NovelToon NovelToon
Aku Cinta Kamu, Dia, Dan Mereka

Aku Cinta Kamu, Dia, Dan Mereka

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi
Popularitas:231
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ibadurahman

Di sebuah sekolah yang lebih mirip medan pertarungan daripada tempat belajar, Nana Aoi—putri dari seorang ketua Yakuza—harus menghadapi kenyataan pahit. Cintanya kepada Yuki Kaze, seorang pria yang telah mengisi hatinya, berubah menjadi rasa sakit saat ingatan Yuki menghilang.

Demi mempertahankan Yuki di sisinya, Ayaka Ito, seorang gadis yang juga mencintainya, mengambil kesempatan atas amnesia Yuki. Ayaka bukan hanya sekadar rival cinta bagi Nana, tapi juga seseorang yang mendapat tugas dari ayah Nana sendiri untuk melindunginya. Dengan posisi yang sulit, Ayaka menikmati setiap momen bersama Yuki, sementara Nana harus menanggung luka di hatinya.

Di sisi lain, Yuna dan Yui tetap setia menemani Nana, memberikan dukungan di tengah keterpurukannya. Namun, keadaan semakin memburuk ketika Nana harus menghadapi duel brutal melawan Kexin Yue, pemimpin kelas dua. Kekalahan Nana dari Kexin membuatnya terluka parah, dan ia pun harus dirawat di rumah sakit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ibadurahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19.

Dalam hujan Yuna masih terus mengejar Nana, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah taman yang sunyi. Nana berhenti di bawah pohon sakura, tubuhnya masih bergetar karena amarah dan kesedihan.

Yuna duduk di sampingnya, menatap sahabatnya yang terlihat lebih rapuh dari sebelumnya.

"Gua bisa terima si jablay Ayaka semalam bersama Yuki, karena memang kesalahan gua," suara Nana bergetar. "Tapi kali ini,,, " Dia tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Air matanya jatuh.

Yuna langsung merangkul Nana erat, membiarkan dia menangis di pundaknya. Baru kali ini Yuna melihat Nana sehancur ini.

Setelah beberapa saat, Yuna akhirnya membuka suara. "Mau putusin dia?" tanyanya pelan.

Nana mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata, menatap Yuna. "Gua gak bisa." Suara itu begitu lirih. Karena biasanya seseorang yang tidak pernah jatuh cinta, ketika cinta itu datang, ia akan mencintainya dengan tulus, Nana adalah cewek yang tidak pernah memikirkan cinta sebelumnya, yang ada di kepalanya hanya pertarungan, namun ketika bertemu dengan Yuki, rasa cinta itu datang secara tiba-tiba. Namun saat ini hatinya terluka melihat cowok yang ia cintai berciuman dengan cewek lain, yang lebih parah cewek itu, orang yang di bencinya.

"Bukannya lu juga cinta sama dia? Apa lu gak cemburu?" Tanya Nana, menatap Yuna dengan wajah sedihnya.

Yuna menunduk, menggigit bibirnya. "Bodoh." Yuna tersenyum kecil meski matanya ikut berkaca-kaca. "Jika gua harus cemburu, justru gua lebih cemburu sama lu." Yuna menarik nafas panjang. "Tatapan Yuki ke lu selalu dalam." lanjut Yuna. "Bahkan di sekolah tadi, dia terus menatap lu."

"Tapi Yuki tetap mencium Ayaka," kata Nana lirih.

"Jujur, tadi gua ingin sekali menghajar si Ayaka," Yuna mengakui. "Tapi untuk apa? Mereka melakukannya secara sadar." Air mata Yuna akhirnya jatuh.

Nana mengepalkan tangannya, matanya menyala penuh kebencian. "Si brengsek Yuki harus dikasih pelajaran."

Yuna ingin sekali membela Yuki, namun apa yang ia lihat, seakan Yuki juga menikmati ciuman Ayaka. "Sebaiknya kita pulang, hujannya makin lebat. Kita tidak boleh sakit". Ahirnya mereka pulang ke kontrakannya.

