NovelToon NovelToon
Tutorku Tunanganku

Tutorku Tunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mashimeow

"Mulai sekarang gue yang jadi tutor lo sampai ujian kenaikan kelas."

Awalnya Jiwangga hanya butuh Keisha sebagai tutornya, itupun dia tidak sudi berdekatan dengan anak ambis seperti Keisha.

Sayang seribu sayang, bukannya menjauh, Jiwangga malah dijodohkan dengan Keisha.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mashimeow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selebrasi Perayaan

Keisha ditarik begitu saja oleh Joshua saat para pemain sibuk melakukan selebrasi kemenangan di tengah lapangan. Gadis itu tidak bisa menolak membuat tubuhnya terbawa arus bersama dengan Luna. Rasa panik membuatnya melakukan aksi impulsif menarik tangan sahabatnya itu untuk ikut.

Mereka terjebak di antara tujuh anak-anak Chaos Brotherhood yang saling merangkul dan tertawa bersama. Keisha tidak begitu paham kenapa dirinya sampai diikutsertakan dalam euphoria itu padahal sendirinya bukan bagian dari gerombolan. Kerumunan sedikit berjarak saat River dan Harvey berniat untuk mengangkat tinggi tubuh Jiwangga ke udara.

Kedua pemuda itu mengangkat tubuh besar Jiwangga dengan wajah tertawa bahagia. Tiga kali lemparan membuat kepala sang kapten lumayan berdenyut nyeri. Jiwangga menepuk pundak River memberi kode untuk dilepaskan. Begitu kakinya berpijak pada daratan, dia langsung mengalihkan atensinya ke arah Keisha.

“Ngapain sih lo bikin ginian pakai muka gue? Norak tahu nggak,” omel Jiwangga.

“Kan biar lo tambah semangat tadi mainnya terus menang. Nih lihat bagus loh posternya hasil karya gue,” ucap Keisha sambil menunjukkan poster miliknya pada Jiwangga tinggi-tinggi. 

“Gue nggak percaya,” balas Jiwangga.

Keisha memainkan ikat rambutnya centil. “Ya awalnya gue mau bikin lo malu sih tapi kok malah nggak mempan sih. Lo malah makin semangat tuh lempar-lempar bola ke ring,” kata Keisha.

“Bocah freak.” Jiwangga mengulurkan tangan untuk menyentil kening Keisha pelan. 

Keisha memandang ke arah Jiwangga dengan tatapan sinis saat tangannya sengaja mampir untuk menyentuh permukaan wajahnya. Ia mengusap permukaan kening seolah ada noda yang menempel di sana. Padahal hanya gadis itu saja yang hiperbola. 

Jiwangga samar-samar mendengar bisikan para gadis yang tengah membicarakan dirinya dan Keisha. Ia ingin mencari sumber kebisingan itu untuk melihat siapa yang berani membicarakannya secara terang-terangan. Tetapi belum sempat Jiwangga menoleh, tubuhnya sudah ditarik oleh Joshua dan Tristan untuk menjauh. 

“Kei cabut yuk! Panas banget di sini. Gue haus nih,” ajak Luna sambil mengarahkan kipas elektrik ke area wajah dan lehernya. 

“Ayo, gue haus juga nih. Apa kita ke mall dekat sini aja sekalian nonton film yang bagus?” usul Keisha.

“Boleh. Kemarin gue diceritain sama Mas Bintang yang habis lihat Petaka Gunung Gede. Kata dia bagus. Kita nonton itu aja,” sambut Luna antusias.

“Film apa aja mau gue dah asal kita keluar dulu dari sini,” kata Keisha.

“Lo gandeng gue aja biar nggak hilang. Lagian ini GOR kenapa gede banget sih udah mirip stadion aja,” omel Luna.

Keisha merangkul lengan sahabatnya dan mulai berlalu pergi dari area pertandingan. Walaupun langkah keduanya sedikit terbatas sebab penonton masih berkumpul dengan teman-teman mereka. Luna berusaha membelah antrian untuk mencari jalan keluar dari ruangan yang super panas itu. 

Mereka membutuhkan waktu selama hampir 10 menit untuk benar-benar keluar dari GOR SMA Arcapada. Keisha merasa seperti menemukan oase di tengah gurun pasir karena terkena embusan angin sejuk dari luar. Ia melepas kuncir rambutnya dan membiarkan setiap helainya diselimuti oleh angin dingin. Luna juga melakukan hal yang sama. 

Salah satu dari dua gadis cantik itu segera membuka aplikasi pesan mobil online di ponsel masing-masing. Sambil memesan mereka berjalan menuju gerbang depan agar lebih mudah menjangkau. Keisha terlalu sibuk memperhatikan ponselnya sampai tidak sadar dengan sekitar. Kepala gadis itu mengenai punggung seseorang di hadapannya. 

“Kalau jalan jangan sambil main handphone. Jadi nggak fokus kan.”

Keisha mendongakkan kepala melihat presensi Harvey di depannya. Ia merasa seperti deja vu dengan kejadian ini. “Maaf, lagi perhatiin driver mobil online sampai mana,” ucap Keisha.

“Ya kan bisa berhenti dulu buat lihat tuh mobilnya,” kata Harvey.

“Lain kali nggak begini kok.” Keisha mengalihkan pandangan ke arah Luna. Entah sejak kapan keduanya seakan terpisah oleh keadaan. Membuat dia berada di tengah kerumunan anggota Chaos Brotherhood untuk kedua kalinya. “Luna ke mana sih?” gumam Keisha.

