NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova 2

Benih Sang Cassanova 2

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Sharon tidak mengerti mengapa takdir hidupnya begitu rumit. Kekasihnya berselingkuh dengan seseorang yang sudah merenggut segalanya dari dirinya dan ibunya. Lalu ia pun harus bertemu dengan laki-laki kejam dan melewatkan malam panas dengannya. Malam panas yang akhirnya makin meluluhlantakkan kehidupannya.

"Ambil ini! Anggap ini sebagai pengganti untuk malam tadi dan jangan muncul lagi di hadapanku."

"Aku tidak membutuhkan uangmu, berengsekkk!"

Namun bagaimana bila akhirnya Sharon mengandung anak dari laki-laki yang ternyata seorang Cassanova tersebut?

Haruskah ia memberitahukannya pada laki-laki kejam tersebut atau menyembunyikannya?

Temukan jawabannya hanya di BENIH SANG CASSANOVA 2.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Bab 5. Terganggu oleh Bayangan

Sejak hari itu, hidup Leonardo Xavier Reynaldi tidak lagi sama.

Kantornya tetap sama mewahnya. Rapat-rapat tetap berjalan seperti biasa. Para investor tetap menunduk penuh hormat saat ia masuk ke ruang pertemuan, tapi ada sesuatu yang berubah dalam dirinya—sesuatu yang ia sendiri tidak bisa jelaskan.

Sosok Sharon terus menghantui pikirannya.

Bukan hanya wajahnya yang menampar ingatan, mata yang penuh luka, suara yang bergetar saat menyampaikan kabar kehamilan itu, atau caranya melangkah keluar dengan kepala tegak meski jelas hatinya hancur. Semua itu membekas dalam ingatan Leon.

“Anak ini milikmu.”

Kalimat itu terus terngiang di telinganya.

Awalnya Leon mengira rasa terusik itu hanya rasa bersalah sesaat. Tapi hari-hari berlalu, dan bukannya menghilang, bayangan Sharon justru semakin mengakar kuat dalam ingatannya.

Dan yang lebih membuatnya jengkel, hasratnya ... hilang.

Sesuatu yang tak pernah terjadi seumur hidupnya. Terlebih ia dicap sebagai seorang Cassanova. Sudah bisa dipastikan, kegiatan apa yang kerap ia lakukan, bukan. Apalagi kalau bukan bercinta dengan wanita-wanita cantik dan seksi.

Biasanya, jika ia merasa suntuk, ia akan menelepon salah satu dari wanita-wanita cantik yang selalu bersedia menemaninya semalaman dengan bermandikan peluh dan gairah, mulai dari model, sosialita, hingga aktris, dan bangun keesokan paginya dengan kepala jernih dan tubuh yang segar.

Tapi malam itu, saat seorang model Victoria Secret yang kebetulan sedang berada di Jakarta datang ke penthouse-nya, mengenakan lingerie hitam dan parfum mahal, Leon hanya duduk memandangi gelas wine-nya.

Wanita itu mendekat, mencium lehernya, tangannya mengelus dada Leon yang terbuka.

Tapi Leon justru mendorongnya pelan dan berkata, “Aku lelah."

Leon tampak tidak berminat sama sekali. Tak ada ketertarikan sedikit saja pada wanita seksi tersebut meskipun kini ia sudah melepaskan seluruh benang yang melapisi tubuhnya. Berlenggak lenggok di hadapannya dengan gerakan seduktif, berharap ia segera bereaksi hingga terciptalah malam panas penuh gairah.

Namun, tetap saja, Leon tak tertarik. Senjatanya tak bergeming, seakan mati suri.

Leon tidak bisa membohongi dirinya sendiri lagi. Ada sesuatu dalam diri Sharon yang mengganggunya lebih dari yang ia mau akui.

Ia tidak percaya cinta. Tidak pernah.

Tapi keteguhan dan keberanian wanita itu, keputusannya untuk berdiri melawan dirinya yang bisa saja menghancurkannya dalam sekali tekan membuat Leon merasa ... terguncang.

Sharon berbeda.

Ia bukan perempuan yang mendekatinya karena harta. Bahkan tidak sekalipun Sharon menyebut soal uang atau tanggung jawab hukum. Ia hanya ingin Leon tahu. Kemudian pergi. Bagaimana angin yang berhembus kemudian berlalu, menghilang, tanpa jejak.

Leon memijat pelipisnya.

Rasa penasaran semakin besar. Ia harus tahu lebih banyak tentang wanita itu.

Sharon. Siapa wanita itu sebenarnya?

...***...

Keesokan harinya, Leon tetap bekerja seperti biasa. Ia tetap bersikap profesional. Raut wajahnya yang datar, tak pernah berubah, membuat tak seorang pun bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan.

Hingga malam menjelang, bayangan Sharon semakin jelas dan nyata. Leon pun segera memanggil asisten pribadinya, Eric, laki-laki yang merupakan sahabat Leon sejak kecil yang juga sudah bersamanya sejak ia memimpin LXR Holdings.

"Ada apa lagi? Kau ingin wanita lagi? Sudah lima, Leon. Sudah lima wanita yang aku bawa malam ini, tapi semuanya berakhir kau usir seperti hama. Ada apa denganmu? Kau bertingkah laku aneh akhir-akhir ini," ujar Eric seraya mendudukkan bokongnya di sofa berhadapan dengan Leon sambil menyantap kacang kulit yang selalu ia bawa ke mana-mana.

Leon melirik tajam. "Siapa yang memintamu mencari wanita?"

"Lantas?" Bukankah bila Leon memanggilnya di malam hari, urusannya tak jauh dari "wanita".

