NovelToon NovelToon
Kehidupanku Yang Berubah

Kehidupanku Yang Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: lijaloverrr

Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Happy Reading

####

Alicah sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, saat ini Pandu dan Alicah berada di dalam mobil yang mereka sewa. tidak mungkin Pandu membawa Alicah menggunakan sepeda motor. Pandu menyempatkan membeli makanan untuk istrinya. sepanjang perjalanan terjadi keheningan antara keduanya. Bahkan Alicah tidak menyentuh makanan yang dibeli suaminya. Pandu sangat merasa bersalah sudah membentak istrinya.

"Kamu beneran gak mau makan?" Alicah tak menjawab ia tetap fokus menatap keluar jendela.

"Saya minta maaf, tadi saya kelepasan," Pandu masih berbicara dengan lembut, "Atau kamu mau makan yang lain, mumpung kita masih disini?" Nihil, Alicah masih tidak membalas Pandu. Pandu menghembuskan Nafas lelah. Bagaimana cara membujuk Alicah yang sedang marah? ia melirih istrinya di sampingnya. Ia menghentikan mobil di pinggir jalan. Ia menghadap Alicah dan berkata. "Alicah coba lihat ke saya," tidak mendapat tanggapan, Pandu dengan Paksa membalik tubuh istrinya menghadap ke arahnya. Alicah menatap sinis lelaki itu.

Pandu membuka kota makanan ingin menyuapi Alicah, "Coba buka mulutnya,"

"Gue gak mau makan," Ketusnya.

"Kamu harus makan Alicah, nanti maag mu kambuh,"

"Biarin, sekalian aja biar gue mati,"

"Jaga omongan kamu," Nada suara Pandu mulai menaik. Setelah tersadar ia menghela napas lelah. Pandu menatap lelah Alicah yang sudah kembali menghadap jendela. Pandu berfikir keras cara agar Alicah makan, seketika ide muncul di otaknya.

"Kalau kamu mau makan, saya akan hubungi papah sama mamah, saya tau kamu sangat merindukan mereka." Seketika tatapan Alicah langsung mengarah padanya.

"Bagaiman?" Pandu mengangkat salah satu alisnya, menunggu jawaban Alicah yang terlihat sedang menimang. beberapa saat berpikir akhirnya Alicah setuju.

"Oke, gue bakal makan, tapi lo harus pegang janji lo buat hubungi Papah sama mamah,"

"Saya janji," Pandu akhirnya bisa tersenyum setelah Alicah mau makan juga.

"Mau saya suapi?" Tawar Pandu

"Gak, gue bisa sendiri," Alicah mulai menyuap makanan ke mulutnya, Pandu masih senantiasa menatap Istrinya yang sedang makan itu. ia akhirnya bisa bernafas lega. setelah beberapa saat, Alicah sudah menghabiskan makanan dan menangis janji Pandu.

"Sekarang hubungi Papah," Pandu tudak menjawab, ia mengambil handphone di saku celananya dan mulai menghubungi Danu. Di sering ketika panggilan sudah di jawab danu.

"Assalamu'alaikum pah,"

"Waalaikum salam, Pandu,"

"Papah sama Mamah apa kabar?" Pandu melirik Alicah yang sudah tidak sabar melepas rindu dengan orang tuanya.

"Alhamdulillah Papah sama mamah baik-baik aja,"

"Alicah pengen ngomong sama papah," Pandu memberikan Handphone nya pada Alicah.

"Halo Papah," ucap Alicah tak sabaran.

"Halo putrinya Papa, Bagaimana kabarmu di sana sayang?" terdengar suara danu yang menahan tangis.

"Alicah baik-baik aja disini, hikss... Alicah rindu sama Papa dan Mamah," Tangis Alicah akhirnya tumpa. Jujur saja ia sangat merindukan mereka.

"Papah sama Mamah rindu sama Alicah juga," Suara Serah danu yang menahan tangis, Ia juga sangat merindukan putri semata wayangnya itu.

"Alicah mau sama kalian, gak mau disini hikss," Pandu manatap Alicah yang menangis, ia tidak mengatakan apapun karena ia tau istrinya sangat merindukan kedua orang tuanya.

"Papah kapan jemput Alicah?" Tangis Alicah mulai mereda. Mereka menghabiskan waktu yang cukup lama melepas rindu. Alicah banyak mengadukan kejadian-kejadian selama ia di desa suka sari, ia merengek seperti anak kecil dan hal itu membuat senyum Pandu terbit di bibirnya.

