NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketulusan Cinta Umar Untuk Shifa

Umar mendapatkan telpon dari rumah sakit jika Shifa mengalami kemajuan dan dia segera datang meninggalkan pertemuan keluarga itu, dia bersama sang ibu sedangkan Ayahnya tetap melanjutkan pertemuan itu.

Kesadaran istrinya kini mulai membaik, perlahan Shifa sadar tapi alangkah terkejutnya mereka karena Shifa tak mengingat Umar dan anaknya, yang dia ingat hanya Keluarganya dan juga kekasihnya.

"Siapa kamu, kenapa kamu ada disini?? Tanyanya dengan kening mengkerut.

" Kau suami kamu dek, kita telah menikah dan kita telah dikaruniai bayi kembar sepasang".

"Itu tidak mungkin, aku tidak mungkin menikah denganmu, aku mencintai Rayhan dan akan menikah dengannya". Ucap Shifa menolak untuk didekati Umar saat dia sadar.

"Tapi itu benar dek, lihatlah ini foto pernikahan kita, aku sudah menikahi kamu hampir 3 tahun dan anak-anak kita juga menunggu kamu". Ucap Umar menunjukkan walpaper handphonenya yang berisi foto pernikahan keduanya.

"Itu tidak mungkin, aku mencintai Rayhan, tidak mungkin aku menikah dengan lelaki yang tidak aku kenal dan tidak aku cintai sama sekali". Teriaknya memberontak.

Ya allah jangan seperti ini dek, kamu menyakitiku, kaitan anak-anak kalau kamu tidak mengingatnya". Umar menangis pilu melihat keadaan istrinya.

Dia sangat menginginkan istrinya saudara tapi jika seperti ini bagaimana dia bisa mengatakannya pada anak-anak nya.

"Bagaimana ini dokter, apa yang sebenarnya terjadi pada istriku, kenapa dia tidak mengingat aku dan anak-anak tapi dia mengingat keluarganya". Ucap Umar menangis.

Sedangkan Gibran kini menggelengkan kepalanya tanda frustasi, beberapa bulan anaknya yang bungsu mencari keributan dengan Ammar sang ipar kini anaknya yang tua malah tidak mengakui suaminya sendiri.

"Itu benar nak, dia adalah suamimu, ayah sendiri yang menikah kamu, dan lelaki sialan itu sudah menikah dan memiliki anak".

" Itu tidak mungkin.. tidak mungkin". Teriak Shifa dengan histeris.

"Maaf pak, buk, ibunya mengalami benturan hebat waktu itu, membuat ibu Shifa mengalami kehilangan ingat semi permanen, dia kebagian memorinya yan tidak terlalu jauh, itu sebabnya dia tidak mengingat suami dan anak-anaknya".

"Tolong jangan terlalu membebankan nya untuk mengingatnya karena ini hanya sementara, perlahan dia akan mengingat kembali kejadian sebelumnya".

"Tapi bagaimana dengan penyembuhan nya dokter, kami tidak mungkin membiarkannya bertemu dengan lelaki yang bukan mahramnya". Gibran menolak tegas jika itu masalah lelaki bajingan itu.

"Ayah sabar dulu, biarkan dokter menyelesaikan penjelasannya agar kita punya pencegahan dan cara penyembuhannya". Tegur Umar dengan halus kepada mertuanya itu.

"Yang dikatakan Umar benar kak Gibran biarkan kita dengar penjelasan dokter". Shofiyah mengikuti perkataan Sang anak mendengar penekanan dokter.

Gibran hanya pasrah walau dia tengah tersulut emosi tapi dia berusaha untuk bersabar agar dia juga tahu bagaimana cara mengembalikan ingatan sang anak.

"Maaf pak sebelumnya, tolong jangan paksa buat ibu Shifa mengingat semuanya perlahan saja karena itu akan merusak otaknya jika kita terlalu memaksakan dirinya mengingat dan itu berat untuk otaknya".

"Terus solusi seperti apa yang bisa ditawarkan dokter, kami memang tidak mungkin membiarkan dia bertemu dengan lelaki itu karena mereka masing-masing sudah terikat pernikahan, akan sangat tidak baik jika mereka bertemu apalagi dalam keadaan Shifa tidak ingat apapun seperti ini, lelaki itu akan memanfaatkan Shifa kembali". Ucap Shofiyah dengan perlahan.

