NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Untuk Keponakan Kembar

Menjadi Ibu Susu Untuk Keponakan Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Menikah Karena Anak
Popularitas:804.5k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Berselang dua minggu sejak dia melahirkan, tetapi Anindya harus kehilangan bayinya sesaat setelah bayi itu dilahirkan. Namun, Tuhan selalu mempunyai rencana lain. Masa laktasi yang seharusnya dia berikan untuk menyusui anaknya, dia berikan untuk keponakan kembarnya yang ditinggal pergi oleh ibunya selama-lamanya.

Mulanya, dia memberikan ASI kepada dua keponakannya secara sembunyi-sembunyi supaya mereka tidak kelaparan. Namun, membuat bayi-bayi itu menjadi ketergantungan dengan ASI Anindya yang berujung dia dinikahi oleh ayah dari keponakan kembarnya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka, apakah Anindya selamanya berstatus menjadi ibu susu untuk si kembar?
Atau malah tercipta cinta dan berakhir menjadi keluarga yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Si Paling Repot

Waktu subuh, Arsatya terbangun karena mendengar suara bayi Chesa yang menangis keras.

Arsatya terlonjak dari tempat tidurnya, dia berlari ke arah ranjang bayi. “Hei, Nak. Ada apa?” kata ayah muda itu langsung menggendong bayinya.

“Huek,” ia mual saat tangannya menyentuh pantat anak bayinya yang basah karena buang air besar.

“Ya, kamu pup, ya?”

Pagi hari itu, dia sudah sibuk mengganti popok bayinya setelah buang air besar. Dia pun dengan telaten memandikan bayi Chesa dengan hati-hati.

“Ayo, pakai bajumu dulu. Ayah bedong kamu sebisanya, ya? Biar hangat,” ucapnya saat selesai memandikan bayi Chesa.

Namun, setelah sudah bersih dan wangi, bayi Chesa kembali menyemburkan air seninya ke wajah sang ayah. Mau tidak mau, dia harus kembali membuka lilitan kain bedong yang tebal dan membuka pasang popok si bayi.

Ketika hari sudah lebih terang, Arsatya sudah bersiap untuk bekerja, tetapi anak bayinya terus-terusan menangis jika tidak ditimang-timang. Alhasil, dia pun membawa kemana-mana anak bayinya itu.

Di tangan kirinya menggendong sang bayi, tangan kanannya memegangi botol susu, dan kedua kakinya saling membantu memasangkan sepatunya sendiri. Sesekali tangan kanannya bergantian membolak-balikkan sesuatu di atas penggorengan.

Terlihat repot sekali ayah baru itu.

Anindya datang menghampiri dengan membawa serta Ansha yang dalam keadaan tenang karena memang perutnya tidak lapar. Berbeda dengan bayi Chesa yang masih merengek dan tidak bisa tenang digendongan ayahnya.

“Hus, cup cup, anak ayah yang baik, diamlah. Kamu mau apa? Katakan apa maumu, jangan bisanya nangis saja,” ucap si ayah anak itu.

Anindya yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepala, “Mas, bayi umur tiga hari mana bisa disuruh ngomong? Yang benar saja,” kata Anindya yang mencibir pada kakak iparnya.

“Hek, hek,” bayi Chesa kembali merengek.

“Iya, Nak. Iya, sebentar ya. Ini ayah mau sarapan, makanya ayo dong Chesa juga minum susunya ya, biar perutnya keisi jangan kosong. Ayo, minum,” bujuk Arsatya mengarahkan ujung botol berisi susu formula pada mulut bayi Chesa, tetap saja bayi itu tidak mau.

“Ma! Mama dimana? Bantu aku, Ma!” teriak pria itu ketika dia sudah hilang kesabaran mengurusi bayinya.

“Apa sih, Mas. Mama lagi di belakang, kamu ngapain bawa bayi ke dekat kompor begitu? Ih, bahaya!” omel Ranti yang memukul lengan putranya dan segera mengambil alih cucunya dari tangan sang putra.

“Bau gosong apa ini?” tanya Ranti yang mengendus bau gosong yang semerbak.

“What the fuck! Omeletnya,” baru tersadar pra itu jika sedang memasak omelet dengan api besar.

“Ya Allah, Mas-Mas. Kamu bikin omelet saja tidak becus!” Rianti segera mematikan nyala api di kompor itu.

“Aku tidak terbiasa, Ma. Biasanya kan Amelia yang membuatkan sarapan,” ujarnyay sedih.

“Kenapa dari dulu gak sewa pembantu saja, sih?”

“Tidak, Amelia tidak suka menyewa jasa pembantu. Dia yang meminta mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri,” ucap bapak dua anak itu.

“Terus? Kamu sama sekali tidak pernah membantunya? Memasak juga tidak pernah?!”

Arsatya hanya menggeleng, “Suami macam apa kamu! Apakah kamu pernah membayangkan betapa lelahnya dia mengurus rumah sebesar ini tanpa pembantu? Lalu, apa kontribusimu dalam rumah tangga? Ya Allah, Mas-Mas,” kata Ranti yang geleng-geleng dengan sikap putranya.

“Aku bekerja, Ma.”

“Istri yang melakukan pekerjaan rumah jauh lebih berat dan tidak akan ada selesainya daripada kamu yang bekerja di luar rumah! Nggak pernah kamu bayangkan saat dia hamil anakmu, menopang berat dua individu sekaligus di dalam perutnya, sedangkan dia masih mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri? Dimana akalmu?!” seru Rianti yang menoyor pelan kepala Arsatya.

