NovelToon NovelToon
Kos-kosan Sus Banget!

Kos-kosan Sus Banget!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: DancingCorn

Fandi, seorang mahasiswa jurusan bisnis, memiliki kemampuan yang tak biasa—dia bisa melihat hantu. Sejak kecil, dia sudah terbiasa dengan penampakan makhluk-makhluk gaib: rambut acak-acakan, lidah panjang, melayang, atau bahkan melompat-lompat. Namun, meskipun terbiasa, dia memiliki ketakutan yang dalam.

BENAR! DIA TAKUT.

Karena itu, dia mulai menutup matanya dan berusaha mengabaikan keberadaan mereka.
Untungnya mereka dengan cepat mengabaikannya dan memperlakukannya seperti manusia biasa lainnya.

Namun, kehidupan Fandi berubah drastis setelah ayahnya mengumumkan bahwa keluarga mereka mengalami kegagalan panen dan berbagai masalah keuangan lainnya. Keadaan ekonomi keluarga menurun drastis, dan Fandi terpaksa pindah ke kos-kosan yang lebih murah setelah kontrak kos sebelumnya habis.

Di sinilah kehidupannya mulai berubah.

Tanpa sepengetahuan Fandi, kos yang dia pilih ternyata dihuni oleh berbagai hantu—hantu yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga sangat konyol dan aneh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DancingCorn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32 : Permisi, Paket...

Ketika mereka semua keluar dari portal hitam, pemandangan di depan mereka membuat mereka takjub.

Pulau Apung terlihat seperti surga kecil di antara kabut tipis. Mereka dapat melihat pulau ini benar-benar melayang di atas permukaan tanah. Setiap sudutnya dipenuhi keasrian yang menenangkan, membuatnya terlihat seperti yang harmoni sempurna.

Pepohonan tinggi menjulang di sepanjang tepian pulau, dengan dedaunan hijau zamrud yang bergoyang lembut diterpa angin. Beberapa pohon memiliki bunga berwarna ungu kebiruan yang bercahaya redup saat senja tiba, menambah kesan magis pada tempat ini. Angin sejuk membawa aroma tanah basah, bercampur dengan wangi bunga liar yang tumbuh di sepanjang jalan setapak berbatu.

Di tengah pulau, terdapat padang rumput luas yang dipenuhi rerumputan hijau lembut, seperti permadani alam yang nyaman dipijak. Kupu-kupu berwarna-warni beterbangan di atas bunga-bunga liar, sementara burung-burung kecil berkicau riang dari dahan ke dahan. Sungai kecil berair jernih mengalir di sela bebatuan, menciptakan suara gemericik yang menenangkan.

Tak jauh dari sana, terdapat sebuah pohon raksasa dengan akar yang menjulur ke segala arah, menciptakan lengkungan alami yang menyerupai gerbang. Cahaya matahari yang menembus celah dedaunan menciptakan bayangan dan kilauan cahaya yang berkilau seperti permata di atas tanah.

Pulau ini terasa begitu damai, seolah waktu berjalan lebih lambat di sini. Keindahannya begitu alami, seperti lingkungan yang tidak pernah tersentuh oleh keserakahan manusia.

"Jadi ini pulau apung." Kata Mbak Lili melihat sekeliling dengan penasaran.

Bahkan jika dia hantu, sebagai seorang wanita, dia menyukai keindahan!

Melihat pemandangan pulau di depannya membuatnya terpukau dan ingin tinggal.

Fandi mengangguk pelan. "Pulau apung adalah pulau kecil melayang yang terbentuk dengan cara aneh. Di sini, energi lebih besar, dan kekuatan hantu bisa berkembang lebih cepat. Tapi... penghuni di sini adalah orang-orang yang sangat unik. Hanya orang terbaik atau terburuk yang bisa tinggal di sana."

Mendengar itu, Mbak Lili segera menghilangkan pikirannya untuk tinggal.

"Itu benar." Rinjani mengangguk, "bahkan ayah dan aku hanya bisa mengunjungi tempat ini sebentar sebelum akhirnya harus pergi."

Alya mengernyit, terlihat bingung. "Tunggu, jadi ini tempat yang penuh dengan orang-orang aneh?"

Fandi terdiam tidak bisa berkata-kata, dibandingkan Raka dan Arief, Alya telah melalui lebih banyak hal aneh dengannya, apa yang membuatnya khawatir.

"Jangan khawatir, neng." Kata Parto melayang disebelah Alya. "Ada mas Fandi yang jagain kita." Katanya.