######

Dua hari sudah berlalu sejak Alicah bertukar kabar dengan orang tuanya, Hari ini terlihat Alicah ikut bersama Pandu ke tempat kerja tidak lain yaitu ke sawah. Kali ini Alicah memakai pakaian lengan panjang dan celananya panjang juga. Sebenarnya Alicah belum memaafkan Pandu yang membentaknya waktu itu, tapi apa boleh buat ia hanya bisa bergantung pada pria itu saat ini.

"Pandu gimana nanti kalau gue bosan disana," Rengek Alicah kesal. Ia sudah menolak untuk ikut tapi Pandu tetap memaksa Alicah harus ikut jika tidak mau di gosipin ibu-ibu yang sedang berkumpul di rumah. Simbok kedatang teman-temannya yang terkenal suka membicarakan keburukan orang lain.

"Kamu harus ikut, Emang kamu tahan nanti digibahin disana?"

"Gue bisa pergi ke rumah Siska,"

"Siska gak ada dirumah, semalam ia pergi sama bibi,"

"isss, kesal banget," Alicah mencak-mencak sendiri mengikuti langkah Pandu, ia membawa rantang makanan untuk keduanya nanti, sedangkan Pandu membawa peralatan yang ia butuhkan saat bekerja nanti dan kebutuhan istrinya disana. Mereka telah sampai di sawah, Pandu menyuruh Alicah duduk di pondok yang sudah dilapisi tikar,ia meletakkan semuan bawaan, sedangkan ia akan memulai pekerjaannya.

"Ini cemilan kamu, kalau nanti lapar," Alicah membalas Anggukan malas.

"Saya bekerja dulu," Pamitnya.

Alicah memperhatikan Pandu yang pokus pada pekerjaanya. Alicah merasa Pandu sangat bertanggung jawab atas dirinya. ia tau penghasilan pria itu tidak banyak. tetapi Ia tidak pernah menolak keinginan Alicah selama ini. "Apa gue beruntung ya punya suami kaya dia?" Gumam Alica. detik kemudian ia menggeleng kepala merutuki pemikiran bodohnya.

Merasa bosan ia memilih memainkan game di handphone nya sambil mengemil biskuit. Pandu melirik istrinya sebentar lalu pokus lagi bekerja.

####

DiRumah Pandu, terlihat segerombolan ibu-ibu sudah berkumpul di ruang tengah mereka duduk bersila di lantai yang dilapisi tikar, mereka terlihat asik membicarakan sesuatu. terhitung ada dua puluh ibu-ibu yang datang.

"Mbak, padahal aku dulu mikirnya Pandu bakalan nikah sama nari, eh malah milih nikah sama gadis kota," cibir ibu-ibu berbaju merah, ia memang terkena sombong dan suka pamer, sekrang aja ia memiliki gelang emas yang terlihat berkilau di tangannya yang sudah mengeriput.

"mau gimana lagi, Saya gak diberi tau sama Putra saya kalu ia sudah menikah," Simbok sebenarnya cukup malas membuat acara perkumpulan begini, tapi mau gimana lagi minggu ini simbok mendapat giliran berkumpul dirumahnya.

"Kalau saya punya Ana laki-laki, Pasti udah saya lamar tuh si Nari anak kepala desa," Ucap yang lain.

"Iya saya juga, nari itu udah cantik, lembut, sopan lagi sama kita yang tua-tua ini,"

"Saya dengar, Menantumu kecelakaan?" Tanya yang lain.

"Iya, dua hari yang lalu Menantuku kecelakaan sama Siska," Jawab simbok malas.

"Ehh, saya mau bilang Tolong ajarin dong menantumu makai pakain tertutup, masa tiap kali ia lewat di depan rumah, pakaiannya selalu terbuka kayak gitu," Grutu ibu baju merah. ia masih ingat suaminya begitu intens menatap Alicah minat. hal itu membuat ia dan suaminya berantam.

Simbok tidak mengatakan balasan apapun.

Bersambung......

Hi Readers, Terima Kasih Karena telah baca cerita ini, ini cerita perdana aku, jadi harap maklum ya,. Jangan lupa untuk Like komen Vote dan share.

Salam manis dari author. Lijaloverrr. *** 😊🥰🥰

1
Nur Halijah
seru banget
Kiran Kiran
Ceritanya seru banget, gimana kelanjutannya thor?
Daisuke Jigen
Susah tidur malam ini jadinya.
Jell_bobatea
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!