"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua sembilan
"Maksud kamu apa, alma? kenapa selama ini kamu nggak pernah cerita sama kami? apa yang sudah dilakukan ibu mertua kamu sampai kamu kehilangan anakmu?" pekik aninda pelan.
"Awalnya aku memendam semua sendiri karena nggak mau kalian khawatir, aku juga menjaga perasaan mas yudi, aku pikir dia akan menyesal setelah kehilangan calon cucunya, tapi ternyata aku salah, dia malah semakin menjadi." Alma pun menceritkan semua perlakuan bu asri selama ini, hingga membuat bayinya meninggal di dalam kandungan.
Aninda dan lendra sama-sama terkejut, mereka sama sekali tak menyangka jika bu asri tega berbuat sampai sejaub ini.
"Terus sekarang lucunya lagi, waktu aku cerita semuanya sama mas yudi, dia malah nggak percaya dan menganggap aku gila sampai mengantar aku pulang ke sini." Lanjut alma, senyum kecut tersungging di akhir kalimat.
"Al, aku nggak terima kamu diperlakukan seperti itu sama yudi dan ibunya, sejak kecil kamu selalu berlimpah kasih sayang, sekarang malah punya mertua kayak setan, suami juga pecundang!" lendra mencak-mencak setelah mendengar cerita dari sang adik.
"Benar, mbak juga nggak rela kamu di perlakukan seperti itu, aku sama mas lendra selalu berusaha memberikan yang terbaik buat kamu,tapi yudi malah menyengsarakan kamu dari awal menikah." Aninda juga sependapat dengan sang suami.
"Terus aku harus gimana, mbak, mas? masa aku harus balas dendam.
Alma berucap dengan pandangan nanar,rona sedih di wajahnya kembali tergambar setiap kali meningat sosok sang suami.
"Ya harus balas dendam dong, masa kamu mau ditindas terus sama keluarga yudi!"
Plak
Aninda langsung menepuk sebelah lengan lendra dengan cukup keras.
"Aduh, sakit, dek!" keluh lendra sembari menggosok-ngosok lengannya yang terasa sedikit panas.
"Rasain, kamu ngawur sih, mas! masa alama di suruh balas dendam, balas dendam itu nggak baik, mas!" ucap aninda, ia menatap gemas ke arah sang suami.
Suara desisan kesal keluar dari bibir lendra."Aku belum selesai bicara, maksud aku balas dendam itu, alma harus bangkit, sembun dan mulai berkarir, biar di hargai sama suami dan ibu mertuanya, nanti kalau bu asri bisa berubah, kamu boleh pertimbangkan untuk tetap jadi menantunya, tapi kalau nggak, ya pisah saja, buat apa kamu nikah tapi hidup sengsara bareng mertua toxic begitu." Jelas lendra panjang lebar.
"Nah, kalau ini aku setuju, kamu masih kida alma, masa depan kamu masih panjang, sayu yang harus diingat, kamu pernah diperlakukan sekejam itu oleh mertua kamu dan kamu harus bikin dia menyesal!" kali ini aninda mendukung keinginan sang suami.
Alma menyandarkan tubuhnya di kursi, ia mengerti ke mana arah pembicaraan kakak lelakinya tersebut."Mas lendra pasti mau minta aku turun ke perusahaan kan?" cetusnya memudian.
"Iya dong, kan aku udah fokus di caffe, jadi kamu belajar dikit-dikit soal perusahaan, mempunh kamu tinggal di sini, mas bisa ajari, kalau kamu jadi wanita karir dan sukses, pasti kamu nggak akan ditindas lagi sama bu asri, selama ini kan dia ngira kamu nggak bisa apa-apa! cuma anak manja yang mungkin juga dianggap ngabisin duit anaknya."
"Tapi kamu belajar sama mas lendra diam-diam aja, jangan bilang dulu sama suamimu, dia kan selama ini tahunya kamu dan mas lendra cuma usaha caffe. Aku pengen lihat, apa dia bisa mempertahankan cintanya sama kamu di tengah gempuran ibunya yang kayak setan itu!" sembung aninda memberi saran.