**

Keesokan harinya. Saat Yuki tiba di sekolah, langkahnya terasa lebih berat dari biasanya. Matanya langsung tertuju ke koridor kelas 1B, tempat Nana dan Yuna biasa ngobrol setiap pagi. Dan benar saja, di sana Nana berdiri dengan ekspresi dingin. Yuki menunduk, merasa bersalah. Saat dia hendak melangkah menuju kelasnya.

"Gua tunggu lu di rooftop." Suara Nana terdengar dingin dan tajam. Tanpa menunggu jawaban, dia langsung berjalan pergi, diikuti Yuna.

Yuki mendongak, terdiam sejenak, lalu mengikuti mereka.

Dari kejauhan, Keisuke yang melihat mereka bertiga berjalan ke arah rooftop ikut penasaran. "Ada apa ini?" Tanpa pikir panjang, Keisuke dan Naoki juga berbalik arah dan mengikuti mereka.

Sesampainya di rooftop, Nana langsung berdiri di tengah.

Tak lama, Naoki dan Keisuke juga tiba, melihat Yuki dan Nana sudah saling berhadapan. "Mereka mau berantem?" bisik Keisuke.

Naoki mengangkat bahu. "Entahlah, kita lihat saja."

Nana menatap Yuki tajam. "Lawan gua." Suasana rooftop mendadak sunyi.

Yuki mengangkat kedua tangannya pelan, mencoba meredakan situasi. "Oi, oi, kita bisa bicarakan ini baik-baik," karna menurut Yuki, bertarung dengan Nana sesuatu yang mustahil, dia menyayanginya, tidak mungkin juga tega untuk melawan.

Namun Nana yang sejak kemarin menahan kemarahannya, ia tidak peduli dengan ucapan Yuki. Ia bergerak dengan cepat.

BUK!

Tinju keras Nana menghantam wajah Yuki!. Tubuh Yuki terpental ke belakang. Namun dia bangkit lagi, menyeka sudut bibirnya yang berdarah. "Oi Nana, gue mohon tolong hentikan, gue gak mau ngelawan elu".

Nana masih tidak mempedulikannya. Justru ia semakin marah mendengar ucapan Yuki yang seakan dia lebih kuat darinya. Dia berlari ke arah Yuki, mengayunkan tinjunya lagi.

Yuki berhasil menangkis beberapa serangan, tetapi dia tetap tidak melawan.

"Lawan gua, brengsek!" Teriakan Nana penuh emosi dan keamarahan.

Yuki mengerutkan kening. Awalnya dia tidak ingin melawan, Tapi dia berpikir sejenak, mungkin Hanya untuk menguji kemampuan ceweknya itu. Mata Yuki berubah tajam. "Baiklah. Jika itu yang lu mau."

Emosi Nana semakin meledak. Mendengar ucapan Yuki yang menerima tantangannya. Disini kita tau, Dimata cewek, sebagai lelaki pasti salah. Saat Yuki bilang tidak mau melawannya, Nana marah, sekarang Yuki mau melawannya malah tambah marah.

Nana menyerang dengan lebih cepat dan agresif. Namun kali ini, Yuki mulai membalas.

BUK!

Tinju Yuki mendarat lebih dulu. Nana terjatuh ke lantai, darah menetes dari sudut bibirnya.

Naoki, Keisuke, dan Yuna tidak percaya. Yuki benar-benar menanggapi Nana dengan serius. "Ini gawat, jika Nana sudah tidak bisa mengendalikan dirinya, Yuki bisa mati" ucap Yuna dalam hati.

Namun Nana malah tersenyum sinis. Dia menghapus darah di bibirnya, lalu kembali menyerang. Kali ini, dia melakukan gerakan tipu. hendak melayangkan tinjunya.

