NovelToon NovelToon
My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Isma Wati

Squel Flight Attendant.


Denisa, dokter berusia dua puluh lima tahun itu telah menjadi janda diusianya yang bahkan belum genap dua puluh tahun akibat obsesinya pada laki-laki yang sangat mencintai kakaknya. Susah payah pergi jauh dan berusaha move on, Denisa dipertemukan lagi dengan mantan suaminya yang sangat ia hindari setelah lima tahun berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Untuk Dara

Denisa tersenyum puas melihat jadwalnya yang sekarang sudah teratur, dia akan meluangkan waktu satu hari dalam seminggu untuk Dara. Jika biasanya setiap weekend dia ikut dalam organisasi yang dibuat dokter Ricko dan ayahnya, kini dia hanya bisa ikut pada hari sabtu.

Organisasi yang dibuat dokter Ricko ialah memberikan pengobatan gratis di sebuah desa yang ada di Batam. Jarak desa itu dari tempat tinggal Denisa sekitar dua jam.

Denisa pikir kapan lagi dia bisa membantu sesama jika bukan dari sekarang, memang salahnya telah memiliki anak di usia muda, jadi dia tidak seperti temannya yang lain, saat seusianya sudah banyak mengikuti kegiatan sosial, sedang dia harus membanting tulang demi memenuhi hidupnya dan Dara, nasib janda muda.

Tapi Denisa juga harus memikirkan kebahagiaan Dara, sehari dalam seminggu waktu yang dibutuhkan Dara darinya.

Denisa menoleh pada ranjang, Dara sudah terlelap dengan buku didadanya, Denisa mendorong kursi dan beranjak naik keatas ranjang, mengambil buku dan meletakkan di meja kerja yang berada dikamarnya, kemudian dia menatapi lamat-lamat wajah polos Dara yang tertidur pulas dengan sedikit dengkuran halus terdengar.

Denisa menitikkan air mata, begitu banyak dosa yang telah ia berikan pada Dara, sering memarahi, melarang ini itu dengan alasan demi kebaikan sang putri, ada rasa sesal saat ia melakukan itu, dan berjanji tidak mengulangi lagi.

Denisa merapikan poni yang menutupi wajah Dara, ternyata sudah panjang, dia kurang memperhatikan anaknya sendiri, Denisa mengecup kening anaknya lama. Ia menghapus air matanya, lalu menutup tubuh Dara dengan selimut, kemudian dia beranjak kekamar mandi mensucikan diri sebelum ikut bergabung dengan anaknya.

Esok dia akan memberikan kejutan pada Dara.

Kini dia sendiri tak bisa terejam, dia yang akan memberikan kejutan, tapi rasa bahagia Dara sudah bisa ia bayangkan, anaknya itu pasti akan memujinya besok, dia dan Dara lebih sering bertengkar dari pada memuji satu sama lain.

Ahh, tak ada yang bisa di puji dari seorang ibu pengejar workholic sepertinya. Denisa tersenyum kecil menatapi langit kamarnya, dia rindu keluarganya, rindu cerewet mamanya, rindu bertengkar dengan Delia, dan rindu ceramah sih sok bijak Dania. Sudah berapa tahun mereka tidak bertemu, entah Dara mengingat wajah saudaranya atau tidak? Keinginannya yang ingin melupakan seseorang membuatnya harus menghilang, dan meminta untuk saudaranya untuk tidak sering menemuinya, sesulit itu ia menghapus jejak orang yang tak menginginkan kehadirannya.

Kesuraman dulu telah berlalu, kini saatnya dia menyambut masa depan yang lebih baik bersama Dara Danuarta, walau Denisa membenci laki-laki itu, tapi tak ada alasan untuknya untuk tidak menyematkan nama ayah biologis dibelakang nama Dara.

Benci saat tahu Daniel pernah akan melecehkan kakaknya karena kesalahannya, Denisa yang waktu itu tak sengaja mencuri dengar obrolan Abian saat menelepon seseorang ketika Delia dan Abian mengunjunginya di ulang tahun Dara yang genap berusia dua tahun.

Lelah memikirkan jalan hidupnya yang cukup sulit, tanpa sadar terpejam kini dia terpejam dengan sendirinya.

