Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

Evelyn senyum lebar saat mendengar alunan musik dia meliukkan tubuh nya mengikuti alunan musik itu, karna suara penyanyi nya tak lain idola nya. Kakinya berjingkat masih dengan gerakan indah itu, earphone itu melekat di telinga nya. tanpa di sadari aku melintas tepat di depan nya.

"Aduh, maaf ya" Evelyn mendongak melihat ku, aku mengulas senyum tipis sambil memunguti coklat dan beberapa snack yg jatuh, tatapan nya begitu dalam.

" Kamu yg kemaren kan?" Aku sambil mengingat lagi wajah nya, dia langsung senyum dan menjawab ku.

" Iya, makasih ya udah nolongin aku, oh iya aku Evelyn, kamu?" Evelyn nunggu jawaban ku sambil duduk di kursi, dia melepas earphone nya.

" Ethelwyn Eginando"Aku mendudukan bokong di kursi.

" Oke" Evelyn beranjak lalu memberikan senyum itu padaku, dari arah pintu, Tante Dyah muncul melambaikan tangan pada Evelyn .

"Kamu laki - laki itu kan?" Tante Dyah memberikan senyum nya padaku, lalu aku menjawab nya sambil tersenyum .

" Iya tan, aku yg kemaren,tan aku permisi ya" aku mengecup punggung tangan nya lalu melangkah ke ruangan abang.

Tante Dyah dan Evelyn hanya tersenyum tipis sambil melambaikan tangan. Aku sudah sampai di ruangan abang.

" Thel , ketemu perempuan itu lagi? siapa namanya?" Om Adit sambil duduk di permadani empuk dekat sofa bersama Daddy dan paman Alvin.

" Iya, namanya Evelyn" Aku menyimpan plastik itu di atas nakas.mommy muncul dari arah toilet , wajah nya basah dan tiap tetes air itu jatuh ke lantai .

"Dia orang nya gimana?" Mommy duduk di kursi dekat brankar abang.

" Uhuk...uhuk..."suara batuk abang mengalihkan perhatian kami semua, mommy langsung bangkit .

" El kenapa?" Mommy mengusap punggung tangan abang terlihat kekhawatiran nya, aku berdiri di samping mommy menunggu abang.

"Mom apa pendonor itu udah ada?" abang melontarkan pertanyaan itu sambil berusaha tenang, rasa tidak nyaman menghampiri .

" Belum, sabar ya, pasti ada jalan buat kamu sembuh, orang baik akan dapet buah yg segar dan manis, bukan buah busuk, sekarang kamu istirahat aja ya" Mommy menyelimuti abang sambil mengecup kening nya.

Abang kesakitan membuat mommy panik, daddy langsung memanggil dokter.

Tak lama menunggu dokter pun datang bersama suster, kami semua menunggu di luar, mommy bergetar menantikan kabar abang.

" El akan baik - baik aja kok, sekarang yg terpenting usaha lagi cari pendonor itu, harus yakin dan tenang" Paman Alvin memeluk mommy, paman Alvin juga mengecup puncak kepala mommy .

" Aku nggak bisa tenang kalau kondisi El masih belum bener - bener stabil, aku nggak sanggup liat nya" Mommy sambil menyeka jejak air mata nya.

"Paham kok, emang nggak mudah, apa lagi kehadiran nya selalu kamu tunggu, abang yakin El sembuh" Paman Alvin mengusap air mata mommy sambil senyum tipis.

Mommy hanya diam sambil mengusap pipi nya, setelah dokter keluar dan memberitahu kami pun masuk .

Mommy menggenggam kuat lengan abang , aku liat dari ketakutan yg ada di mata mommy itu sama persis ketika aku koma dulu. Mommy tak mau abang atau aku kenapa- kenapa maka dari itu beliau selalu menjaga kami saat baru lahir hingga saat ini.

Di sel tahanan, Viona dia sedang makan bersama Tante Arin , Vyan dan om Arga.

" Sayang, bunda punya kabar bahagia, ada laki- laki yg mau jadi teman hidup kamu , dia sekarang ada di luar kota sedang sibuk menyelesaikan kuliah nya dan nanti dia akan pulang buat nemuin kamu" Tante Arin sambil menyuapi Viona makanan kesukaan nya.

" Mana ada lelaki yg mau sama aku bun, secara aku kan kek gini,semua orang udah tau kalau aku yg nabrak Ethel dan abang nya" Viona sambil fokus makan, rambut nya di kuncir .

" Ada kok, kamu nggak sepenuh nya salah, Vio Yussy Budianto kamu boleh manggil dia Vio atau Yussy, senyaman kamu aja , nanti dia akan datang setelah semua nya beres" Tante Arin sambil mengusap pipi Viona.

" Tapi aku belum mau punya pasangan hidup bun, karna kuliah ku aja tertunda,aku sadar diri kok bun, aku salah udah menciptakan keretakan dan menghancurkan hubungan bunda sama keluarga Om Egi" Viona sambil menghabiskan makanan nya.

" Udah jangan bahas ini, ayah yakin Vio adalah yg terbaik buat kamu, meski kalian belum saling berjumpa tapi percaya semua itu akan bahagia pada akhirnya" Om Arga sambil mengusap pundak Viona.

Viona terdiam sambil menunduk , dia merasa tidak pantas untuk di miliki .