"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Merajuk
Barisan para pria menjadi merinding tidak karuan setelah melihat banyak nya parakang atau palasik yang datang, sungguh tidak di sangka bahwa mereka sangat antusias mau datang karena hadiah yang Purnama tawarkan. Aksara dan Jeno masih ingat bagai mana rupa palasik yang pernah mencium, baru melihat saja sudah merinding tidak karuan di buat nya.
"Nomor dua dari sebelah kanan." bisik Jeno pada Aksara.
"Jangan sampai ya dia juga mencium ku kali ini." geram Aksara.
Pria tampan mengusap keringat di dahi nya karena sudah ketakutan duluan membayangkan bahwa akan di cium sebentar lagi, kalau saja bisa maka Aksara dan Jeno ingin lari tunggang langgang dari tempat ini akibat rasa takut pada congor nya para palasik yang datang.
"Aku tidak sanggup rasa nya, Aksara!" Sam sudah ingin kabur sejak tadi.
"Lalu memang nya kau mau apa bila tidak sanggup?" Aksara bertanya pelan.
"Kabur lah bila kau ingin di masukan penjara bawah tanah, aku masih di lema ini." Jeno memang bimbang.
"Yang jadi pertimbangan itu karena kita mau menolong orang." ucap Aksara.
Jeno mengangguk karena dia memang di sini mau menolong orang orang yang sedang hamil, sudah dua nyawa melayang gata gara perbuatan setan yang belum di ketahui jenis nya apa. berharap memang salah satu parakang pelaku nya, agar tidak ada sesi begini lagi.
"Jangan bayangkan wajah mereka, kita pikirkan saja bagai mana wajah wajah yang tidak berdosa sedang mengharapkan pertolongan." bisik Bagas.
"Masalah nya sekarang ini kita yang butuh pertolongan!" sengit Jalak.
"Apa sih kau kok emosian sekali?" Bagas menatap adik nya.
"Siapa yang tidak emosi, semua masih di gandeng dengan kekasih nya dan sekarang malah aku yang tidak punya pacar!" sengit Jalak.
Wuusssshh.
Wuussssh.
Bau amis karena jeroan yang tidak pada wadah nya langsung tercium dalam hidung, parakang yang datang sekitar enam puluhan dan ini berlebih dari yang di perkirakan. karena kata Purnama sekitar lima puluh orang, malah yang datang sekarang enam puluh dan masih saja sebagian yang datang.
"Aku tidak sanggup, demi Allah aku tidak sanggup lagi." Aksara ngeri.
"DENGARKAN AKU SEMUA NYA!"
Suara Purnama menggema dan seketika semua langsung diam karena ketua sudah membuka suara, siap untuk memberikan pengumuman yang sangat besar. barisan palasik menatap gemas karena para hadiah yang mau di cium sangat tampan, sial nya lagi mereka semua banyak yang melirik pada Aksara dan Zidan.
"Bagai mana cara kabur dari sini?" Zidan sudah tidak sanggup lagi.
"Ustad kok tidak ihklas mau membantu, bayangkan orang orang yang butuh bantuan itu loh!" sengit Aksara.
"Kau gaya mu seolah sangat ihklas saja, giliran begini malah kau bawa bawa gelar ustad ku!" Zidan emosi lama lama.
"DIAM!"
Bentakan yang sangat keras membuat jantung siapa pun jadi bergetar dan bahkan yang mati pun bisa hidup kembali karena sangking kaget nya, palasik dan juga semua member terdiam karena mereka takut sekali melihat Ratu ular sudah naik darah di hadapan mereka.
"Aku mengundang kalian semua kesini karena ingin kalian mengakui sebuah kejahatan!" tegas Purnama.
"Apa yang sudah terjadi, kenapa kami sampai di beri undangan secara terhormat." palasik bertanya heran.
"Jawab aku dengan jujur, siapa yang sudah membuat masalah dengan memakan janis di desa ku!" Purnama menatap mereka satu persatu.