Alya terdiam. Lalu melihat Fandi dengan malu. Dia lupa kalau ada hantu aneh yang mengikuti mereka, dia tidak perlu khawatir!

Raka memandangi Rinjani sejak mereka melewati portal, begitu juga Arief. Jadi Fandi tidak terkejut kalau mereka hanya diam. Dia hanya berpikir, bagaimana pikiran kedua orang ini ketika mereka kembali ke dunia nyata.

"Baiklah, mari kita berpencar untuk mencari. Kalian tidak akan bisa masuk ke dalam rumah di tempat ini, namun kalian bisa melihat nama yang terbentuk di atas pintu rumah. Ingat, namanya Antonio." Kata Fandi sambil menunjuk.

Raka menepuk tangannya, "Oke, gue sama mbak Rinjani."

"Eh, enak aja. Gue yang sama mbak Rinjani." Balas Arief cepat.

Mereka berdua mulai berebut satu sama lain, membuat yang lainnya tidak bisa berkata-kata.

"Gue bakal sama Fandi." Kata Rinjani, namun sebelum ada yang menerima atau menolaknya. Sebuah desisan kucing terdengar.

"Kamu ingin memecah persahabatan Fandi dan teman-temannya." kata Blue dengan tidak senang.

Rinjani tertawa licik, "Hehehe, apa yang salah. Jika ini berhasil, mungkin Fandi akan tinggal di tempat ini. Emang Lo nggak mau Fandi tetap di dunia gaib."

Blue tidak menjawab, dia hanya menatap Rinjani. Jujur saja, dia memang senang kalau Fandi tinggal, namun jika itu keinginan Fandi, bukan paksaan cara licik seperti ini.

"Gue tau Lo juga mau Fandi tetep di sini." Kata Rinjani terkekeh.

"Nggak mungkin." Kata Fandi sambil memutar matanya. Lalu dia mulai menunjuk. "Blue bersama Rinjani ke timur. Parto, Mbak Lili sama Dek Anis ke Barat. Raka, Arief sama Gue ke utara. Kalau nggak ketemu, kita kumpul lagi di sini. Udah, cepetan pergi."

Fandi tidak ingin mendengar penolakan, jadi dia segera menarik kerah kedua temannya dan pergi.

Blue dan Rinjani saling memandang dengan tidak senang namun berjalan pergi bersama. Parto dengan gembira mulai bicara seperti cewek centil seperti sebelumnya saat mereka mulai berkeliling.

Pulau apung itu tampak seperti tempat besar namun sebenarnya terdiri dari pulau kecil yang terpisah. Mereka dihubungkan dengan jembatan-jembatan yang terbuat dari kayu berwarna merah.

Fandi melirik Raka dan Arief yang masih memikirkan Rinjani dengan wajah penuh kasmaran. Sesekali mereka berbisik-bisik, saling menyikut, dan menyeringai seperti dua bocah yang baru pertama kali melihat wanita cantik.

Fandi menggelengkan kepala dan menghela napas panjang. 'Ya Allah, ini anak dua masih aja mikirin itu...'

"Kalian sadar nggak sih kalau Rinjani itu hantu?" kata Fandi akhirnya, dengan nada sedikit jengkel.

Raka dan Arief sama-sama menoleh, ekspresi mereka tampak bingung. "Apaan sih, Fan?" ujar Arief sambil tertawa kecil. "Bahkan kalau dia hantu, dia itu cantik banget. Mana bisa kita lepasin? Jiwa jomblo gue berteriak ingin bersamanya~"

"Iya, setuju, bahkan kalau Rinjani itu hantu, dia itu anggun, cantik, sopan. Pokoknya dia bak putri bangsawan!" Raka menimpali dengan percaya diri.

Fandi : ....

Dia tidak bisa menyangkal kata-kata Raka, karena itu memang kenyataannya!

Fandi menyipitkan mata. Dia kemudian merasakan sesuatu yang aneh.

Jelas, mereka berdua adalah tipe yang akan ketakutan melihat hantu. Setelah kejadian Dek Anis atau bertemu Pak Kromo dan Mbak Lili, jelas mereka masih akan gemetar saat lihat hantu.

Baik, mengesampingkan pocong warna-warni yang memang lucu dan tidak menakutkan sama sekali.

Mereka tidak akan pernah mau membawa pulang hantu. Bahkan jika Rinjani sangat cantik, dia tidak percaya dua orang yang suka bercanda ini akan bersaing untuknya.

