Arinsa, sorang dokter residen tahun ke-4 meninggal karena kelelahan. Tapi dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat suasana yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
" Weeeh dimana ini, bukannya aku sudah mati? Beeeuh diiiingiiin."
Awalnya Arinsa tidak bisa mengetahui situasi nya hingga dia mendapatkan semua ingatan dari tubuh ini.
" Putri terbuang, dasar bajingan. Mereka yang tidak bisa mengendalikan kelaminnya tapi anak yang jadi korban. Tenang saja Arinsa, nama kita sama-sama Arinsa. Aku akan membalas semua rasa sakit hatimu. Dan kamu bisa istirahat dengan tenang. Kerajaan ini, akan aku hancurkan dengan tanganku."
Bagaimana cara Arinsa bertahan hidup dengan status barunya sebagai Putri Arinsa De Rouglas?
Dan bagaimana cara dia membalas dendam pemilik tubuh asli yang sudah diabaikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAP 32
" Keturunan Rou, apa yang kau lakukan di sini hmmm?"
Arinsa sangat kaget, dia bahkan sampai terjengkang saat mendengar suara yang sama sekali dia tidak tahu dimana suara itu berasal.
Dia memutar kepalanya, mencoba menelisik dengan matanya namun tidak ada satu sosok pun yang ia lihat berbicara.
" Apa yang kau mau hmm? Apa kau di kirim untuk melenyapkan ku?"
" Ti-tidak, saya tidak begitu. T-tapi ma-maf, Anda siapa. Tolong tunjukkan diri Anda agar saya bisa bicara dengan nyaman."
Splaash
Arinsa membulatkan matanya saat ada sosok yang keluar dari kolam air itu. Baru kali ini dia melihat makhluk fantasi secara nyata dengan mata dan kepalanya. Selama ini dia hanya melihat itu dari cerita dongeng, film khayalan atupun buku komik.
" Woaaah, keren," ucapnya dengan takjub.
" Aah maafkan saya, Tuan Naga," imbuhnya.
" Nah sekarang bicaralah, kenapa kau ada di sini, apa tujuanmu, apa yang kau cari?"
Gluph
Arinsa kesulitan menelan saliva nya sendiri. Naga yang ada di depannya itu sungguh besar. Dan ya, kuat, kokoh serta sangat berwibawa. Tentunya juga menakutkan. Meskipun berusaha untuk tenang tapi jelas sekali Arinsa merasa ketakutan di sekujur tubuhnya.
" Saya ... Saya kemari untuk mencari Naga Es, Tuan Naga. Apa Anda mengenal Naga Es?"
Naga tersebut memiringkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh Arinsa. Dan entah mengapa, menurut mata Arinsa, sang Naga sedang tersenyum
Bukan tanpa alasan Arinsa bertanya apakah naga itu mengenal naga es atau tidak. Naga yang ada di hadapan Arinsa ini berwarna hijau dengan mata yang berwana senada.
Dalam kepala Arinsa, yang namanya Naga Es pastilah berwana putih. Dan bukan hal yang salah juga untuk bertanya tentang hal yang tidak diketahui.
" Memangnya mau apa kau ingin bertemu dengan Naga Es, wahai keturunan Rou. Dan mengapa pada tubuhmu tercium bau milik Naga Api."
" Karena saya datang kemari bersama keturunan Naga Api. Tujuan saya mencari Naga Es adalah untuk memintanya mencabut kutukan Rou."
Sreeeek
Naga itu bergerak. Tadi dia berdiri di jarak yang sedikit jauh di depan Arinsa, dan kini naga itu berjalan mendekat ke Arinsa. Bahkan dia mendekatkan kepalanya kepada Arinsa.
Arinsa tentu sangat terkejut, tubuhnya seolah membeku karena nafas naga tersebut sangat dingin. Dan yang jelas, ia merasa tubuhnya akan dilahap oleh sang naga.
" Mencabut kutukan katamu?"
" Be-benar. Kutukan salju abadi di Rou, kini menjadi sebuah kesombongan bagi mereka. Saya sebagai keturunan Rou, ingin salju abadi itu musnah. Dengan begitu, Rou akan hancur karena tidak ada yang bisa dibanggakan lagi. Dan semua rasa sakit hati serta kesengsaraan Arinsa dan ibunya akan terbalaskan."
Hmmmm
Sreek
Arinsa bisa mendengar sang naga bergumam, tapi dia tidak tahu apa yang digumamkan oleh naga tersebut. Naga berwarna hijau itu membalikkan tubuhnya dan kembali ke kolam.
" Hai anak manusia yang tidak berasal dari dunia ini. Kau sangat berani, aku akui keberanianmu itu. Sekarang kembali lah."
" Yaah, kembali begitu saja. Lalu bagaimana soal Naga Es, kami sudah capek-capek datang kemari masa tidak mendapat hasil apapun?"
Arinsa kembali merasa kesal, dan dia tahu bukan waktunya untuknya bersikap demikian sebenarnya. Hanya saja rasa kesal itu sungguh membelenggu hatinya.
" Kembalilah, urusan mu di sini sudah selesai. Tidak perlu waktu berlama-lama ada di sini. Dan bawa kembali juga kedua keturunan dari Naga Api itu. Mereka anak-anak yang hebat, kau akan aman jika bersama mereka."
Arinsa membuang nafasnya kasar. Rasanya sungguh-sungguh putus asa sekarang ini karena tidak mendapat apa yang diinginkan.
" Baiklah, terimakasih Tuan Naga dan selamat tinggal."
Arinsa!
Arin!
Tuan Putri!
Sayup-sayup Arinsa mendengar namanya dipanggil. Dia sedikit heran padahal dirinya belum pergi terlalu lama, namun sudah dicari begini.
" Pergilah, mereka sudah mencari mu. Agaknya kau terlalu lama di sini."
Arinsa hanya mengerutkan alisnya, tidak mengerti apa yang dimaksud oleh sang naga tersebut.
TBC
wow apakah naga es disana? lagi kak jadi g sabar nih /Proud/
ayo reader sawerannya biar othor semangat /Kiss/
semoga tidak akan menjadi bibit hama untuk kehidupan arinsa /Sweat/
kangen banget nih, Ama othor juga walaupun lebih banyak Ama babang Glen /Smirk//Sly/