Di kehidupan sebelumnya, Duchess Evelyne von Asteria adalah wanita paling ditakuti di kerajaan. Kejam, haus kekuasaan, dan tak ragu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Namun, semuanya berakhir tragis. Pengkhianatan, pedang yang menembus perutnya yang tengah mengandung besar itu mengakhiri segalanya.
Namun, takdir berkata lain. Evelyne justru terbangun kembali di usia 19 tahun, di mana ia harus menentukan jodohnya. Kali ini, tekadnya berbeda. Bukan kekuasaan atau harta yang ia incar, dan bukan pula keinginan untuk kembali menjadi sosok kejam. Dia ingin menebus segala kesalahannya di kehidupan sebelumnya dengan melakukan banyak hal baik.
Mampukah sang antagonis mengubah hidupnya dan memperbaiki kesalahannya? Ataukah bayangan masa lalunya justru membuatnya kembali menapaki jalan yang sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Memasuki Goa
...MOHON PERHATIAN ...
...EPISODE HOT JELETOT...
Setelah mandi, Piter melihat Evelyne yang baru saja menghabiskan sarapannya. Dia melihat Evelyne memilah bawang goreng yang disisihkan di samping piring.
“Anda tidak suka bawang goreng?” tanya Piter. Evelyne menganggukkan kepalanya dan menatap tubuh Piter yang penuh luka.
“Sejak kapan?” tanya Evelyne sambil menyentuh salah satu luka besar di bagian lengan Piter.
“Saya lupa, luka ini bertambah sejak perang pertama saya.” Jawab Piter jujur. Evelyne menggigit bibir bawahnya.
“Jangan sedih, saya baik-baik saja.” Piter meyakinkan Evelyne bahwa semuanya baik-baik saja.
“Mari saya bantu Anda.” Di kehidupan sebelumnya, dia terbiasa melayani Laksa dalam hal pakaian, jadi dia sudah cukup terbiasa. Namun, tubuh Piter yang besar memang sedikit menyulitkan Evelyne.
Piter mengenakan pakaian dalam sendiri, dan untuk bagian luar, dia dibantu oleh Evelyne. Pakaiannya juga dirapikan dan terlihat agak berbeda dari biasanya. Namun, dia nampak begitu mempesona sebagai seorang Duke.
“Piter, Anda mau membantu saya mengenakan korset?” Pinta Evelyne yang nampak kesulitan. Piter menelan salivanya dengan susah payah, namun dia akhirnya mengangguk.
“Tarik, Piter!” Evelyne memberi aba-aba. Piter terkejut saat menyadari betapa kencangnya tali korset yang dikenakan Evelyne.
“Apakah semua wanita mengenakan benda tak berguna ini dengan cara yang sama?” Tanya Piter. Evelyne mengangkat alisnya bingung.
“Maksud Anda bagaimana, Piter?”
“Maksud saya, apakah sekencang ini?” Jawab Piter lagi, memperhatikan Evelyne yang mengangkang gaunnya yang rumit dengan sangat lihai.
“Tubuh saya sudah cukup proposional sehingga tidak begitu kencang, namun ada beberapa Lady atau Nyonya yang mengenakannya jauh lebih ketat dari apa yang saya kenakan sekarang,” Jawab Evelyne. Piter tertegun mendengarnya.
Keanggunan yang ditunjukkan para Lady yang bagaikan angsa di atas air itu nampaknya sangat menyiksa mereka. Mereka dituntut untuk sempurna dalam berbagai hal, namun mereka juga dituntut untuk tidak mengeluh.
Sungguh kejam dunia bangsawan, namun itulah aristokrat yang berjalan di Harferd. Entah di kerajaan yang sama atau beda, namun keindahan wanita Harferd memang terkenal ke seluruh penjuru dunia.
“Saya harap Anda tidak mengatakan benda tak berguna itu saat di rumah,” Ucap Piter. Evelyne tersenyum mendengarnya dan mengangguk patuh.
Rambut Evelyne yang panjang keemasan dirias sendiri, wajahnya dipoles hingga nampak sempurna. Piter tertegun beberapa saat melihat kelihaian istrinya.
“Mari, suamiku.” Evelyne mengulurkan tangannya. Piter terkekeh dengan pipi yang merona kemerahan. Dia menggandeng Evelyne menuju ke sebuah aula tempat Evelyne akan melakukan pengobatan sebagai seorang Duchess.
Orang-orang sudah hadir di sana, dan Evelyne dengan wajah yang sempurna. Postur tubuh yang sangat sempurna berjalan dengan anggun di samping Piter.
Penyematan gelar dilakukan dan penobatan sebagai Duchess Zisilus dilakukan. Evelyne nampak tak gugup saat mahkota kecil yang merupakan lambang dari Putri Duke Astria dilepas dan digantikan dengan mahkota baru, dengan warna merah marun dan batu permata yang begitu hitam dalam mahkota itu.
