NovelToon NovelToon
Takdir Ke Dua

Takdir Ke Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Duar duar duar

Huhhhhhhhhh

suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.

malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.

"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu

"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun

jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.

akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?

simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memohon maaf sang Ibu (1)

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Jadi, ibu mendapatkan info itu dari teman ibu?"

"Tentu saja, bukan hal yang sulit untukku mendapatkan informasi itu."

Bulan nampak manggut-manggut, persetan ibunya dapat informasi dari mana. yang penting, informasi itulah yang membuat posisinya semakin kuat untuk menjadi The Next Nyonya Ardiansyah.

Saat keduanya sibuk merayakan kemenangan semu mereka, Bell Apartement mereka berbunyi hingga Susan reflek bangkit untuk membuka pintu.

Ting Ting Ting Ting

"Ya.... sebentar. jangan menekannya seperti itu! ini apartemen mahal, bisa bangkrut aku jika harus mengganti biaya perawatan pintu itu." Geram Susan menggerutu kesal sembari membuka pintu.

Deg

Saat pintu terbuka, Susan nampak terdiam terpaku. sesosok pria muda kini berdiri di hadapannya dengan senyum yang begitu menawan.

"Si.... siapa kau?"

"Hai perkenalkan Robbin." ucap pria muda itu sembari memindai tubuh Susan dari ujung kaki sampai ujung kepala

meskipun sudah berusia kepala empat, tubuh Susan masih nampak kencang dengan body yang aduhai sehingga membuat pria itu beberapa saat tak berkedip.

Susan lalu menggoyang kan telapak tangannya di depan pria yang mengaku bernama Robbin itu.

"Jangan menatapku seperti itu! Dan sedang apa kau di sini?"

Mendengar itu, Robbin seketika sadar dan mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. "Sebelumnya, saya minta maaf. Saya Robbin, teman Bulan. Apakah Bulan Ada?"

Susan lantas membalas jabatan tangan itu, lalu menjawab pertanyaaanya. "Oh, kau mencari putriku. Masuklah! Akan aku panggilkan."

"Tidak perlu, Bu." Celetuk Bulan yang Tiba-tiba muncul dari balik punggung Sang Ibu.

Susan reflek menoleh, lalu berkacak pinggang. "Oh baguslah kau di sini. Tak ku sangka kau berani mengundang seorang pria ke rumah ini. Ingat! Jangan sampai publik tau jika ada pria yang berani datang ke apartemen mu di saat seperti ini. Itu sangat berbahaya Bulan."

"Tenanglah Bu! Dia hanya temanku." Kilat Bulan meskipun ia mengakui jika apa yang di katakan sang ibu benar adanya.

Hanya saja, ia sendiri pun tidak tau jika Robbin akan datang ke apartemen nya. Terlebih, ia sama sekali tidak pernah memberi tahu alamatnya kepada pria itu. Apalagi, pria itu juga sudah lama menghilangkan sejak pertemuan terakir mereka di sebuah Club hingga berakhir dengan pertarungan di atas ranjang.

Melihat perdebatan di antara ibu dan anak itu membuat Robbin memutuskan angkat suara. "Maaf jika kedatangan ku mengganggu. Kalau begitu, aku akan datang kembali lain waktu." Sela Robbin hingga beranjak untuk pergi

Tapi kepergiannya di halangi oleh Bulan.

"Tidak Perlu. Kita bisa bicara sekarang! Dan Bu, tolong beri kami waktu untuk bicara berdua saja!" Potongnya sembari menatap sang Ibu

Dengan kesal, Susan melirik Robbin sebelum pergi masuk meninggalkan Putrinya bersama pria asing itu.

Setelah kepergian Ibunya. Bulan, lantas menarik tangan Robbin untuk menjauh dari unit apartemennya agar obrolan mereka tidak sampai terdengar oleh sang Ibu.

Sayangnya, tanpa sepengetahuan Bulan. Susan yang terlanjur penasaran dengan Robbin memutuskan untuk bersembunyi di balik pintu apartemen yang tak sepenuhnya tertutup hanya untuk mencuri dengar apa yang keduanya bicarakan.

Sementara itu, Bulan dan Robbin akhirnya memutuskan untuk berbicara setelah memastikan kondisi aman.

"Katakan padaku, apa tujuanmu datang ke sini?" Tanyanya sembari menatap Robbin hingga melipat kedua tangannya di depan dada seolah menunggu jawaban

"Wo-ho tenanglah manis!!" Jawab Robbin sembari mencolekk dagu Bulan yang semakin seksi menurutnya.

Tubuh Bulan yang semakin berisi membuatnya semakin rindu untuk bertarung di atas ranjang kembali dengannya.

Bulan reflek menepis tangan Robbin dengan sangat kasar.

