Ketika cinta harus diakhiri karena syarat dari kedua orang tuanya yang mendambakan seorang menantu hafiz Al'quran.
Dan aku terpaksa menikah dengan perempuan lain yang tidak aku cintai karena hutang jasa.
Bagai mana kelanjutannya simak ceritanya di novel. CINTA TERHALANG 30 JUZ AL'QURAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27. Dihajar Warga
Mendengarkan Reza berkata seperti itu, Arumi hendak membuka suara tapi Reza langsung menyuruhnya diam.
"Mas, ini tidak seperti--" mulut Arumi bungkam karena Reza langsung menyuruhnya diam.
"Diam kamu, beraninya kau bersama perempuan lain di belakangku." Sera Reza menatap tajam Arumi.
"Kamu..." tunjuk Reza pada Ariel. "Kamu manusia yang tidak tau malu, sudah miskin, asal-usul tidak jelas, masih belagu." Reza menghina Ariel didepan banyak orang.
"Kemaren baru digrebek warga, dengan Anak Pak Imran, hari ini kau merayu istriku, kurang ajar." Marah Reza langsung menghajar Ariel.
Ariel tidak mengelak, tubuhnya terhuyung kebelakang, dia tidak menyangka kalau Reza akan memberinya bogeman mentah.
"Mas Reza ..." Arumi hendak mencegah, lagi-lagi Reza menyuruhnya diam.
"Diam, kamu tetap disana, kau sudah melakukan kesalahan besar, sepertinya aku tidak bisa membiarkan mu." Reza menunjuk ke wajah Arumi.
"Kalian lihat, kemaren malam dia digrebek dengan Anak Bapak sebutnya, dia manusia yang tidak tau balas Budi, Pak Imran dan Buk Siti sudah menolongnya, eh malah Putrinya pun dia embat." Reza sepertinya memprovokasi warga.
"Sekarang istriku, untuk aku cepat datang, kalau tidak, aku tidak tau apa yang terjadi. Kalau kalian membiarkan dia masih tinggal di kampung ini, aku takut istri kalian akan menjadi mangsanya." Reza sepertinya ingin warga mengusir Ariel dari kampung ini.
Reza melakukan itu, karena takut kalau Arumi dan Ariel akan bersama, Reza sangat mencintai Arumi, tapi dia sangat cemburu kalau Arumi dekat dengan lelaki lain.
"Dengar, kalian dengar dulu, aku dan Arumi, hanya bicara kami tidak melakukan apa-apa, ini tidak seperti yang Reza tuduhkan." Ujar Ariel, membela dirinya, karena memang dia dan Arumi tidak melakukan apapun.
"Cih, sudah ketahuan masih saja tidak mengaku, cepat kalian usir dia dari kampung ini !, jangan Samapi seperti ini terjadi lagi pada kalian." Ujar Reza.
Warga langsung naik darah mendengar perkataan Reza. "Benar yang Gus Reza katakan, kita harus mengusirnya, dari pada kampung kita sudah tidak aman." Ujar beberapa warga.
"Tapi sebelum kita usir, kita harus memberinya pelajaran, biar dia jera, dan tidak mengulangi perbuatan memalukan lagi." Ujar warga yang lain.
"Benar, beri dia pelajaran." Warga langsung ramai-ramai menghajar Ariel.
Ariel sempat melawan untuk membela dirinya, namun dengan banyaknya warga, sudah pasti Ariel tidak mampu untuk melawan.
Sementara Pak Imran dan Buk Siti, dia sangat terkejut saat mendengar dari salah satu warga kalau Ariel dihajar warga.
Pak Imran memanggil Safira yang sedang menyiapkan makan malam, memberitahu Putrinya itu kalau suaminya sedang dihajar warga.
Safira juga sangat terkejut dan syok, dia langsung berlari ketempat kejadian, begitu juga Pak Imran.
Sedangkan Ariel sudah babak belur, tangannya patah, kepalanya sudah berdarah, hingga membasahi bajunya.
Melihat itu, Reza jadi ketakutan, dia takut kalau Ariel sampai mati di tangan warga.
Reza langsung mengajak Arumi pulang, dia khawatir kalau Ariel mati, sudah pasti dia yang akan disalahkan.
"Ayo pulang, aku ada urusan juga sama kamu !" Reza langsung menarik tangan Arumi yang menangis menjerit-jerit meminta warga menghentikan tindakannya.
Reza sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya sudah terluka parah. Tangan telah patah, kepalanya terluka berat akibat warga menghajarnya dengan benda tumpul.
"Hentikan, jangan pukul suamiku, hentikan...! Teriak Safira saat sampai ditempat kejadian dan melihat suaminya sudah tidak berdaya.
