Kimmy, mahasiswi semester 3 yang nekad bunuh diri akibat ibunya meninggal. sikap bodohnya ini membawanya masuk ke rumah sakit. di rumah sakit inilah, perjumpaan Kimmy dengan seorang dokter tampan bernama Nico.
Adalah Snowdrop yang, yang berwarna putih yang hanya tumbuh di musim dingin. berawal dari bunga itu, Kimmy sering bertemu dengan Dokter Kimmy. Seiring bergulirnya waktu, Kimmy jatuh cinta pada dokter tampan tersebut.
Di tengah perasaan cintanya pada Nico, sahabatnya Max mengungkapkan cinta pada dirinya. Kimmy kebingungan karena Max yang ia anggap sebagai sahabatnya sendiri. Bersamaan itu pula tanpa Max sadari, Jeslyn sahabat karibnya diam-diam juga memendap cinta pada Max.
Sementara itu Kimmy justru resah dengan perasaannya. sebab sikap Nico yang selalu perhatian dan baik hati, tidak juga dibarengi ungkapan cinta. hingga akhirrnya kenyataan pahit pun harus dia terima. dimana Nico menganggap Kimmy sebagai adik sendiri. Sebab Kimmy mirip dengan adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enjels, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
"Baiklah... Aku akan mencoba menjadi pengganti Merlyn" ucap Kimmy pelan. Nico tidak bisa mengendalikan perasaan bahagianya. Dengan segera dia memeluk Kimmy dengan sangat erat. Dengan segera ia memeluk Kimmy dengan erat. Tangannya pun tak berhenti untuk mengusap lembut Kimmy.
"Terimakasih Kimmy. aku benar-benar berterimakasih" gumam Nico di sela-sela pelukannya.
JIka ini satu-satunya cara agar aku bisa selalu dekat denganmu, aku akan menjadi adikmu Dokter Nic. Biarlah kutahan semua perasaanku padamu dan kau tak perlu tau banyak tentang perasaanku sebenernya, batin Kimmy diiringi tangisan.
Beberapa saat berlalu akhirnya pelukan itu terlepas. Nico menyuruh Kimmy berbaring sedikit gugup, Kimmy menuruti perintah Nico. Ia merasa nyaman saat Nico begitu memperhatikannya seperti saat ini.
"Dokter Nic, apa benar kau akan memberikan semua perhatianmu padaku?" Kimmy tiba-tiba bertanya seperti itu saat Nico memeriksa detak jantung dengan stetoskopnya.
"Iya... mulai sekarang jangan ragu untuk meminta bantuanku Kimmy. Dan aku ingin kau memanggilku dengan panggilan kakak. mengerti?"
Kimmy mengangguk pelan sambil menatap mata Nico yang masih sibuk memeriksa kondisinya. Perasaan Kimmy tak berubah sedikitpun saat melihat mata Nico.
Bagaimana caranya untuk bisa melupakan perasaanku terhadapmu Dokter Nic. Mengapa kau hanya bisa menganggapku sebagai adikmu? Apa kau tak bisa mencintaiku sedikit saja layaknya seorang laki-laki terhadap wanita yang dicintainya? Batin Kimmi dalam hatinya.
"Selesai. Sekarang kau harus makan dan minum obat"
Nico dengan sigap menyuapi Kimmy dengan bubur yang telah dibuatkan oleh ayah Kimmy. Perlahan gadis itu mulai memakan bubur yang Nico berikan oleh Nico. Kini ia merebahkan tubuhnya ditemani oleh Nico yang masih duduk disampingnya.
"Dokter Nic.. Terimakasih banyak" ucap Kimmy sebelum akhirnya terlelap karena pengaruh obat yang diminumnya.
Nico menyelimuti gadis itu sampai sebatas bahu dan mengusap rambut Kimmy dengan lembut.