Fandi mendekat dan memperhatikan wajah mereka lebih seksama. Tatapan mereka agak kosong, seolah ada kabut yang menghalangi pikiran mereka.

Fandi : ....

Pantas saja aneh, mereka terkena guna-guna!

Tanpa buang waktu, Fandi merogoh sakunya, mengeluarkan kertas dan kuas kecil yang dia dapatkan dari Baswara sebelumnya. Dengan cepat, dia menggambar sebuah pola sederhana, mantra penawar guna-guna. Kemudian dia merobek dua bagian kertas itu dan menempelkannya ke dahi Raka dan Arief.

"Gusti Pangasih, Paringi Ketentraman." Bisiknya dalam udara kosong.

Raka mengerutkan kening, "Apaan sih lo, Fan—"

Seketika, kedua anak itu terdiam. Mata mereka berkedip beberapa kali, lalu mereka mengerang pelan sambil memegang kepala.

"Uh... Kenapa gue jadi pusing?" keluh Arief.

"Rasanya aneh. Lingkungannya nggak berubah, tapi rasanya lebih jelas..." Raka menambahkan sambil mengusap wajahnya.

Fandi menghela napas lega. "Bagus, ini angka berapa?" Katanya sambil mengangkat tiga jari.

"Dih, ni anak. Tiga lah, bro." Kata Arief dengan kesal. Raka juga mengangguk setuju.

Tapi Fandi tersenyum lebih senang. "Bagus, kalian sadar."

Raka menatap Fandi dengan bingung. "Hah? Maksud Lo apa, Fan?" Setelah memiliki pengalaman horor, dia sepertinya menyadari ada yang aneh.

Fandi terdiam beberapa saat sebelum bertanya. "Kalian inget Rinjani? Hantu yang dateng bareng gue sebelumnya?"

"Yang mana?" Tanya Raka sedikit bingung, "Apa yang cantik, pakai baju tradisional ada kalung kalungnya itu?"

"Iya, bener. Lo, sama Arief masih suka dia?"

Keduanya segera memiliki wajah pucat saat Fandi mengatakan itu.

"Ngaco Lo, Fan. Mana mungkin kita suka sama Hantu." Kata Arief, lalu melanjutkan, "Meski cakep, dia itu terlalu kuno. Nggak cocok buat kita."

Raka mengangguk, tubuhnya merinding seketika, "Mana hantu lagi. Gue nggak mau cinta antar dimensi kaya Lo."

"Kaya gue?" Fandi menjadi bingung. Dia sepertinya tidak memiliki kekasih hantu.

Raka tersenyum miring, "Mbak Titi~ Fan."

"Anjir, gue nggak suka cowok! Eh, gue nggak suka hantu! Aduh.... Tau gini gue biarin aja kalian." Kata Fandi dengan kesal.

"Memang kita kenapa, Fan?" tanya Arief tanpa beban.

"Kalian kena guna-guna," jawab Fandi ketus. "Mungkin nggak sengaja? Gue nggak tau karena awalnya kelihatan dia nggak tau apa-apa."

Fandi menghela nafas perlahan. Lalu merasa seperti ingat sesuatu. "Gue inget Raka pernah gue kasih jimat, kenapa masih kena, ya." Ujarnya bingung.

Raka juga mengernyit, jelas ingat tentang jimat itu. Fandi memberikannya ketika dia tanpa sengaja memeluk boneka Dek Anis. "Kalau jimat itu gue taruh di jam tangan gue."

Mereka bertiga langsung menoleh ke pergelangan tangan Raka. Dengan buru-buru, Raka membuka bagian belakang jamnya.

Namun yang mereka lihat hanyalah abu.

Raka terdiam sejenak, sebelum wajahnya berubah pucat. "Ini... Kenapa, Fan?"

"Jimat ini akan menjadi panas dan berubah jadi abu saat orang yang menggunakannya dalam bahaya. Lo pernah ngerasain nggak, Rak?" tanya Fandi, mulai menelusuri kemungkinan.

Raka mengingat-ingat. "Hmm... Ada! Waktu itu, gue hampir jatuh ke danau di kampus. Gue inget tangan gue mendadak panas banget, Untungnya gue selamat. Tapi karena gue kaget, gue nggak banyak mikirin, dan nggak tau kalau jimatnya rusak. Maaf, Fan."

Fandi menggelengkan kepalanya, "Nggak udah minta maaf, kaya apa aja. Lagian jimat keselamatan emang itu gunanya."

"Sakti bener lo, Fan." Kata Arief dengan riang.