Pukul enam pagi, Denisa membangunkan Dara.

"Sayang, Daraaa ayo bangun Mami sudah kesiangan, kamu Mami titipkan lagi dipenitipan."

Bocah cantik warisan ayah dan ibunya itu mengerjapkan mata, matanya menyipit saat terang cahaya lampu menyoroti bola mata coklatnya.

"Mi, memang kemana Bu Nani, kok Dara dipenitipan lagi?" tanyanya dengan suara serak khas anak kecil bangun tidur, dia langsung menegakkan tubuhnya saat menyadari kesalahannya "Mami pecat Bi Nani?" tuduhnya langsung takut-takut jika maminya tahu dia pernah minta es krim pada orang asing.

"Tadaaa," Denisa merentangkan tangan menunjukkan sebuah sepeda berwarna biru gambar kartun kesayangan Dara, "mulai sekarang Mami ambil libur di hari minggu, nggak ada lagi kegiatan sosial, Mami mau menghabiskan waktu bersama princess Mami yang paling cantik sedunia."

Mata yang sepenuhnya terbuka itu kini melebar "Mami ini beneran?"

"Iya donk sayang," Denisa mengulurkan tangan untuk Dara memeluknya. Dan bocah kecil itu lompat dari tempat tidur, langsung masuk kedalam pelukan sang mami.

"Dara happy?" Dara mengangguk, "Mami tunggu kamu mandi dan pakai baju olahraga yang sudah Mami siapkan."

"Thank you Mami, i love you," ciumnya seluruh wajah Denisa, mata Denisa dibuat berkaca-kaca atas tingkah anaknya, memang jarang sekali dia membawa Dara hanya sekedar bersepeda bersama.

* * *

Sudah satu jam mereka berkeliling sebuah taman didekat komplek perumahan mereka, Denisa sendiri sudah sangat merasakan pegal di betisnya tapi tidak dengan Dara, dia masih begitu bersemangat, dia bak sebuah ponsel yang baru diisi daya.

Walau sudah merasa sangat lelah, Denisa masih sabar menemani anaknya itu, dia sadar, selain tidak memiliki waktu yang banyak bersama Dara, Denisa juga menyadari jika dia kurang berolahraga.

Matahari semakin naik, mereka pun makan siang bersama disebuah warung makan pindang yang cukup terkenal, keduanya menyantap makanan seraya berbagi cerita, bercanda dan melakukan banyak hal seperti layaknya teman, mulai hari ini, Denisa berjanji akan selalu membuat putrinya itu tertawa. Kemudian dia melakukan panggilan video pada nenek Awan, memberitahu jika mereka sangat bahagia.

Sehabis dari makan siang mereka kini mereka menuju pelabuhan yang menghubungkan ke suatu negara tetangga.

Sengaja Denisa tidak membawa kendaraan sendiri, dia ingin menikmati waktu bersamanya dengan Dara, saat berada didalam taksi, gadis kecil itu terlelap dipangkuanya sebab kelelahan.

Hingga ponsel Denisa berdering, panggilan dari dokter Ricko.

"Halo Dok," jawab Denisa panggilan itu.

"Hai Nisa, kalian sedang dimana?"

"Kami lagi dijalan menuju Harbour Bay Dok, apa ada sesuatu yang penting Dok?"

"Oh tidak Nisa, tidak ada apa-apa, maaf mengganggu waktu liburan kalian, selamat bersenang-senang ya, salam untuk si cantik Dara." Dokter Ricko itu mematikan panggilannya seketika, Denisa mengendikkan bahu, mungkin dokter Ricko hanya menyapa, tidak ada sesuatu yang begitu penting atau mendesak, jika tidak dia pasti sudah memintanya datang seperti sebelum-sebelumnya

Hingga tibalah mereka pada sebuah pelabuhan yang sangat bersih dan indah, gedung-gedung tinggi menyambut kedatangan mereka.

Denisa menggendong Dara yang masih terpejam, namun tak lama ia mengerjap membuka matanya.

"Mi, kita sudah sampai?"

"Yes, kita akan melihat kapal besar."

"Aku mau turun," dia langsung meloncat dan berlari kegirangan.