“Lo tanya gue, lah gue tanya siapa,” balas Harvey acuh.

Keisha mengendikkan bahunya tidak peduli dengan balasan Harvey. Netranya berkeliling untuk mencari dimana keberadaan sang sahabat. Tetapi memang kesialan tidak ada di dalam kalender atau pun update cuaca terkini. Tubuh mungil itu ditabrak dari belakang oleh sekelompok gadis penyuka Chaos Brotherhood.

Pegangan pada ponselnya mengendur sampai membuat benda pipih itu terlempar jauh beberapa langkah ke depan. Suara jatuhnya benda itu dengan aspal terdengar begitu nyaring. Seketika perhatian semua orang tertuju pada Keisha. Salah satu di antara fans fanatik yang Keisha kenal itu bukannya meminta maaf malah acuh dan menggelendoti lengan Harvey.

“Minta maaf nggak lo sekarang!” seru Keisha marah. 

Nindy hanya melirik sekilas. “Emang gue yang bikin handphone lo jatuh? Salah siapa berdiri di tengah jalan,” balas gadis itu sinis.

“Lo yang salah juga nabrak Keisha segala pakai lempat kesalahan ke orang lain,” celetuk River.

“Kalian pasti mau hangout selebrasinya Jiwangga kan? Gue mau ikut dong,” kata Dania sambil mencondongkan tubuhnya sedikit lebih maju ke arah Julian. 

“Ajak kita dong please,” rengek Mila. Perempuan bertubuh semampai itu menarik ujung jaket yang sedang dipakai oleh Jiwangga.

“Ya kali having fun nggak ada yang temani,” sahut perempuan dengan rambut model pendek sebahu.

“Emang harus banget ada kalian setiap kali kita nongkrong?” tanya sarkas Lucas.

“Gue mau dibonceng Harvey dong! Terserah kalian mau sama siapa,” celetuk Nindy tidak peduli pada ucapan pemuda itu. 

Harvey melepaskan rangkulan tangan Nindy dari lengannya kasar. Tidak sudi bila jok motornya diisi oleh perempuan asing. Pemuda itu lantas meraih jemari Keisha untuk dia genggam membuat si cantik menoleh cepat. “Gue sama Keisha. Lo cari aja yang lain,” tolak Harvey mentah-mentah.

“Harvey yang benar aja,” bisik Keisha.

“Nggak apa sekalian gue antar balik.” Harvey membawa Keisha pergi lebih dahulu menuju parkiran untuk menjemput si hitam, motor ninja bawannya.

Selepas perginya Harvey dan Keisha, kerumunan itu perlahan memudar. Jiwangga tampak acuh dan terkesan sengaja mengabaikan keberadaan Nindy dan teman-temannya. Pemuda itu memang tidak memasang jok tambahan di atas motornya. Diacuhkan oleh laki-laki yang mereka puja memang menyakitkan apalagi di tempat umum. 

Keisha mendapat pesan dari aplikasi pesanan mobil online di ponselnya dan supir itu membatalkan pesanan mereka karena suatu hal. Saat sampai di parkiran gadis itu melihat Luna sedang berjalan santai bersama Joshua di sebelahnya. Keduanya sedang bercanda gurau asik sekali. Keisha membulatkan sepasang obsidian miliknya saat melihat pada deretan motor besar tepat di depan mata.

Tujuh motor sport saling bersebelahan terparkir di satu garis yang sama. Kebetulan motor milik Joshua berada di antara milik Harvey dan River. Saat ketujuh kuda besi itu dihidupkan secara bersamaan seketika suara bising memenuhi jalanan. Satu persatu mulai melaju pergi. Keisha memegang pundak Harvey sebagai tumpuan untuk naik ke boncengan motor pemuda itu.

“Lo nanti turunin gue di depan Mall Central Park aja. Gue sama Luna mau nonton di sana,” kata Keisha.

“Lo tahu arah mallnya kan, Josh?” tanya Luna dari boncengan motor Joshua.

Joshua membuka kaca pada helm full facenya. “Tahu lah. Anak malam kok nggak tahu seluk-beluk Kota Jakarta,” balas pemuda itu tengil.

“Mau nonton film apa emang?” tanya Harvey.

“Petaka Gunung Gede tuh diajak Luna,” jawab Keisha.

“Join boleh nggak? Kan sekalian antar kalian ke sana.” Joshua bertanya sambil menghidupkan kembali mesin motornya yang sempat dimatikan sejenak.

Luna menggelengkan kepalanya enggan sebagai jawaban. “Sorry boys nggak dulu kali ini. Gue mau girls time bareng Keisha. Sekarang buruan jalan keburu panas,” ucapnya lalu menepuk pundak Joshua.

Joshua mendesah kecewa sedangkan Harvey bersikap biasa saja. Lalu kedua pemuda bersama dengan perempuan cantik dalam boncengan mereka pun pergi meninggalkan kawasan GOR Arcapada. Mereka lalu asik berbincang sampai tidak menyadari ada seseorang yang melihat segalanya dengan tatapan mengawasi.

1
bayusetyawan
aku pengen gabung ke chaos brotherhood thor
Cheng Lin2194
Terhibur banget!
Mashimeow: terima kasih udah suka sama ceritaku^^
total 1 replies
Juárez Márquez Odette Margarita
Ngakak dosa!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!