Fandi menggelengkan kepalanya. "Jimat yang gue tempel di kepala kalian, lipat dan letakkan di saku. Kalau kalian ngerasain panas, cepet cari gue."

Mereka berdua mengangguk. Lalu Fandi menjelaskan tentang tugas mereka mencari rumah dengan nama 'Antonio'.

Setelah beberapa saat, Fandi melihat sebuah rumah dengan nama yang dia cari. Rumah itu cukup sederhana, tapi dihiasi dengan tanaman yang tumbuh subur dan beberapa patung batu yang tampaknya berusia ratusan tahun.

Fandi berjalan menuju rumah itu dengan langkah mantap, menyesuaikan diri. Raka dan Arief juga segera mengikutinya. Sesampainya di depan pintu, Fandi mengetuk perlahan.

"Permisi, paket!" Seru Raka.

Fandi : ....

Raka : ....

Bisa diem aja nggak sih!

——+++——

Catatan Penulis:

Ini dia untuk para karakter baru kita.

1
Husein
maaf lahir dan batin jg ya kak oThor 🙏
Krisna Adhi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Krisna Adhi
novel ini berbeda , seperti larut dalam ceritanya , emosi ,haru campur jadi satu , good job thor /CoolGuy//Casual//Casual/
Krisna Adhi
aih aih /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Krisna Adhi
/Facepalm/
Husein
mohon maaf lahir dan batin jg kak oThor.....
maaf jika selama ini ada komen aku yg ga berkenan 🙏🙏🙏

cerita dr kak oThor bagus banget, cuma belom sempet buat baca kisah yg lain🙏🙏🙏 so sorry
Husein
sepertinya sdh tdk ada kak...
eh mbak parti kmrn udh belom ya, sama.yg dia berubah punya sayap hitam 🤔...
DancingCorn: udah kok. Si Parti kan Parto 😂
cuma bentuk perubahannya aja...
total 1 replies
Husein
🤭 udah kek setendap komedi... segala kucing kena roasting
Husein
😀😀 hantu aja punya jodoh....
Fandy dan yg lainnya msh jomblo, emang sengaja ga dibuatin jodohnya ya kak oThor?
Husein: sapa tau kak oThor ada yg pengin kek Jayden dan Mina, minta dicarikan jodohnya 😀😀....

tp sebaiknya ga usah lah, takutnya nanti ngerusak cerita 🤗

ngikut alurnya kak oThor aja deh😀👍👍
DancingCorn: 🤣🤣🤣
Yah, lagipula ini bukan genre romance 🤭🤭
total 2 replies
Husein
gpp kak oThor... biar sedikit bisa ngobatin kangen ke Fandy dkk,😍
netizen nyinyir
duhhh thorrrr kirain mau tamat, btw cepat sembuh thorrr
Husein
lekas sembuh kak🤗
kutunggu sll lanjutan ceritanya 😍🙏🙏
Husein
ceritanya amazing 😍
Husein
apakah dugaanku benar? ato tidak?
pemilik kos biasanya menyimpan rahasia yg tak terduga... apa iya Bu Asti bukan mnausia?
Husein
oh no, tyt lbh rumit dr yg dibayangkan...
sosok ini berhubungan dg kehadiran dek Anis jg tayangga ...
siapakah sosok itu? apakah musuh Fandy dr dunia goib?
Husein
wahh ...up nya banyakkk 😍😍😍

maaci kak oThor
Husein
lagi kak oThor... lanjut
Husein
good job Jayden 👍👍
Husein
😀 kebayang ga tuh, natap mata Kunti... 5 detik...
normal nya liat Kunti ga sampai sedetik udh pingsan ato ga kabur duluan 😀 sereeemmm
tp Krn Arif gengnya Fandy jd beda
Husein
baru tau, ngobrol sama hantu bs seasik ini, kagak ada takut-takut nya... padahal selain Fandy, mereka bukan indigo kan ya
Husein: iya jg ya... jd terbiasa...
takutnya kan tiba-tiba si hantu menunjukkan sisi gelap, ato justru balik membahayakan..
tp tak ala, ada Fandy 😁 yg ditakuti d dunia gaib👍
DancingCorn: yaa, mau bagaimana lagi
Karena terlalu sering terpapar hal-hal mistis dan ketemu pak Kromo, Mbak Lili, Dek Anis dan Parto juga, bawaannya jadi biasa sama hantu lain.
ini juga, awalnya Fandi dan Parto masih waspada kok
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!