"Memakan janin?" semua palasik saling tatap.
"Jangan sampai ada yang berbohong, kalau memang ingin bohong maka tempat kalian adalah kawah merapi." ancam Nilam.
"Sungguh kami tidak tau apa yang sedang kalian bicarakan." palasik juga bingung pada pertanyaan ini.
Purnama maju satu langkah mendekati mereka hingga semua palasik langsung terdiam ketakutan, semua menatap mata nya Purnama karena ini adalah puncak dari permasalahan nya. di lihat dengan jelas dan memang mereka semua tidak ada yang bohong, mereka semua berkata jujur.
"Bila bukan mereka lalu siapa?!" Maharani frustasi sekali.
"Kami semua sudah tidak pernah lagi memakan hal seperti itu, maka nya kami kaget karena tiba tiba di tuduh." jelas para palasik.
"Benar mereka bukan pelaku nya, Pur?" tanya Nana memastikan.
"Benar!" angguk Purnama di tengah rasa galau nya saat ini.
"Lalu siapa yang sudah membuat ulah?!" Maharani sungguh bingung.
"Para kuntilanak kadang kala juga memakan janin, bukan cuma kami saja yang bisa melakukan nya." sengit parakang.
"Kau tidak usah asal fitnah saja, kuntilanak sudah kami tanya!" bentak Maharani.
Parakang terdiam tidak berani lagi mau berkata apa apa, Maharani sudah frustasi karena tidak dapat berita tapi suami nya sudah mulai di ciumi oleh para parakang. Purnama saja tidak mau menoleh, karena sejak tadi dia tau suami nya banyak dapat ciuman.
...****************...
BYUUUR.
BYUUUUR.
Suara air dari dalam kamar mandi nya Purnama dan itu sudah dari setengah jam yang lalu, Zidan belum juga keluar dari dalam kamar mandi dan pasti sabun juga sudah habis di buat nya untuk menggosok pipi dan juga wajah lain.
"Sini pakai masker lagi kalau sudah mandi nya, kamu jangan lama lama mandi." Purnama berkata dari kamar.
Hening tidak ada sahutan dan tidak ada suara air yang di guyurkan juga, tak lama Zidan keluar hanya menggunakan handuk yang membelit pinggang. sisa air menetes membuat dia kian sexy saja di mata Purnama, tapi mau di dekati tidak mungkin bisa karena dia sedang naik darah.
"Pakai skincare atau masker ini biar pipi nya bersih." Purnama menarik tangan suami nya yang kekar.
"Jangan pegang pegang aku!" Zidan menolak.
"Asli merajuk ini dia." batin Purnama mulai bingung.
"Aku minta maaf ya sama kamu, bukan nya aku tidak cinta sehingga rela saja kamu di cium. tapi ini demi menolong orang banyak, sayang." bujuk Purnama.
Yang di ajak bicara cuma diam saja tidak mau menjawab karena saat ini sudah pasti emosi besar, Purnama ngeri juga kalau Zidan sudah mode merajuk. tidak ada pilihan lain sekarang, maka tangan Purnama pun bergerak membuka pakaian nya sendiri agar bisa luluh.
"Maafkan aku ya, lain kali tidak akan lagi aku begitu." Purnama berdiri di depan Zidan yang duduk di ranjang.
"Ah!" Zidan sempat syok namun kembali merajuk.
"Merajuk nya jangan lama lama dong, demi allah aku terpaksa ini." Purnama mengusap wajah suami nya.
Asli kalau sudah begini maka dapat di pastikan bahwa Zidan sudah tidak kuat lagi, iman nya runtuh seketika dan yang terjadi jelas adu gabrut yang sangat hot. Purnama tersenyum karena yang merajuk sudah bisa luluh, sesekali tangan nya mengusap pipi Zidan yang di sosor banyak palasik.
Selamat pagi dan jangan lupa like dan comen nya ya guys, terima kasih dan nanti lanjut lagi kalau yang sebelah udah kelar.