“Saya Raja Harferd yang ke-12, dengan ini ingin mengangkat Lady Astria menjadi Duchess Zisilus. Mendampingi Duke Zisilus dan menemaninya dalam berbagai keadaan. Apakah kalian berdua menerimanya?” Tanya Raja kepada Piter dan Evelyne. Evelyne dan Piter saling bertatap sebelum akhirnya menyatakan diri bersamaan.
“Saya bersedia.” Jawab keduanya serentak. Tepuk tangan meriah menggema dari penjuru istana.
“Dengan ini saya nyatakan Duke Piter Von Zisilus bersama sang Istri Duchess Evelyne Von Zisilus sebagai Pedang Kerajaan,” Ucap sang Raja dengan sakral, kembali tepuk tangan menggema. Dilanjutkan dengan tarian antara Evelyne dan Piter yang kini telah resmi menjadi Duke dan Duchess Zisilus.
Setelah acara tersebut usai, Evelyne dan Piter pulang ke Kediaman Zisilus. Evelyne akan datang ke kediaman Astria besok untuk kembali berpamitan pada kedua orang tuanya.
“Apakah Anda lelah?” Tanya Piter setelah membersihkan dirinya dan kini Evelyne sudah berada di kamar Piter.
“Ya, saya agak lelah,” Jawab Evelyne sambil menyandarkan kepalanya di dada sang suami.
“Sebaiknya kita cepat istirahat,” Piter tersenyum, namun Evelyne menggelengkan kepalanya.
“Apakah Anda benar-benar mengharapkan saya tidur malam ini?” Tanya Evelyne dengan senyum nakal tergambar di bibirnya.
“Tidak, saya tidak berharap Anda tertidur. Emmm, maksud saya huff-” Bibir Piter dibungkam oleh ciuman Evelyne. Piter terkejut dan menatap mata Evelyne dengan hangat.
“Anda lelah, Istriku.” bisik Piter. Evelyne tersenyum dan duduk di atas pangkuan sang suami.
“Saya ingin melakukannya, Piter.” bisik Evelyne, mengecup kening Piter perlahan, kemudian pipi, dan kembali ke bibir.
“Sesuai keinginan Anda, Evelyne.” Piter mengecup ganas bibir itu. Evelyne terkejut saat lidah Piter dimasukkan ke dalam mulutnya.
Permainan yang amat panas, tubuh Evelyne bahkan sudah memanas. Sekujur tubuhnya merasakan sentuhan yang begitu asing namun membuatnya terbuai.
Bret!
Piter hampir kehilangan akal sehatnya. Tanpa sadar, dia merobek baju Evelyne. Evelyne tersenyum dan kembali membenamkan bibirnya di atas bibir Piter.
Piter semakin kehilangan kendali, dia meraba tubuh Evelyne yang sangat mulus itu dengan jemarinya. Hingga sampai tangannya di atas dada Evelyne, ada perasaan penasaran, ingin, dan juga hasrat menggebu dalam diri Piter yang membuatnya kehilangan akal.
Piter membawa Evelyne ke ranjang dan menindihnya dari atas. Evelyne tertegun saat lidah Piter bermain di gunung tertinggi di Harferd itu dengan lihainya.
“Akh! P-piter!” Evelyne juga merasakan seluruh tubuhnya merinding bukan main.
Piter tersenyum, dia membuka seluruh pakaiannya. Evelyne tertegun melihat terong coklat ukuran jumbo di bawah perut suaminya.
Piter kembali mengecup bibir Evelyne, memberi banyak tanda di leher dan dada Evelyne tanpa ampun lagi. Piter turun ke bawah perut Evelyne dan mengangkat satu pahanya sebelum mengecupnya, dia juga tak lupa meninggalkan jejak kepemilikannya di sana.
“Emm, P-piter!” Kembali suara Evelyne menggema di kamar itu. Piter merasa semakin kepanasan saat suara itu keluar.
“P-piter, apa yang a ah! Anda lakukan?” Jerit Evelyne saat lidah Piter bermain di kebun kacang tanpa rumput miliknya.
Permainan Piter makin gila saat lidahnya merasakan aroma nikmat dari sebuah gua di kebun kacang itu. Meski pintu gua itu belum dibuka, namun cairan rembas keluar dari dalamnya. Piter merasakan rasa gurih di lidahnya, namun bercampur dengan rasa manis seperti anggur.
“S-sayang?” Bisik Piter saat Evelyne sudah mencapai puncak. Evelyne membuka kedua bola matanya perlahan dan tersenyum ke arah sang suami.
“Saya akan melakukannya,” Bisik lagi Piter. Evelyne mengangguk pasrah karena miliknya sudah basah bercampur lumpur kenikmatan.
Beberapa kali percobaan gagal, hingga sampai lima kali percobaan, akhirnya berhasil juga Piter menjebol gua itu dengan sangat hati-hati. Darah dan rasa perih di inti kehidupan Evelyne berkedut, seolah mencekik terong coklat itu dengan ganas.
“Masih perih?” Tanya Piter penuh perhatian. Evelyne menggelengkan kepalanya.
“Akan saya teruskan di episode berikutnya… buahahahha kena prank!”
Lanjut episode berikutnya, kalo terlalu hot boleh lah Nuah lompat aja adegan berikutnya, hihihi...