Khansa, seorang gadis kampung yang terlahir dari keluarga miskin, menjalin hubungan asmara dengan seorang pria dari keluarga kaya bernama Wandy...namun Khansa harus menelan pilihan pahit saat tau calom suaminya yang sudah beberapa tahun menjalin hubungan kandas..karena Wandy memilih menikah dengan wanita lain...Wandy dan keluarganya bersekongkol untuk membohongi Khansa dan keluarganya...Khansa merasa hancur dan memilih pergi menyendiri di tengah hutan....namun dalam kehancurannya diisi dengan kehadiran seseorang yang membalut lukanya dan mengubah hidup Khansa dari miskin menjadi orang terkaya di kampungnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mike Lovez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
"Loh, nak. Kalian ngapain disini.. Kamu dari mana nak tadi nggak ikut salat...??" tanya bu Tika saat mendapati Chana dan Khansa di belakang tenda...
"Maaf bu tadi aku bangun karena kebelet, terus aku duduk disini ternyata ketiduran...!!" kata Khansa berasal tidak mungkin ia berkata jujur jika dia baru pulang dari alam jin...nanti di kira ia gila..
"Yaudah sana masuk, solat dulu belum habis waktu...!!" Khansa masuk dan salat seperti biasa..
Setelah salat Khansa duduk bersama ibu dan kedua adiknya sambil ngobrol...
"Bu, kak ada yang mau aku sampaikan...!!" kata Chana tiba-tiba membuat bu Tika dan Khansa menoleh menatapnya begitu juga Arumi..
"Mau bicara apa..??" Tanya Khansa penuh selidiki..
"Aku mau minta ijin sama ibu dan kak ijinkan aku untuk pergi bekerja sebagai TKW di luar negeri...aku nggak tahan melihat keluarga kita selalu di kucilkan orang kak, bu...kita tinggal di tenda ini gelap-gelap gk ada penerangan sama sekali makan dan tidur juga seperti ini...dulu hidup kita susah karena ulah bapak, tapi sekarang bapak sudah meninggal mungkin dengan aku bekerja di luar negeri bisa mendapatkan uang banyak dan hidup kita berubah Arum juga bisa sekolah tidak masalah aku tidak lanjut sekolah kembar ku aja yang sekolah...!!" kata Chana membuat hati bu Tika dan Khansa merasa teriris-iris..
"Jangan dek...," kata Khansa tidak setujuh..
"Kenapa kak..??" tanya Chana yang merasa heran." kalau aku tidak pergi keluarga kita seperti ini terus keadaannya kak."
"Kakak bilang jangan ya jangan...yang harusnya bertanggung jawab atas kehidupan kalian dan ibu adalah kakak sebagai kakak tertua...kamu dan Arumi harus sekolah biar kakak yang bekerja...ada yang mau kakak lakukan.." kata Khansa tegas..
"Kalau kita nggak kerja kita mau makan apa dan kita tinggal di tenda ini sampai kapan kakak, lihat kehidupan kita para warga juga tidak menerima lagi kita untuk bekerja di ladang mereka...kita selalu di kucilkan di rendahkan oleh orang kampung ini aku merasa lelah hidup begini kak.." ucap Arumi kesal..namun Khansa terlihat santai dan tersenyum menatap wajah ibu dan kedua adiknya...
Ia mengisyaratkan bahwa tenang saja sebentar lagi hidup kita akan berubah...dan tak seorang pun yang mampu merendahkan kita begitulah kira-kira.
"Percaya sebentar lagi hidup kita akan bahagia tanpa harus pergi bekerja keluar negeri...aku ada sesuatu untuk kalian bentar...!!" Khansa membuka tas kecil yang sudah usang dan keluarkan sebuah benda warna kuning keemasan dari dalam benda itu...Bu Tika dan kedua putrinya terkejut melihat benda berbentuk pelat selebar tiga jari lumayan besar...
"Apa itu kakak ? Kok kayak emas..!!" tanya Chana matanya membulat sempurna...
"Astaga nak, itu bukannya emas, dari mana kamu mendapatkannya...??" tanya bu Tika yang penasaran..
"Ibu tidak perlu tahu aku dapat dari mana, yang jelas aku tidak mencuri milik orang bu...sebenarnya benda ini sudah sejak kemarin ada didalam tasku, aku temukan di belakang sana saat hendak mau ke hutan..." ucap Khansa berasal padahal Kara yang memberikan emas itu kepadanya..dan Khansa juga tidak tahu jika emas itu diberikan oleh Kara, karena Kara tidak memberitahunya..
Mana coba ibu lihat...!!" bu Tika mengambil benda mirip emas batangan itu dan memperhatikan...
"Mirip sekali dengan emas...tapi bisa jadi bukan emas.."
Chana dan Arumi mengambil emas itu dan memperhatikan silauan emas tersebut..