"Jangan menyentuhku!" Pekiknya memperingati

"Ck, kenapa? Bahkan kita sudah pernah melakukan lebih dari ini."

Sutttttttttt

berdesis Bulan sembari menempelkan jarik telunjuknya pada bibirnya sendiri. Sementara matanya memindai seluruh sudut lorong apartemen itu dengan harapan tak ada satupun yang melihat keberadaan mereka di sana.

"Diam kau! Jangan sembarangan bicara di tempat ini." Tegurnya dengan kesal

"Kenapa? Apa karena pria itu? Dulu, Kau tidak mau semua orang tau tentang hubungan kita! Apakah karena pria itu juga?"

"Bulshit.... " Ucap Bulan dengan lantang. "Dengar ini baik-baik! Pergilah! Nanti aku akan menemuimu di apartemenmu!" Imbuh Bulan lagi dengan expresi gugup

"Ingat!! kau sudah janji, awas jika kau tidak datang. Aku tunggu jam 7 malam ini di apartemen ku! Jika kau tidak datang, maka jangan salahkan aku jika datang ke tempat ini lagi. "

Ancam Robbin dengan serius

"Ya... Pergilah!" Jawab Bulan sembari mendorong tubuh Robbin untuk beranjak dari tempat itu dengan hati yang was-was

Hingga pria itu benar-benar pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Setelah kepergian Robbin, Bulan dapat bernafas dengan lega. Sedangkan Susan justru semakin penasaran dengan apa yang keduanya bicarakan. "Sial, sebenernya apa yang mereka lakukan? Kenapa aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas?"

Gerutu Susan, sebab apa yang ia lakukan tak membuahkan hasil.

*******

Sedangkan di tempat lain, Nyonya Caterina tengah memuji pekerjaan anak buahnya yang sudah berhasil menghapus semua jejak digital yang membuat berita buruk tentang anaknya.

Bahkan, semua televisi saat ini tak ada lagi yang berani memberitakan Skandal tentang Putranya, hal itu di pengaruhi atas kekuasaan yang di miliki keluarganya di bidang bisnis maupun pemerintahan.

Plok Plok Plok

Suara tepuk tangan menggema di seluruh ruangan itu.

"Bagus kerja kalian sangat bagus.... "puji Nyonya Caterina, yang sangat puas atas hasil kerja anak buahnya

"Terimakasih Nyonya."

"Aku hanya memberikanmu tugas untuk membereskan semua vidio itu. tapi, lalian justru memberiku tontonan semenarik ini lewat CCTV itu." Ucap Caterina lagi-lagi memuji kerja anak buahnya

"ini tidak ada apa-apa nya di bandingkan dengan apa yang sudah Nyonya dan keluarga berikan kepada kami. bila perlu, dengan menekan satu tombol saja, hidup wanita itu bisa benar-benar tamat."

"Tahan dulu! aku masih ingin bersenang-senang dengannya. tidak asik jika hanya membuat karier artis murahan itu hancur. seharusnya, Susan pun harus mengalami hal yang sama." ucap Nyonya Caterina dengan tangan terkepal kuat

Sementara di lain tempat,

Sebuah mobil baru saja berhenti di depan sebuah rumah sederhana milik sang Ibu.

Dengan gugup, Arneta menarik nafasnya berkali-kali demi mengumpulkan keberaniannya.

"Nona, ayo turun! kita sudah campai." Ucap Mira setelah membuka pintu untuk Arneta

Arneta keluar dengan wajah tegang sembari meremas kedua tangannya. "aku gugup sekali, Mira." Ucapnya dengan suara bergetar

"Tenanglah Nona. saya yakin jika Ibu anda pasti menerima kedatangan anda. mau bagaimana pun, Anda adalah Putrinya, saya yakin jika selama ini, Beliau telah memaafkan anda!"

Mendengar itu, Arneta akhirnya menemukan keberanian nya. lalu, melangkah mendekati rumah itu.

Tok Tok Tok

Beberapa kali, Arneta mengetuk pintu rumah sederhana itu. namun, tak kunjung ada jawaban. hingga entah sudah ketukan yang ke berapa kali, barulah ada jawaban di sertai pintu yang terbuka secara tiba-tiba.

"Siapa?"

Deg

Setelah pintu terbuka dengan sempurna, dua orang yang saling berhadapan itu sama-sama membeku di tempatnya berdiri.

1
Diyah Pamungkas Sari
bru mau positif thking sm mak e bajigur, wealah tibane malah mkin bajing an!!! kabeh kabeh bajing an!!
Innara Maulida
rasakan kau cabutan uban,,,emng enak berani main api harus mau' terbakar...
Innara Maulida
kmu salah lawan,,kamu salah lawan,,wahay bulan setengah 🤣
Erchapram
Lanjut Thor, ceritanya bagus. 1 kopi untuk kamu
Erchapram
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!