"Kalian bawah saja pulang kerumah bu nantinya setelah kami periksa kembali, mungkin kenangan dimasa lalu yang masih bisa terkenang untuk nak Umar bersama terutama rumah pribadi dan rumah anda, coba anda ingat-ingat moment apa kalian bisa lakukan bersama yang bisa menimbulkan ingatannya tentang anak juga nak Umar kalau dengan anaknya kan memang mereka belum pernah bertemu".

"Terima kasih dokter jika seperti itu kami akan melakukannya atas saran dokter barusan".

"Sama-sama bu, kalau begitu saya permisi sekali lagi saya peringatkan untuk tidak memaksakannya mengingat cukup diarahkan saja". Ucap dokter keluar dari ruangan tersebut mengisahkan semua keluarganya.

"Aku tidak akan memaksakan mungkin mengingat apapun dek tapi tolong jangan bertemu dengan lelaki itu, dia akan kembali memanfaatkan mu seperti dulu".

"Jangan sok tahu kamu, Rayhan tidak mungkin memperlakukan aku seperti katamu itu". Teriaknya mendorong Umar dengan kasar sampai Umar terjatuh.

Gibran menatap nanar sedangkan Rina menatap anaknya dengan pinangan air mata sedangkan Shofiyah menatap dalam mata menantunya dengan tajam.

"Dia suamimu Shifa, ummi memang menyayangimu tapi tidak ada toleransi jika kamu bersikap seperti itu". Ucapnya dingin dan datar.

"Kak tolong mengerti, maafkan putriku, dia tidak ingat apapun". Ucap Rina dengan melas.

"Ibu benar ummi, maafkan istriku yah, dia tidak ingat jadi tidak apa-apa setidaknya dia tidak berhubungan dengan lelaki itu, itu sudah lebih dari cukup".

"Sudah ku bilang diamlah lelaki sialan, Rayhan tidak mungkin memanfaatkan ku". Teriaknya dengan kasar. Shifa memberontak tidak terima jika kekasihnya dihina seperti itu.

"Diam Shifa, dia suamimu, mau kau hilang ingatan sekalipun kau harus menghormati nya". Hardik Gibran dengan kasar.

Dia tidak terima Anaknya menghina dan mengumpat seperti itu kepada suaminya yang sangat baik padanya selama ini.

"Tapi dia sejak tadi menghina Rayhan ayah, aku tidak terima kekasihku dia hina seperti itu, memang dia pikir dia siapa". Ucapnya dengan tajam menatap Umar penuh kebencian.

Umar memegang dadanya yang terasa sakit, perkataan istrinya melukai harga diri dan hatinya sangat dalam, dia harus bisa bertahan, istrinya sedang sakit dia harus membantunya karena dia kehilangan memorinya.

"Twpi sikapmu pada suamimu keterlaluan nak, sekalipun kau tidak ingat kamu tak boleh memperlakukannya seperti itu, selama ini dia membantumu dalam segala sisi bahkan dialah yang membawamu pada Rayhan waktu itu dan kau mendapati sendiri jika lelaki itu selingkuh dan memanfaatkan ku". Rina kini menyampaikan penggalan cerita mereka.

Tiba-tiba kepala Shifa sakit begitu mendengar perkataan ibunya barusan, dia melihat bayangan samar-samar seperti perkataan ibunya, dia mwnggelengkan kepalanya dan memilih kepalanya yang berdenyut hebat.

"Sakit". Cicitnya memegang kepalanya.

"Dek, kamu baik-baik saja". Tanya Umar dengan khawatir.

"Pergi". Teriaknya mendorong Umar dengan kasar.

Shifa terus saja memegang kepalanya yang berdenyut hebat, serasa kepala nya dipukul batu besar.

"Ayah, dan kalian semua tolong jangan terlalu memaksakan istriku mengingat apapun, kasihan dia kesakitan.

"Tapi nak kasihan kamu". Gibran kini menangis menatap ibah anak menantunya itu.

Dia bahkan masih memikirkan istrinya ditengah sikap keterlaluan istrinya itu, dia betul-betul beruntung dan tidak salah pilih pasangan untuk anaknya.

"Tidak apa-apa ayah, aku bisa menahannya, aku jauh lebih terluka melihat istriku kesakitan seperti itu". Umar kini menangis melihat istrinya menjerit kesakitan.

Hatinya jauh lebih sakit dari perkataan istrinya itu melihat kondisi istrinya yang menjerit kesakitan

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!