Pak Imran langsung mendorong satu persatu warga, sehingga warga satu persatu menghentikan kegiatannya.
Safira langsung memeluk tubuh Ariel, dai menangis memeluk tubuh suaminya yang sudah berlumuran darah.
"Apa yang telah kalian lakukan, kenapa kalian menghajar Anak ku ?" Pak Imran menatap satu persatu warga yang sedang terengah-engah karena kelelahan menghajar Ariel.
Warga tidak menjawab, mereka hanya diam, sedikitpun tidak ada rasa bersalah dari mereka.
"Bapak, tolong mas Nazriel. Mas, bangun, tolong bangun, hizk...hizk..." tangis memilukan dari Safira.
Pak Imran segera berlutut, dan mengecek kondisi Ariel dipangkuan Safira.
"Pak, mas Nazriel Pak, tolong, tolong dia Pak." Fira tidak mau terjadi apa-apa pada suami Fira Pak, tolong Pak." Safira benar-benar sangat sedih, dia tidak mau kehilangan ataupun Ariel terluka, sepertinya Safira sudah tumbuh benih-benih cinta untuk suaminya itu.
"Ayo kita harus segera membawanya kerumah sakit." Pak Imran langsung mengambil motor butut miliknya, yang dipakai oleh Ariel tadi.
Dia memapah tubuh Ariel yang sudah tidak sadarkan diri keatas motor.
"Kamu naik dibelakang, pegang dia, jangan sampai jatuh, Bapak yang membawa motornya !" Ujar PK Imran setelah mendudukkan tubuh Ariel dimotor.
Safira mengangguk, dia langsung naik keatas motor dan memegang tubuh suaminya itu.
Air matanya tidak henti mengalir membasahi kedua pipinya yang tertutup cadar.
"Kenapa sampai menghajarnya segitu, seharusnya kita usir saja dia." Ujar salah satu warga merasa menyesal setelah melihat Safira menangis.
"Kamu mah, pakai kasihan, dia pantas mendapatkan semua itu, kalian sudah dengarkan, apa yang dikatakan Gus Reza tadi, dai kemaren malam sudah digrebek dengan Fira, eh sekarang mencoba merayu Istri Gus Reza lagi." Jawab warga itu.
"Iya benar, aku setuju, dari pada nanti kita juga yang repot, aku tidak mau nanti istri aku juga di rayunya." Jawab warga yang lain.
"Udah ayo pulang, biarkan saja dia." Ajak warga yang sedikit keras dan bersemangat menghajar Ariel tadi.
Sementara dirumah, Arumi menangis dan menjerit, tubuhnya penuh lebam, kedua pipi manisnya memerah dengan bekas gambar tangan Reza.
"Beraninya kamu selingkuh dengan si miskin itu, kurang ajar, istri durhaka." Ujar Reza sembari mendaratkan tali pinggangnya ditubuh Arumi.
"Aku tidak selingkuh, mas, aku hanya minta maaf sama dia," sambil menahan sakit dan terisak, Arumi menjelaskan pada Reza.
Namun Reza yang terlanjur emosi yang dikuasai oleh cemburu, dia sudah tuli, tidak mau mendengarkan penjelasan Arumi.
Diruangan tamu, Ustadz Amir hanya mendengar jeritan dan tangisan Arumi Putrinya.
Sedangkan Umi Lia, sudah berderai air mata, dia tidak sanggup mendengar jeritan Putri kesayangannya.
"Abi, kenapa diam saja, tolong Arumi, dia sepertinya sangat kesakitan, aku tidak rela si reza menasehati Putriku seperti itu." Umi Lia menggoyang-goyangkan bahu Ustadz Amir, menyuruh Ustadz Amira menolong Arumi.
"Sudah lah Umi, biarkan Reza menasehati istrinya, lagian siapa suruh bertemu dengan si miskin Nazriel itu, Umi masuk kamar sama, Reza tau apa yang dia lakukan untuk istrinya." Ustadz Amir membiarkan Arumi disiksa, karena dia pikir Reza hanya memberi pelajaran ringan saja pada Arumi, agar Arumi takut dan tidak bertemu lagi dengan Ariel.
Suara tangisan dan jeritan didalam kamar sudah tidak terdengar lagi, Arumi sudah tidak sadarkan diri, dia sungguh sangat kesakitan hingga dia pingsan.
Sedangkan Reza, menenangkan dirinya, setelah itu dia keluar dari dalam kamar.
Umi Lia langsung menghampiri Reza dan bertanya.
Bersambung.
Gm y reaksi ustad abal" itu..