"Jangan lari-lari, Dara."

"Iya Mi," sahutnya masih berlari membuat Denisa ikut berlari mengejar langkah kecil Dara.

Gadis itu benar-benar bak burung keluar dari sangkarnya, lima tahun diusianya baru kali ini dia bisa melihat pelabuhan yang suka diceritakan temannya.

"Yeayyy, Mi foto aku. Nanti Dara akan tunjuk teman Dara kalau Dara sudah liat kapal besar macam mereka."

Denisa mengulas senyum, ia tak tahu seperti apa Dara disekolahnya, sampai sangat sering Dara menceritakan perihal temannya, Denisa juga tak tahu apakah Dara mengalami pembulyan atau semacamnya? Tapi Denisa selalu mengajarkan, jika ada yang berani menyentuhnya maka Dara tak boleh menangis, dia harus membalasnya, ya memang ajaran kurang baik, tapi itu pilih terbaik.

Setelah puas berkeliling pelabuhan, kini mereka duduk disebuah Cafe yang menyajikan pemandangan Marina Bay Sand yang sangat indah sambil memakan es kirim.

"Mi, boleh Dara kesana?"

"Boleh, kita akan kesana berdua."

"Bertiga sama papi seperti teman-teman Dara yang lain."

Denisa tak lagi menanggapi perkataan Dara. Dia menatap jauh didepanya, sambil menyendok es krim miliknya.

"Lupakan Mi jika Mami tidak suka bicara Dara." Denisa menoleh pada anaknya, belum sempat Denisa membuka mulutnya, ia dikejutkan oleh seseorang yang ikut duduk bersama mereka.

"Dokter Ricko?" terkejut karena dikiranya dokter Ricko masih praktek.

"Boleh saya ikut bergabung?" Izinnya dan Denisa mengangguk.

"Dokter kok bisa ada disisi?"

"Tadi kebetulan lewat, jadi aku mampir ingat jika kamu dan Dara sedang disini?" Bohongnya, padahal dia tak bisa konsentrasi bekerja sebab wajah cantik yang biasa ia lihat tidak ada. "Hai cantik, kamu semakin besar saja, lama Om tidak ketemu kamu." menjawel pipi putih kemerahan Dara sebab sinar matahari.

"Aku bikin kangen ya Om?" ceplos bocah itu polos.

Denisa dan Ricko tertawa, kedatangan dokter Ricko membuat Denisa sedikit tidak merasa kesepian.

"Dok, saya titip Dara sebentar, saya mau ketoilet," Denisa beralih menatap Dara "Mami ke toilet sebentar ya sayang, kamu sama dokter Ricko, jangan kemana-mana, oke," usak Denisa rambut anaknya, dan Dara mengangguk.

Tak lama Denisa kembali, kini yang bersama anaknya bukanlah hanya dokter Ricko melainkan ada Amanda dan seorang laki-laki yang dari gestur tubuhnya seperti ia kenali.

1
Oma Said
sikap Daniel kok merendahkan wanita yah, terus Denise juga Oon mau ajah direndahkan.
Bukannya gemes ama pemeran utamanya tapi sebel beud
Ica Warnita
Luar biasa
Ica Warnita
Lumayan
Ica Warnita
ngg nyadar diri kau yg tinggalin dia kau juga yg merasa npling tersakiti jijik aku
Ica Warnita
cocok kalo sudah 👍👍👍👍
Ica Warnita
emang di novel nisa
Ica Warnita
apakah aku bertetangga dngn danisa.
Alfi
untung berpisah ya thor
Alfi
kasian istrimu Daniel ,
Cut SNY@"GranyCUT"
setelah vaca kisah Abian-Delia, lanjut baca ini..
Alfi
outor nya orang lampung ya tor
Lilik Juhariah
ngapain ke apartemennya , ngapain uangnya dibalikin cuma 5;juta ma pulsa, dokter kok lemah lelet
Lilik Juhariah
gila Daniel ini aku yg baca aja ngos-ngosan kuatir Nisa pingsan, jahat banget
Lilik Juhariah
danisa cantik banget
Nizar
ini laki emang plin-plan kali ya.
Debby Feybe Mekutika
Luar biasa
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Rosanti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!