"Terimakasih Kimmy, kau sudah membuat hidupku menjadi lengkap kembali. Aku akan selalu menjaga dan melindungimu mulai saat ini. i'm promise"
**************
Awal musim gugur di Irlandia. Dedaunan mulai berguguran dengan diiringi desauan angin yang sedikit dingin. Pepohonan mulai menguning dan siap untuk menggugurkan daunnya.
Ada yang berbeda dengan musim dingin kali ini. Kimmy merasa hatinya tidak menentu. ia gamamng dalam bersikap. Nico sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri, tetapi malah sebaliknya. Ia malah semakin mencintai Nico dan ingin memiliki pria tersebut.
"Kau terlihat sangat murung. Apa kau ada masalah lagi? tanya Jeslyn saat mereka bertemu di perpustakaan seperti biasa.
"Sakit.... sunggu sangat sakit" gumam Kimmy
'Sakit ? kau benar- benar sakit?" tanya Jeslyn tak mengerti
"Semuanya sudah berakhir. Aku dan Dokter Nic.. tak ada harapan" ucap Kimmy putus asa.
'Apa maksudmu Kimmy? Apa ada yang terjadi saat libur musim panas kemarin?" tanya Jeslyn.
"Selama ini Dokter Nic hanya menganggapku sebagai adiknya. Dan lebih parahnya, dia bahkan menginginkanku sebagai pengganti adiknya yang sudah meninggal. Ini sulit Jeslyn. Aku benar-benar bisa gila!" Keluh Kimmy
Jeslyn sedikit terkejut dengan penjelasan Kimmy. ia baru tau jika Nico hanya menganggap Kimmy sebagai adiknya. Dengan cepat Jeslyn merangkul bahu gadis itu untuk emmbuat Kimmy sedikit tenang.
"Kau tak boleh putus asa Kiimy. Bukankah masih banyak hal yang bisa kau lakukan untuk mendapatakan hati Dokter Nic? Aku yakin kau pasti bisa membuat perasaan Dokter Nic berubah", Hibur Jeslyn.
Seketika Kimmy memikirkan ucapan Jeslyn. Pikiran egois mulai merasuki hatinya. Entah apa yang akan dia lakukan tetapi gadis itu sudah membulatkan tekadnya untuk tetap melakukan berbagai cara demi mendapatkan seorang Nico.
********
Sore hari yang dingin dengan dedaunan yang berguguran. Kimmy berjalan diiringi daun-daun yang jatuh di atas kepalanya. Sesekali gadis itu merentangkan tangannya untuk merasakan henbusan angin yang sedikit dingin. Dedaunan yang menyangkut di rambutnya ia singkirkan dengan jari-jari nya yang kecil.
'Ini hari pertamaku mengunjungimu lagi Dokter Nic. Kuharap perasaanku akan berubah dan bisa menganggapmu sebagai seorang kakak" ucap Kimmy lirih.
Hari ini memang hari pertamanya mengunjungi Nico lagi setelah kejadian dirumahnya saat musim panas ia belum pernah bertemu lagi dengan dokter itu.
Nico hanya menghubungi Kimmy dengan menggunakan ponsel. Kimmy belum siap memulai hari baru nya dengan menjadi adik Nico. Namun ia pun sadar jika terus menjauh, hatinya akan semakin rindu pada dokter itu.
Kini gadis itu berdiri di depan pintu ruangan Nico. Ia mengetuk pintu ruangan Nico. Ia mengetuk beberapa kali namun tak ada jawaban dari dalam. Ia memutuskan untuk berkeliling rumah sakit agar menemukan dimana dokter itu berada.
"Sebenernya kau ada dimana Dokter Nic?" rutuk Kimmy kesal saat ia tak menemukan keadaan Nico dimanapun. Akhirnya setelah langkahnya lelah, ia mencoba berjalan ke arah kantin rumah sakit karena kehausan.