Prang! Wajan dan spatula terbang bersama dengan omelet yang gosong.

“Ma! Jangan ingatkan aku akan hal itu!” teriak pria itu lalu segera pergi dari dapur.

Di makam yang masih berupa tumpukan tanah merah yang masih basah, bahkan taburan bunga masih segar warnanya tersebar di atas tanah timbul itu. Arsatya menangis di batu nisan yang bertuliskan nama istrinya.

“Sayang, maafkan aku. Dengan cara apa supaya aku bisa menebus kesalahanku, aku benar-benar suami yang buruk bagimu. Aku tidak peka, aku jahat, dan aku zalim padamu. Maafkan aku,” ucapnya merengek dan meraung menangis di atas makam istrinya yang telah tiada.

Sementara di rumah.

Ranti memastikan jika Arsatya sudah pergi menggunakan mobilnya, “Anin, Satya sudah pergi. Saatnya memberi ASI pada Chesa, Nak.”

Sekembalinya Arsatya dari tempat bekerjanya, hal pertama yang dia cari adalah keberadaan dua anak kembarnya.

"Ma, dimana anak-anakku?" tanya dia sebelum melepas pakaian tugasnya dari rumah sakit tempat dia bekerja.

"Kamu bersih-bersih dulu. Mereka sudah tidur di kamar mama," jawab Ranti.

Arsatya segera membersihkan diri supaya bisa cepat bertemu dan tidur bersama anak-anaknya. Setelah tubuhnya selesai diguyur air shower yang dingin, dia kembali segar meskipun hari akan berganti.

Ia masuk ke kamar ibunya, tetapi saat pintu itu dibuka secara perlahan bukan sang ibu yang menemani kedua bayinya, melainkan Anindya yang terlelap di ujung ranjang itu.

"Anin?" kerutan di dahinya muncul saat melihat anak-anaknya tertidur di samping adik iparnya.

Dia berniat akan pergi dari kamar itu karena ada Anindya di sana. Namun, saat kakinya melangkah berputar balik, seperti ada insting kuat antara ayah dan anak yang terhubung di bawah alam sadar mereka. Kedua bayi itu merengek saat kaki Arsatya melangkah menjauh.

"Hush, hush," Arsatya menepuk pelan dada kedua putrinya sampai mereka kembali terlelap.

Rasa kantuk yang tidak tertahan membuat Arsatya naik ke ranjang yang sama dengan anak dan adik iparnya. Dengan posisi yang sama-sama meringkuk dan berhadapan dengan Anindya, dia membiarkan diri tenggelam dalam alam bawah sadarnya. Dam berpikir dia akan bangun lebih pagi sebelum Anindya bangun dari tidurnya.

Sementara itu, Ranti yang melihat pemandangan itu dengan ternyuh. Melihat mereka yang sama-sama sedang merasa kehilangan; satu ditinggalkan anak, yang satu ditinggal istri, dan dua bayi yang ditinggalkan ibunya.

"Keadaan yang saling melengkapi," ucap Ranti menatap pemandangan mengharu biru di depan matanya.

1
Novita Anggraini
Luar biasa
Ah Serin
cerita menarik knapa tak buat saessson2 lagi
mang tri
ternyata adiknya pantesan panggilnya mas ☺️
mang tri
😭😭😭😭😭😭😭
mang tri
ya ampuuunnnn 😭😭😭😭😭
mang tri
Anin pernah berkata Tuhan boleh mengambil apapun asal jangan ansha, jd orang tua nya sebagai pengganti ansha 😭
Safa Almira
,suka
Muhammad Hakim
Buruk
Dewi Kadimen
Luar biasa
Jisa Ajach
bgus
Tety Boreg
kasian anin thor..jgn dgn keadaan mabuk lah thor..😭😭😭
MommaBear
Luar biasa
Ita Listiana
ceritanya sangat bagus dan menarik, gk muter", dan banyak menguras emosi dan air mata. makasih buat othornya yg udah bikin cerita ini, sehat" terus ya thor biar bisa terus berkarya 😊
Kadek Bella: trima kasih banyak thor ,,ceritanya bagus
hello shandi: Terima kasih banyak ya kak untuk ulasan dan doanya. Salam kenal. 😇🙏
total 2 replies
imhe devangana
crtnya terlalu berbelit2 menurut ku, & hanya septr mereka doang ngk ada crt orng lain.
maaf ya thor
hello shandi: Terima kasih ya untuk masukkannya🙏
total 1 replies
imhe devangana
thor sebenarnya anak Amelua putra atau putri sich.awal bab di blng putra kok skrng putri.
hello shandi: Maaf ya, mungkin typo. Keduanya putri, Kak. Boleh bantu tunjukkin di bab berapa yang bahas kata "putra?". Terima kasih. 😇
total 1 replies
Budi Raka
Luar biasa
hello shandi: Terima kasih penilainnya, Kak.🙏✨
total 1 replies
retiijmg retiijmg
happy ending.
gak cmn mewek kak, gemes,kesel pokoknya nano nano
hello shandi: Makasih ya udah kasih ulasan feel-nya. 😊
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
hello shandi: Terima kasih penilaiannya kak.💖
total 1 replies
Misaza Sumiati
Satya itu mah bukan cinta ke Amelia, tapi merasa berdosa ke Amelia semasa hidupnya
Misaza Sumiati
awas Satya nanti nyesel lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!