Yuki Sud membaca gerakannya dan siap menangkis. Namun, tinju itu tidak dilanjutkan, ia mengambil posisi bawah, Kaki Nana tiba-tiba berputar cepat, menendang kaki Yuki!

Yuki kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lantai. Dalam hitungan detik, Nana sudah duduk di atas dada Yuki. Tangan mungilnya mencengkeram kerah Yuki dengan kuat, lalu mulai memukulinya tanpa ampun.

BUK! BUK! BUK!

Darah mengalir dari mulut Yuki, tetapi Nana tidak berhenti. Matanya penuh kebencian.

Yuna tau, itu sudah bukan lagi Nana, tapi iblis yang bersemayam di dalam tubuhnya. Yuna langsung berlari dan menarik tubuh Nana. "Cukup, Nana! Lu bisa membunuhnya!"

Namun Nana tidak mendengar apa pun. Dia masih terus memukul Yuki, wajahnya penuh amarah. "Cowok brengsek seperti dia pantas mati!"

BUK!

Yuna kewalahan tidak bisa menghentikan Nana. Pukulan itu terus ia lakukan hingga Yuki sudah kehilangan kesadarannya.

Keisuke dan Naoki bergegas membantu Yuna menarik Nana. Akhirnya, Yuki berhasil terlepas dari cengkeraman Nana.

"Sadar lu, anjir!" Yuna menghantam pipi Nana beberapa kali. Mata Nana masih dipenuhi dendam, ia mencoba meraih Yuki lagi. Tapi belum sempat Nana memberikan tinjuan nya, Yuna memeluk nana dari belakang dengan erat. "Gue mohon, hentikan, gue sayang sama Yuki, gue gak mau Yuki sampai mati karena elu"

Tubuh Nana bergetar, matanya kosong. Lalu, dia tertawa pelan. "Akhirnya dia mati." Suara itu datar, penuh kepuasan.

Yuna masih memeluknya dengan air mata yang terus mengalir. "Nana!"

Nana mulai melemah, hilang kesadarannya, tubuhnya ambruk di pelukan Yuna.

Keisuke dan Naoki memangku Yuki yang sudah tak berdaya. "Bangun, Yuki!" seru Keisuke panik.

"Kei kita bawa Yuki ke bawah, temui petugas sekolah" ucap Naoki sambil bergegas membawanya. Melihat kondisi Yuki yang cukup parah, petugas sekolah langsung membawa Yuki ke ambulans sekolah dan langsung membawanya ke rumah sakit.

Kai Takashi dan Yui melihat Yuki turun dibawa ambulan, mereka bergegas menuju roof top, karna yakin telah terjadi sesuatu disana.

Di saat Kai Takashi dan Yui Nakahara tiba di rooftop. "Apa yang terjadi, Yuna?" tanya Yui cemas.

Namun Yuna tidak menjawab. Dia hanya menatap tubuh Nana yang tak sadarkan diri di pelukannya.

Kai dan Yui segera membantu membawanya ke UKS.

**

Di ruang UKS, Nana masih belum sadar. Di sampingnya, Yuna duduk dengan wajah cemas, sementara Yui dan Kai berdiri di dekat pintu bersama beberapa petugas UKS. Suasana ruangan hening. Yuna menggenggam tangan Nana erat, seolah berharap itu bisa membangunkannya.

Lalu, tiba-tiba pintu UKS terbuka. Ayaka melangkah masuk. Yuna langsung menoleh, ekspresinya berubah tajam. Meski tidak mengucapkan apa pun, kemarahan jelas terpancar dari matanya. Tanpa ragu, Yuna bangkit dan berjalan mendekati Ayaka. Bagaimanapun juga, apa yang terjadi pada Nana tidak lepas dari kesalahan Ayaka.