"Kalau dilihat sepertinya ini asli emas bu, kak tapi siapa yang membuang emas di belakang rumah kita bu, mustahil bukan selama ini kita hidup disini nggak pernah tuh ketemu emas..."
"Entahlah, kalau memang benar itu emas anggap aja itu rezeki kita dari Allah..."
"Kalau ibu dengar dari cerita nenek moyang orang tua dulu kenapa hutan belakang rumah kita ini di jadikan hutan terlarang karena konon katanya dulu hutan ini adalah tambang emas...dan karena keserakahan manusia yang tinggal di kampung ini membuat nenek moyang kita lakukan perjanjian dengan bangsa jin agar kampung ini tidak di musnakan...!! Karena penunggu hutan sangat marah kepada manusia yang selalu bersekutu dengan jin akhirnya makan banyak korban jiwa karena di jadikan tumbal.."
"Astagfirullah kak, kembalikan saja, jangan sampai kita yang akan jadi tumbal..." ucap Chana yang merasa takut..
"Nggak mungkin dek, kakak dapat nemu, itu artinya diberikan kepada kak jadi jangan pikirkan itu..."
"Kalau begitu coba jual kak biar kita tahu benar emas asli atau bukan takutnya titanium pula hahaha..."
"Iya rencana nanti kak sama ibu mau ke tokoh emas di pasar, semoga aja ini benaran emas asli...!!" ucap Khansa...
"Yuk bu kita ke pasar sekarang, jam segini aku rasa toko emas sudah buka...!!" ucap Khansa..
Pagi itu juga ibu dan anak itu berangkat ke pasar dengan Khansa boncengan bu Tika dengan motor butut milik pak Asraf, motor itu juga pemberian orang...butuh waktu satu jam untuk sampai di pasar...mereka tidak peduli saat orang lain menertawakan mereka...
"Eh si miskin lewat tumben pagi-pagi mereka pergi, mau kemana mereka...!!"
"Palingan pergi mengemis di jalan, kalau bukan mengemis bagaimana mereka bisa hidup..."
"Hussst... tidak boleh begitu bu Isma biar bagaimana pun bu Tika itu tetangga kita...!!" kata bu Hilda..
Masih pagi Khansa harus mendengar hinaan dari para tetangga manusia-manusia yang tidak punya hati nurani senang melihat tetangganya susah dan mengalami kesedihan...
Letih dan lelah yang dirasakan Khansa, tapi pada akhirnya mereka sampai juga di pasar paling besar yang ada di kota..
"Bu aku capek, soalnya motor sudah tua dan harus engkol setirnya juga berat.." ucap Khansa sambil ngelap keringatnya.
"Ini minum dulu nak...kamu terlihat sangat lelah...!!" bu Tika menyodorkan air minum yang dibawa dari rumah..
Khansa langsung menerima air minum itu dan minum berapa tekukan...
"Bu, semoga ini benaran emas asli ya aku takut bukan emas aslinya..."
"Semoga Allah masih memberikan kita rejeki nak..."
Setelah merasa cukup istirahat ibu dan anak itu mulai keliling pasar mencari toko emas...tak mau cape nyari akhirnya Khansa bertanya pada salah satu pedagang di pasar.
Setelah di beritahukan dan cukup lama mencari akhirnya di temukan, Khansa langsung menawarkan emasnya selebar tiga jari tangan san lumayan berat kepada pelayan toko.
"Mbak maaf saya mau cek ini apa benaran emas asli atau bukan...!!" kata Khansa sembari mengeluarkan emas dari dalam tas kecil dan menunjukkan kepada pelayan toko tersebut..
"Boleh saya lihat mbak, sebentar ya mbak kami harus mengeceknya terlebih dahulu...tapi kalau aku lihat sepertinya ini emas murni tua asli sih ini...!!" kata pelayan yakin.
Khansa mengiyakan dalam hati berharap jika emas tersebut adalah emas asli karena di rumah ada kedua adik kembarnya sedang menunggu dalam keadaan lapar...Khansa menaruh harapan besar pada benda itu..
"Ya Allah semoga benar itu emas asli tapi dari mana emas ini ya...apakah dari Kara tapi mana mungkin...!!" batin Khansa..
Setelah menunggu beberapa saat, pemilik toko pun keluar dengan senyum ramah...terlihat ia sangat bahagia..
"Maaf mbak, kalau boleh tau mbak dapat ini dari mana, emas murni, tua lagi. beratnya dua puluh empat gram bisa di lihat ya..." ucap pemilik toko memperlihatkan timbangan emas miliknya.." satu gram-nya satu juta itu artinya jumlah uang empat puluh juta..."
Khansa dan bu Tika syok mendengarnya, seumur hidup mereka belum pernah memengang uang sebanyak itu...uang sebanyak dua puluh empat
juta bagi mereka itu sangat banyak..
Kara benar-benar pria yang bertanggung jawab belum menikah saja ia sudah menunjukkan tanggung jawab nya..bagaimana Khansa nggak makin jatuh cinta dengan raja jin..
Bersambung...