"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.
"Papa masih hidup, Nak."
"Papa tinggal di mana, Ma?"
"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.
"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.
Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.
Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.
Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.
Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Tentang Hana ?
"Hei, kamu mau ke mana?" tanya Rama setengah berteriak memanggil Mia yang hendak pergi meninggalkan TKP.
"Mau kerja lah! Memangnya kau mau bayarin hidupku!" ketus Mia.
Rama berusaha mempercepat langkahnya untuk mengejar Mia.
"Kamu pasti teman dekat Kirana,"
"Kalau iya memangnya kenapa? Mau kenalan sama aku? Basi tau!" sungut Mia yang masih kesal pada Rama karena mencekal lengannya sehingga Aldo berhasil membawa Kirana pergi.
"Aku-Rama. Namamu siapa?"
"Atun!" jawab Mia ketus.
"Hah, siapa?"
"Telingamu kalau eror mending sono berobat ke dokter biar produktif lagi!" desis Mia.
"Masa orang kota namanya-Atun?" gumam Rama.
"Oalah tibakne kupinge ora eror. Buktine dekne krungu aku nyebut jenengku-Atun. Dasar lanangan doyan modus pura-pura bu_deg!" omel Mia.
("Oalah sebenarnya telinganya gak eror. Buktinya dia dengar aku bilang kalau namaku-Atun. Dasar cowok hobi modus pura-pura tuli!" omel Mia.)*
"Kamu bilang apa tadi?"
"Yang mana?"
"Barusan yang kalimat panjang lebar itu artinya apa?" tanya Rama seraya tangannya menggaruk rambutnya yang sebenarnya tidak gatal. "Maaf, aku bukan orang sini. Jadi, aku enggak seberapa paham bahasa di kota ini. Aku bisanya bahasa Indonesia sama bahasa Inggris saja," imbuhnya.
"Arti kalimatku tadi itu-kamu playboy!" jawab Mia asal ceplos. Sengaja ngerjain Rama.
"Hah, masa sih kalimat sepanjang itu artinya kok pendek banget?" sahut Rama tampak meragu dan tak percaya dengan ucapan Mia barusan.
"Kalau gak percaya, buka aja kamus Mbah G0rgon di internet!"
Tiba-tiba obrolan dan langkah mereka terhenti akibat seruan dari seseorang.
"Mia !!" teriaknya memanggil.
Sontak Mia dan Rama menoleh ke arah belakang tubuh mereka. Ternyata salah seorang rekan kerja Mia yang tengah memanggil.
"Ada apa?" tanya Mia to the point.
"Bos panggil kamu,"
"Kenapa?"
"Mungkin karena bos udah denger kalau teman barumu itu si Kirana bikin gaduh di room 69. Semoga saja kamu gak ikut kena getahnya,"
"Oke. Makasih infonya,"
"Ya sudah, aku balik dulu. Ada tamu yang nunggu aku,"
"Hem,"
Rama sejak tadi diam sembari mendengarkan percakapan antara Mia dengan teman sesama pegawai karaoke di sana.
"Tadi bilangnya namamu-Atun. Barusan temanmu panggil namamu-Mia. Kenapa harus bohong?" pancing Rama setelah rekan Mia tadi pergi.
"Siapa yang bilang kalau aku bohong?" sungut Mia tak terima atas tuduhan Rama barusan.
"Lah yang barusan,"
"Namaku-Ismiatun. Di desa aku biasa dipanggil Atun. Saat aku kerja di kota, bos bilang nama Mia lebih keren dan gak kelihatan kampungan. Terus, apa aku salah jawab pertanyaanmu tadi kalau namaku Atun?"
"Oh begitu. Ya aku kan enggak tahu nama lengkap mu," ujar Rama. Mia memutar bola matanya jengah.
"Kamu ngapain ikutin aku?" cecar Mia seraya pandangannya memicing tajam ke arah Rama yang sejak tadi pria itu mirip seorang anak yang sedang nginti_lin ibunya ke mana pun pergi.
"Aku mau nemenin kamu temui bosmu buat jelasin semuanya,"
"Aku tak butuh bantuanmu!" tolak Mia dengan ketus.
Rama tak marah melihat penolakan Mia tersebut. Ia justru semakin tertantang melihat keunikan dari diri Mia yang terlihat sangat berkarakter. Berbeda dari wanita yang selama ini dikenalnya.
"Pria yang membawa Kirana tadi namanya Aldo. Dia sahabatku sekaligus suami Kirana,"
Langkah kaki Mia otomatis terhenti mendengar ucapan Rama barusan. Sebab selama ini di kampungnya, Kirana mengaku sebagai janda. Namun keberadaan suaminya masih hidup atau mati, Mia tak tau.