“Cari tahu semua yang kau bisa tentang wanita bernama Sharon Patricia,” perintah Leon sambil menyerahkan hasil USG yang masih tersimpan dalam amplop.

Eric mengangguk. “Sharon? Siapa dia?” tanya Eric. Kebetulan beberapa waktu ini ia tidak mendampingi Leon karena ia ada tugas di luar kota yang memakan waktu cukup lama. Ia baru pulang seminggu ini jadi ia sama sekali tidak tahu tentang siapa itu Sharon.

“Dia ... wanita yang menghabiskan malam denganku hampir dua bulan yang lalu. Ia mengatakan bahwa dia mengandung anakku.”

Alis Eric terangkat. "Apa? Hamil anakmu? Lalu? Apa kau mengusirnya sama seperti para jalang yang biasa mengaku-ngaku hamil anakmu?"

Leon mengangguk.

"Memangnya kenapa kau tiba-tiba mencarinya? Tidak biasanya kau mencari lagi jalang yang mengaku hamil anakmu."

"Dia bukan jalang," sergah Leon membuat alis Eric berkerut. " ... karena akulah laki-laki pertama yang menyentuhnya."

"Seriously? Kau dapat ... perawan? You're so lucky," seru Eric kagum sebab selama ini, Leon tak pernah mendapatkan wanita yang masih virgin. Meskipun Leon tak pernah mempermasalahkan sebab yang ia butuhkan hanyalah pelampiasan, tetapi bila memang Leon berhasil mendapatkan seorang wanita yang masih terjaga kesuciannya, bukankah itu sebuah anugerah?

Leon menatap tajam. “Diamlah. Suaramu hanya membuat kepalaku semakin sakit," ucapnya. "Segera lakukan perintahku tadi secara halus. Jangan membuat keributan. Jangan biarkan dia tau kalau kita mengawasinya.”

“Baik, Bos," jawab Eric seraya terkekeh. Diam-diam, Eric pun penasaran dengan wanita yang berhasil membuat si manusia kulkas itu penasaran.

...***...

Dua hari kemudian, Eric kembali dengan laporan setebal lima belas halaman.

Leon membacanya dengan teliti.

Sharon Patricia. 26 tahun. Lulusan Universitas ternama di Indonesia, jurusan Komunikasi. Bekerja sebagai manajer PR di sebuah perusahaan fashion lokal bernama Elira Mode. Tinggal di apartemen kecil di daerah Kemang.

Ibunya, Maya, mantan guru SMA, saat ini menjalani terapi penyembuhan kanker stadium awal. Ayahnya telah meninggalkan mereka sejak Sharon berusia tujuh belas tahun, dikabarkan pergi bersama seorang wanita muda bernama Ivana. Wanita yang saat itu juga seusia Sharon.

Laporan itu lengkap. Termasuk foto-foto apartemen, tempat kerja, dan daftar beberapa teman kerja yang cukup dekat dengan Sharon.

Namun, ada satu hal yang mengejutkan Leon.

“Sharon telah mengundurkan diri dari pekerjaannya dua Minggu yang lalu dan mengosongkan apartemennya. Tidak ada yang tahu ke mana ia pergi,” kata Eric pelan. “Salah satu temannya menyebut bahwa Sharon ‘butuh waktu untuk menyendiri’, tapi tidak ada yang tahu lokasi pasti," lapor Eric.

Leon memutar kursinya, menatap jendela kantornya yang memperlihatkan pemandangan kota Jakarta dari ketinggian. Rasanya seperti seseorang membentangkan kabut di depan wajahnya. Ia tidak bisa melihat ke depan, karena bayangan masa lalu begitu tebal menutupi.

“Dia hilang,” gumamnya tak percaya atau lebih tepatnya terguncang.

“Ya. Seperti menghilang ditelan bumi. Tidak ada aktivitas di rekening banknya, tidak ada transaksi kartu kredit, tidak ada sinyal ponsel. Seperti ... disengaja.”

Leon tidak menjawab.

Sharon pergi karena tidak ingin dicari.

Tapi mengapa hal itu justru membuat Leon semakin terobsesi?

Bersambung

...***...

Pingin double up cuma yg mampir sepi. Yg like dan komen pun sedikit. 🤧

1
v_cupid
👍
Maria Ulfa Jimshoney
ᥲkᥙ ᑲᥲrᥙ ᑲᥲᥴᥲ mᥲrᥲ𝗍᥆ᥒ, ⍴ᥣᥱᥲsᥱ ȷᥲᥒgᥲᥒ ⍴іᥒძᥲһ 𝗍һ᥆r
LS
Seperti dugaanku, Leon hilang ingatan
v_cupid
akhirnya
Arini September
sy sangat menikmati cerita2 karya mu thor menarik tdk membosankan sedih klw hrus berhenti berkarya
v_cupid
ternyata ngintip nih.. 😁
v_cupid
go sharon💪
v_cupid
padahal bagus ceritanya
Bunga
knp kl patah hati harus mabuk? sex?
klise!!!
masih banyak hal lain yg bisa dilakukan selain mabuk dan sex
v_cupid
kok gak ada yg inisiatif hubungi eric...😁
Rizka Susanto
msh kesel sama nadin krn dlu smpet jahat sama sharon😌
Rizka Susanto
sonolah nyusul biar ketemu mantanmu🤣
Rizka Susanto
mereka cucu km kek... 🤭
Rizka Susanto
ya ampun dion... ternyata selama ini km mengurus keponakanmu😄
v_cupid
ya berusaha leon
v_cupid
jeng jeng.. uncle xlr
Lia Afriani
tegang bacax
Lia Afriani
hahahaaa meta meta sabar ya
Lia Afriani
tulisanx rapi,seneng bcax
Hamidah Midah
jngn" Ade nya s dion.ank nya emak leon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!