Seandainya kemarin Ayaka tidak pergi ke kontrakan Yuki, hubungan Nana dan Yuki mungkin tidak akan seburuk ini. Nana bahkan mengajak Yuna ke kontrakan Yuki untuk meminta maaf, tapi kehadiran Ayaka justru memperburuk segalanya. Kini, Nana terbaring tak sadarkan diri, sementara Yuki dibawa ke rumah sakit Semua karena Ayaka. Yuna mendekati Ayaka lebih dekat, lalu berbisik tajam. "Mau apa lu ke sini?"

Yuna masih bisa menjaga etika, suaranya turun agar tidak terdengar oleh yang lain. Bagaimanapun juga, Ayaka adalah seorang guru di sekolah ini.

Ayaka tetap tenang, menatap Yuna dengan mata yang sulit dibaca. "Gua hanya ingin melihat keadaannya."

Yuna mengerutkan kening, tidak langsung menjawab.

Tentu saja Ayaka punya alasan untuk datang ke sini. Bahkan, alasan Ayaka menjadi guru di sekolah ini juga bukan tanpa sebab. Itu semua perintah dari Hayashi Aoi, ayah Nana. Hayashi selalu mengkhawatirkan putrinya. Dan tugas Ayaka di sekolah ini bukan sekadar mengajar, tapi untuk melindungi Nana juga. Karena itulah, meskipun Nana selalu membenci Ayaka, Ayaka tidak pernah membalasnya. Sebaliknya, dia selalu mendukung Nana.

Namun, saat menyangkut urusan Cinta, Ayaka tidak pernah berniat mengalah. Dia menginginkan Yuki, sama seperti Nana.

Yuna menatapnya dingin. "Sebaiknya lu pergi dari sini." bisiknya. Dia khawatir, jika Nana sadar dan melihat Ayaka, semuanya akan semakin buruk.

Ayaka terdiam sesaat. Namun akhirnya, setelah memastikan bahwa Nana hanya kelelahan, dia memutuskan untuk pergi. Tanpa mengatakan apa pun lagi, Ayaka berbalik dan melangkah keluar dari ruangan.

**

Sementara itu, di rumah sakit, Yuki masih belum sadar setelah operasi. Di ranjang rumah sakit, tubuhnya terbaring lemah. Selang infus terpasang di lengannya, dan wajahnya dipenuhi perban, terutama di area kepala dan pipi.

Di kursi sebelahnya, Naoki dan Keisuke masih setia menunggunya. Mereka hanya bisa saling bertukar pandang, merasa aneh melihat Yuki dalam kondisi seperti ini. Biasanya, Yuki adalah orang terkuat di antara mereka.Tapi sekarang, Dia terbaring tak berdaya.

Tiba-tiba, pintu kamar rumah sakit terbuka. Ayaka masuk dengan langkah tenang. Naoki dan Keisuke langsung menoleh.

"Kalian boleh kembali ke sekolah." Suara Ayaka terdengar tegas namun lembut. "Biar saya yang menjaga Yuki."

Naoki dan Keisuke saling berpandangan. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan, mereka juga tidak tahu bahwa Ayaka punya hubungan dengan Yuki. Bagi mereka, Ayaka hanyalah seorang guru, dan Yuki adalah muridnya. Tidak lebih. Jadi ketika Ayaka meminta mereka untuk pergi, mereka tidak banyak bertanya. "Baik, Bu." Tanpa ragu, keduanya bangkit dan meninggalkan ruangan.

Kini, hanya ada Ayaka dan Yuki. Ayaka duduk di samping ranjang Yuki, menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Matanya memancarkan kekhawatiran. Namun di balik itu Ada ketakutan. Dia tahu apa yang terjadi di rooftop tadi. Semuanya terekam jelas di CCTV sekolah. Dia melihat bagaimana Nana kehilangan kendali. Bagaimana Nana menghajar Yuki tanpa ampun. Dan saat melihat itu, Ayaka berpikir, Jika saat itu Nana melawannya seperti dia melawan Yuki tadi, Mungkin dirinya juga akan bernasib sama dengan Yuki. Untuk pertama kalinya, Ayaka menyadari kekuatan Nana yang sebenarnya.

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!