Sebelumnya saat Mia sedang beradu mulut dengan Aldo ketika hendak membawa pergi Kirana, Mia spontan asal ceplos mengatakan bahwa Kirana adalah seorang janda yang ditinggal mati suaminya.
Mia melihat dari gestur tubuh dan mi_mik wajah Kirana menyiratkan bahwa ibu kandung dari Anin tersebut tak suka dengan keberadaan Aldo. Kirana seakan ingin menghindari Aldo. Alhasil sebagai teman yang baik, Mia berusaha membantu agar Kirana lepas dari Aldo.
Detik selanjutnya, Rama mengutarakan keinginannya untuk bertukar kata dengan Mia tentang Kirana dan Aldo. Mia pun paham.
Mia juga sebenarnya cukup penasaran dengan kehidupan rumah tangga Kirana. Bukan bermaksud kepo, tetapi ia suka sedih melihat Anin yang hidup tanpa kehadiran seorang ayah di sampingnya.
Lalu, Mia menjeda ucapan Rama.
"Aku selesaikan dulu pekerjaan hari ini. Apa kamu mau menunggu?"
"Oke, aku tunggu." Jawab Rama. Apa perlu bantuan ku untuk berbicara sama bosmu?" tawarnya sekali lagi.
"Tak perlu. Aku bisa atasi semuanya sendiri,"
"Baiklah," ucap Rama yang akhirnya tak memaksa Mia untuk menerima bantuan darinya.
☘️☘️
Beruntung bos tempat karaoke bukan orang yang rewel atau ko_lokan. Ia menerima penjelasan dari Mia dan menerima maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan Kirana di sana. Mia kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya di sana.
Sedangkan Rama memilih kembali bergabung ke ruangan di mana teman-temannya berada. Rama dan Mia sepakat akan bertemu secara empat mata setelah selesai jam kerja.
"Loh, kamu kok balik sendirian Ram? Aldo mana?" cecar salah seorang teman mereka yang melihat Rama masuk kembali, tapi Aldo tak ada bersamanya.
"Aldo udah pulang kayaknya setelah ditelepon bininya," jawab Rama terpaksa berbohong.
"Astaga, dia beneran suami-suami takut istri!"
"Memangnya Lu kagak," cibir Rama.
"Ya beda lah, Ram. Istriku bukan tipe yang menge_kang atau otoriter macam Hana. Buktinya sejak kita datang ke tempat ini, cuma Aldo yang ditelepon bini nya. Yang lain termasuk aku, enggak."
"Bini kalian berarti gak cinta banget. Haha..." ledek Rama seraya tertawa terbahak-bahak.
"Sueeek, Lu!"
"Yang dilakuin Hana ke Aldo masih wajar lah. Suami udah larut malam belum pulang juga, ya ditelepon sekalian diwawancarai." Ucap Rama.
"Terus ujungnya suami dipaksa pulang. Aldo kok nurut banget sama Hana. Apa Aldo kena pelet?"
"Dunia udah modern. Di luar sana, orang udah bisa menjela_jah ruang angkasa. Lu masih saja percaya sama yang begituan!" seru Rama.
"Kali aja, Ram. Aku cuma menebaknya saja,"
"Tebakanmu ngawurr !!"
"Ehm, ngomongin soal Hana. Aku sebenarnya mau ngasih tau Aldo sesuatu. Tapi, aku takut kalau yang ku bicarakan itu salah. Terus, Aldo marah ke gue. Jujur, aku gak mau pertemanan kita sampai terganggu."
"Tentang Hana?" sahut Rama yang mengerutkan dahinya.
"Iya,"
"Memangnya Hana kenapa?" tanya Rama yang mendadak didera penasaran.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Rating bintang lima yess.💋💋
*Yang nunggu adegan kelanjutan main badminton di ranjang apartemen, sabar ya. Mereka lagi tarik nafas dulu. Maklum lama gak adu mekanik, jadi lupa peta rute nya.😭
siapa ya yg fitnah kirana , kasian kirana yg sabar ya ki😭
kasian bgt bumil di dorong polisi ko gitu ya
astagfirullah, cmn bisa inhale exhale
Pen jambak Aldo boleh gak sih?? Tapi takut dimarahin pak Komandan...
Do, bnr² lu yee, suami gak bertanggung jawab!!! Pantes kmrn nangis sesunggukan, merasa berdosa yak... Tanggung Jawab!!! Kudu dibwt bahagia ntu si Kirana sama anak²nya sekarang!!!
lanjutkan.....
Hamil 1 ajah berat, apalagi ini hamil kembar dah gt gak ada support system... hebat kamu Kirana, mana cobaan datang bertubi² 👍👍👍 saLut
alasanya jelas karena dia merasa kecewa karena Kirana tidak lagi bisa digunakan sebagai boneka balas dendamnya pada Aldo