Tiba-tiba pandangan Kimmy merasa memanas saat melihat Nico duduk berhadapan dengan Devitadi sebuah meja kantin rumah sakit. Sesekali Nico tersenyum lembut pada Devita dan mengacak rambut gadis itu dengan lembut.
"Kenapa rasanya sesakit ini?' Gumam Kimmy oelan. ia tak mampu untuk melihat pemandangan itu lagi. Dengan cepat ia berlari menuju taman rumah sakit dimana ia biasanya mengungkapkan semua kegelisahan hatinya.
"Ibu aku merasa sangat sakit. Seandainya kau masih hidup pasti kau memberiku jalan untuk bisa keluar dari masalah seperti ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang ibu? Aku mencintainya, Sangat mencintainya. Tapi mengapa dia hanya menganggapku sebagai adiknya?" keluh Kimmy sambil menangis.
Pikiran egois kini mulai menyergapi Kimmy. Dengan cepat ia mengetikkan beberapa kata di ponselnyadan mengirim pesan itu pada nomor Nico.
Nico yang sedang berbincang dengan Devita puns egera membuka ponselnya saat nama Kimmy tertera di ponsel itu.
"Aku ada urusan sebentar Dev.. Nanti kita akan lanjutkan lagi perbincangan kita" Ucap Nico dan berangjak tergesa-gesa menuju taman rumah sakit. Devita merutuk kesal dan emngikuti Nico dari belakang. Gadi itu ingin tau siapa yang sebenarnya yang mengganggu kedekatannya dengan Nico.
"Kimmy?" sapa Nico yang begitu sampai di taman rumah sakit itu. Kimmy tersenyum hangat pada Nico.
"Lama tidak bertemu Dokter Nic/ Bagaimana kabarmu?" sapa Kimmy begitu Nico telah duduk disampingnya.
Kekecewaan sedikit menghinggapin perasaan Nico saat ini. Ia merasa kecewa karena Kimmy belum bisa memanggilnya dengan sebutan kakak.
"Kabarku sangat baik Kimmy. Maafkan aku, aku belum bisa mengajakmu berlibur ke suatu tempat yang indah. Pekerjaanku akhir-akhir ini sangat padat. lalu bagaimana dengan kabarmu?"
'Sebenernya kabarku tidak terlalu baik Dokter Nic. Aku merasa sedikit pusing' Ucap Kimmy pelan. Jauh dalam hatinya, ia sangat membenci ucapannya barusan karena penuh dengan kebohongan. Kimmy memang sengaja berbohong demi emmbuat perhatian Nico terpusat padanya. Pikirannya terkalahkan oleh rasa egois yang tak ingin melihat Nico bahagia bersama dengan Devita, gadis pilihannya.
"Benarkah..? Pasti kau sangat kelelahan dan kurang istirahat. Apa kau mau ke ruanganku? biakan aku memeriksa kondisimu" usul Nico.
"Ah tidak usah Dokter Nic. Aku baik-baik saja. dengan istirahat sedikit pun pasti langsung sembuh. lagipula aku kesini untuk melihat kabarmu saja karena kita sudah lama tidak bertemu". Jawab Kimmy
"Baiklah jika memang seperti itu. Biarkan aku mengantarmu pulang hari ini. Aku khawatir jika kau pulang sendirian".
Kimmy mengangguk untuk menyetujui perkataan Nico. Satu sisi dia bahagia karena Nico saat ini sangat peduli padanya. Tapi satu sisi Kimmy merasa bersalah karena telah mengganggu kedekatakan Devita dan Nico.
Nico menggenggam tangan Kimmy dengan erat sebelum akhirnya mereka sampai di tempat parkir rumah sakit. Devita melihat hal itu hanya bisa mengepalkan tangannya. Emosi pada gadis itu benar-benar telah sampai di ubun-ubun.
"jadi kau yang ingin mengacaukan hubunganku dengan Nico? Aku penasaran sampai kapan kau bisa menjalankan rencanamu itu gadis kecil. Lihat saja perhitunganku nanti.