa Kirana, pria itu menambahkan saos cabe juga kecap di bakso nya. Lalu memakan nya dengan lahap, memang udara cukup dingin malam ini, sebentar lagi pasti turun hujan, karena langit sudah mulai mendung.
Jeff berkeringat, bakso yang dia makan sangat pedas. Dari dulu, pria itu sangat menyukai makanan pedas, apapun makanan nya pasti harus ada sambal, maka jangan heran kalau Jeff bermulut pedas. Berbeda dengan Kirana yang kurang suka dengan makanan pedas, secukupnya saja untuk menambah rasa.
"Tuan keringetan.."
"Lap in." Pinta Jeff sambil mendekatkan wajahnya, Kirana mencabut beberapa lembar tissu dan mengelap keringat di dahi Jeff, membuat gadis-gadis tadi berteriak heboh karena iri melihat adegan di depan mereka yang memang membuat kaum jomblo baper parah.
"So sweet banget sih, jadi pengen punya pacar ya kan?"
"Sama.." Mereka menunjukan ekspresi lucu satu sama lain.
Jeff masih melanjutkan acara makan bakso nya dengan lahap, bakso adalah salah satu makanan favorit nya dari jaman kuliah dulu, juga makanan kesukaan sejuta umat, hampir semua orang menyukai makanan berbentuk bulat yang terbuat dari adonan daging dan tepung itu.
"Enak bakso nya, pesenin lagi satu porsi."
"Serius tuan?"
"Iya Kiran, kalau kau mau pesan lagi saja." Jeff mengangguk, Kirana menurut dan segera pergi memesan bakso kedua mereka.
"Sudah tuan, nanti di antar kesini katanya." Jeff hanya menjawab dengan anggukan kepala nya
"Kau pesan lagi?" Tanya Jeff membuat Kirana nyengir, karena dia juga kembali memesan bakso lagi.
"Iya tuan, tapi cuma bakso nya doang."
"Makan yang kenyang biar makin montok, kamu kelihatan sexy nanti." Cetus Jeff, membuat Kirana merona.
"Saya makan sesuai ukuran perut saya tuan."
"Tubuh mu sudah bagus, tapi akan lebih bagus lagi kalau itu nya tambah besar." Jeff menunjuk ke arah dada Kirana.
"Ini sudah cukup besar." Ketus Kirana, perempuan itu menyilangkan tangan nya di dada.
"Ngapain di tutup begitu? Aku sudah pernah melihat nya, bahkan semua yang ada di tubuh mu, juga merasakan nya." Bisik Jeff di akhir ucapan nya, membuat wajah Kirana bertambah merah.
"Hisss tuan, jangan mesum disini."
"Lalu dimana? Di rumah mu nanti?" Tanya Jeff dengan senyum jahil nya, membuat Kirana memutar mata nya jengah dengan tingkah Jeff yang menurut nya begitu menyebalkan sekarang.
Tak lama, abang tukang bakso itu datang mengantar dua mangkok bakso lagi.
"Makasih bang."
"Sama-sama Kiran, bagaimana keadaan ibu mu sekarang? Sudah lebih baik?" Tanya Abang tukang bakso itu yang ternyata suami tetangga Kirana yang waktu itu mengantarkan ibu nya ke rumah sakit.
"Ibu koma bang, setelah di operasi malah nge drop." Jawab Kirana lirih.
"Wahh, saya sama istri saya belum sempet jengukin lagi. Semoga cepat bangun dan sembuh ya, Kiran."
"Makasih doa nya bang, semoga aja ibu cepet sadar." Jawab Kirana sambil mengulas senyum kecil.
"Kamu kenal tukang bakso itu, Kiran?"
"Tetangga saya tuan, istri nya yang waktu itu nganterin ibu ke rumah sakit." Jawab Kirana mulai mengaduk bakso di mangkuk nya.
"Ohh begitu ya, pantesan."
Kedua nya pun kembali makan dengan lahap, hingga tak terasa 4 mangkok ludes beserta kuah nya. Jeff berdiri dan membayar bakso nya, sedari tadi jajanan yang di makan Kirana di bayar oleh Jeff.