Alma terdian selama beberapa saat, ia sedang berusaha menimbang-nimbang saran yang diberikan oleh lendra dan aninda,sejak dulu, alma memang tak pernah mau untuk terjun ke dalam perusahaan peninggalan orang taunya. Ia dan lendra lebih memilih mengurus caffe yang mereke dirikan bersama,sedangkan soal persahaan, mereka percayakaan kepada sahat oranv tua mereka yang tentu sudah berpengalaman dalam bidang bisnis.
"Gimana? mau nggak? kamu harus buktikan sama suami dan mertua mu kalau kamu bukan perempuan sembarangan yang bisa ditindas dan diremehkan." Lendra kembali mendesak sang adik untuk memberikan keputusan.
Akma menarik napas panjang, ia sudah yakin dengan keputusan hang akan ia ambil saat ini."Baiklah, mas, aku mau belajar buat ngurus perusahaan, asal mas lendra sendiri yang ajari aku!."
Aninda dan lendra saling melempar senyuman mendengar keputusan alma,ia yakin alma akan segerah bangkit dari keterpurukannya saat ini, karena pada dasarnya, alma adalah seorang wanita yang cerdas.
"Syukurlah, mbak seneng bangey dengernya, Al. Oh ya, sebenarnya aku juga ada sesuatu yang mau diomongin." Aninda mengulas senyum canggung.
Lendra menatap sang istri dengan mata menyipit, tak biasanya aninda terlihat ragu-ragu seperti itu.
"Bilang aja, sayang. Kamu mau bicara apa? kok kayaknya serius banget sih? ada masalah di rumah sakit?" lendra menaikkan sebelah alisnya.
Sementara alma nampak sedikit tak enak, ia takut menganggu obrolan sepasang suami istri tersebut.
"Aku ke kamar aja ya, biar kalian bisa leluasa ngobrolnya." Alma hendak berdiri dari kursi tepatnya duduk, akan tetapi aninda menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah pergi ke mana-mana, di sini aja, kamu kan keluarha juga, kenapa malah mau pergi," cegah aninda, alma hanya meringis dan kembali duduk di tempatnya.
Alma menatap ke arah kakak iparnya yang cantik jelita dan baik hati seperti bidadari itu."Buruan ngomong dong, Mbak! aku jadi ikut penasaran nih!" desaknya kemudian.
Aninda terlihat menghela napas sebelum bicara."Aku udah resign dari rumah sakit, mulai hari iki aku nggak bekerja di sana lagi. Aku hanya akan fokus dengan kelinik, sesuai permintaan mas lendra beberapa bulan lalu yang nggak mau aku kelelahan."
Alma dan lendra sama-sama kaget dengan keputusan yang di ambil oleh aninda, terutama lendra, ia sama sekali tak menyangka jika sang istri akan menuruti keinginannya, padahal, beberapa bulan lalu aninda menolak keras permintaannya untuk berhenti bekerja di rumah sakit agar busa mencoba progan kehamilan.
"Aninda? kamu serius? sejak kalan kamu resign, kok tiba-tiba udah hari terakhir bekerja aja? mana nggak bilang-bilang lagi sama aku?" tanya lendra dengan wajah penasaran.
"Jangan-janhan, mbak aninda mau ngajakin mas lendra buat menjalani progam hamil ya?" tebak alma antusias.
Ia paling tahu, lendra sangan ingin memiliki seorang anak meski ia tak pernah menuntut aninda karena rasa cintanua yang begitu besar, lendra beberapa bulan lalu juga pernah bercerita bawah ia ingin mencoba progam kehamilan bersama sang istri.
Kepala aninda mengangguk samar."Iya, aku ingin memenuhi keinginan mas lendra buat ikut progam hamil, makanya aku sudah ajukan resign dari satu bukan yang lalu, sengaja aku nggak ngasih tau kamu biar jadi kejutan,mas."
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