"Tuan, saya bisa bayar sendiri."
"Selama bersama ku, kau tak perlu mengeluarkan uang." Jawab Jeff, membuat Kirana memilih diam saja dan membiarkan pria itu membayar nya.
Kirana mengusap lengan nya yang terasa dingin, udara nya semakin lama semakin dingin.
"Kenapa? Dingin?" Tanya Jeff.
"Eemm, Iya tuan.."
"Kita pulang ya, sementara pakai jas ku dulu." Jeff membuka jas nya dan membalutkan nya di tubuh Kirana. Jeff kembali menggenggam tangan Kirana dan menarik nya menjauhi kawasan pasar malam.
"Tuan, dingin.."
"Kamu gak tahan dingin ya? Ayo kita pulang, masih kuat jalan?"
"Masih Tuan." Jawab Kirana lirih.
"Wajah mu merah, Kirana. Kau alergi udara?" Kirana mengangguk, bisa di pastikan sebentar lagi dia akan gatal-gatal. Lalu, tanpa di duga Jeff langsung menggendong Kirana sambil berlari menuju mobil nya di parkir.
"Tuan saya masih bisa jalan sendiri, saya malu."
"Kesampingkan dulu rasa malu mu itu Kiran, kau punya obat nya di rumah?"
"Ada tuan," Jawab Kirana pelan, dia sibuk menyembunyikan wajah nya yang merona karena perbuatan Jeff.
"Haduh ini kunci mobil nya dimana ya?" Gerutu Jeffran sambil mencari kunci mobil yang entah dimana, dia lupa memasukan nya ke dalam saku yang mana. Seperti biasa, disaat sedang panik benda di depan mata pun bisa-bisa tak terlihat.
"Tuan.." Lirih Kirana, tubuh nya menggigil.
"Iya, sebentar Kiran. Sabarlah sedikit lagi."
"Kita jalan saja, Tuan. Aku udah gak kuat, lemes banget. Udah Deket kok."
"Deket beneran?"
"Iya Tuan, turunkan saya." Jeff pun menurunkan Kirana dari pangkuan nya.
Jeff mengekor di belakang Kirana, sesekali dia mengeluh karena perempuan itu berjalan terlalu cepat. Nafas nya ngos-ngosan karena lelah berjalan, biasa nya kan pria itu naik turun mobil sekarang jalan kaki yang jarak nya lumayan, dekat versi Kirana ternyata sangat jauh versi Jeff.
Kirana membuka pintu dengan kunci cadangan, lalu segera masuk dan pergi ke kamar nya, mengambil obat dan meminum nya.
"Huhh, untung saja belum terlambat." Gumam Kirana. Jeff masuk dan langsung merebah di lantai beralaskan karpet permadani.
"Tuan, jangan rebahan disitu."
"Saya capek Kiran, kau bohong. Katanya dekat, nyata nya jauh!" Gerutu Jeff dengan nafas nya yang tersengal, seperti sudah di kejar banteng.
"Maaf tuan."
"Sudah minum obat nya?" Tanya Jeff, setelah berhasil mengatur nafas nya.
"Sudah Tuan."
"Ambilkan aku minum, haus." Perintah Jeff, Kirana menurut dan mengambilkan segelas air putih untuk Jeff.
"Tak ada sirup atau minuman lain nya disini tuan, maaf hanya ada air putih."
"Gapapa." Jeff menerima gelas pemberian Kirana dan menenggak air itu hingga tandas.
"Kau sudah membuat aku berkeringat, kau harus menebus nya, Kiran!"
"H-ahh? Saya harus mengganti keringat Tuan, begitu?"
"Iya, ganti dengan keringat lagi."
"Maksudnya?" Tanya Kirana polos, sedangkan Jeff sudah tersenyum mesuum.
"Kegiatan apa yang bisa membuat keringat malam-malam?" Kirana menutup mulut nya, akhirnya dia mengerti maksud pria itu.
"Tuan.." Kirana memekik saat Jeff menggendong nya ke kamar.
......
🌻🌻🌻