NovelToon NovelToon
Agent UnMasked

Agent UnMasked

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Roman-Angst Mafia
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

“Namamu ada di daftar eksekusi,” suara berat Carter menggema di saluran komunikasi.

Aiden membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto dirinya dengan tulisan besar: TARGET: TERMINATE.

“Ini lelucon, kan?” Aiden berbisik, tapi tangannya sudah menggenggam pistol di pinggangnya.

“Bukan, Aiden. Mereka tahu segalanya. Operasi ini… ini dirancang untuk menghabisimu.”

“Siapa dalangnya?” Aiden bertanya, napasnya berat.

Carter terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Seseorang yang kau percaya. Lebih baik kau lari sekarang.”

Aiden mendengar suara langkah mendekat dari lorong. Ia segera mematikan komunikasi, melangkah mundur ke bayangan, dan mengarahkan pistolnya ke pintu.

Siapa pengkhianat itu, dan apa yang akan Aiden lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Oberoi dan Aliyah

Kesadaran Aksara perlahan kembali. Kelopak matanya terasa berat, tubuhnya masih lemah, dan setiap inci dari dirinya terasa nyeri. Suara deburan ombak terdengar samar dari kejauhan, bercampur dengan suara angin yang menerpa dedaunan. Hawa asin laut masih terasa di kulitnya, tapi ada sesuatu yang berbeda—tempat ini terasa lebih hangat, lebih aman.

Ia berusaha bangkit, tapi tubuhnya langsung menolak. Rasa sakit dari luka-luka di sekujur tubuhnya seolah mengikatnya ke tempat tidur. Napasnya masih tersengal, dan kepala terasa pening seakan-akan ia baru saja melewati mimpi buruk yang panjang.

Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Aroma makanan yang sedap menguar di udara, membuat perutnya yang kosong memberontak.

“Jangan memaksakan diri,” suara lembut itu menghentikan usahanya untuk bangkit.

Aksara menoleh pelan dan melihat Aliyah berdiri di sampingnya. Gadis itu membawa nampan berisi semangkuk sup hangat dan beberapa potong roti. Wajahnya terlihat cemas, tapi juga penuh kelegaan melihat Aksara sudah sadar.

“Aku di mana…?” Aksara mengerjapkan mata, mencoba memahami situasi.

“Kau aman,” jawab Aliyah lembut, lalu menaruh nampan di meja kecil di samping tempat tidur. “Jangan banyak bicara dulu, makanlah.”

Aksara masih bingung. Tubuhnya memang lelah, tapi pikirannya terus bekerja, mencoba memahami bagaimana ia bisa sampai di sini. Saat ia membuka mulut hendak bertanya, sebuah suara berat menyela.

“Kau seharusnya berterima kasih padanya.”

Aksara menoleh dan melihat Oberoi berdiri di dekat pintu. Pria itu melipat tangan di dada, ekspresinya datar seperti biasa, tapi matanya menunjukkan sesuatu yang lain—sesuatu yang mirip dengan rasa lega.

Aliyah menarik kursi ke dekat Aksara dan mulai menyuapinya dengan perlahan. “Aku memaksa Oberoi untuk berlayar mencarimu. Aku merasa… ada sesuatu yang terjadi padamu.”

Aksara menatapnya dalam diam. Ia bisa melihat kelelahan di wajah Aliyah, kantung mata yang sedikit membengkak karena kurang tidur.

Oberoi mendengus kecil. “Dia tidak berhenti merengek sampai aku setuju untuk berlayar di lautan luas, tanpa arah yang jelas.”

Aliyah melirik Oberoi tajam. “Aku tidak merengek.”

“Tentu saja.” Oberoi mendudukkan dirinya di kursi dekat jendela. “Tapi kenyataannya, kalau bukan karena firasatmu, mungkin kami tidak akan menemukan Aksara.”

Aliyah mengalihkan pandangannya kembali ke Aksara. “Kami menghabiskan beberapa hari di laut, mencari petunjuk. Hingga semalam, kami melihat perahu kecil terombang-ambing di tengah laut. Dan di atasnya… ada kau.”

Aksara terdiam. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kondisinya saat itu—tak berdaya, hanyut tanpa arah, dan bisa saja mati jika mereka tidak menemukannya tepat waktu.

“Begitu melihatmu, kami langsung menarik perahu itu dan membawamu ke sini,” lanjut Oberoi. “Ini pulau kecil yang tidak banyak diketahui orang. Cukup aman untuk sementara.”

Aliyah menyodorkan sendok ke bibir Aksara. “Sekarang, makanlah.”

Aksara menurut, menelan suapan pertama dengan perlahan. Sup itu terasa hangat dan lezat, seperti memberikan sedikit energi kembali ke dalam tubuhnya yang lemah.

Aliyah menatapnya dengan lembut, lalu tanpa berkata-kata, ia mengambil kain basah dan mulai menyeka luka-luka di tubuh Aksara.

Aksara terkejut, tapi tidak menolak. Ia baru menyadari bahwa hampir seluruh tubuhnya penuh dengan luka lebam dan bekas suntikan yang bengkak. Rasa perih semakin terasa saat kain basah itu menyentuh kulitnya.

“Luka-lukamu terkena air laut, jadi aku harus membersihkannya,” kata Aliyah pelan, suaranya penuh perhatian.

Aksara menelan ludah, merasa aneh dengan perhatian ini. Ia terbiasa menghadapi segalanya sendiri, tanpa ada orang yang merawatnya seperti ini.

Oberoi menghela napas dan berdiri dari kursinya. “Kau harus segera pulih, Aksara. Aku sudah mencari beberapa bahan obat alami di sekitar pulau ini. Ada banyak tanaman yang bisa membantu mempercepat penyembuhanmu.”

Aksara menatapnya penuh tanya. “Kau tahu tentang tanaman obat?”

Oberoi menyeringai kecil. “Aku punya cukup pengalaman untuk bertahan hidup. Lagi pula, kita tidak bisa mengandalkan obat-obatan modern di tempat seperti ini.”

Ia meletakkan beberapa daun dan akar yang sudah dikumpulkannya di atas meja. “Aliyah akan membantumu mengolahnya menjadi ramuan. Sementara itu, istirahatlah.”

Aksara ingin protes, tapi sebelum ia sempat mengatakan sesuatu, Aliyah menekan bahunya pelan. “Dengar kata-katanya. Kau butuh pemulihan.”

Aksara mendesah, menyerah.

Oberoi melangkah ke jendela, menatap langit yang mulai memerah karena senja. “Beberapa pesawat sudah melintas di sekitar sini. Kita beruntung karena kapal kita sudah disembunyikan di dalam gua di sisi lain pulau.”

Aksara menegang. “Itu berarti mereka masih mencariku.”

Oberoi mengangGuk. “Paulus tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja. Tapi untuk saat ini, kita aman.”

Aliyah mencoba menenangkan Aksara. “Kita akan mencari cara untuk pergi dari pulau ini. Tapi untuk itu, kau harus pulih dulu.”

Aksara mengepalkan tangannya. Ia tahu mereka benar.

Namun di dalam hatinya, ia sadar… ini belum berakhir.

Ia menatap ke arah luar jendela, melihat langit yang mulai gelap. Hatinya terasa berat, bukan hanya karena tubuhnya yang lelah, tetapi juga karena ancaman yang masih mengintai. Paulus mendapatkan sesuatu darinya, sesuatu yang Aksara bahkan belum sepenuhnya mengerti.

“Aliyah,” suara Aksara lirih.

Aliyah yang masih duduk di sampingnya langsung menoleh. “Apa?”

Aksara menatap matanya dalam-dalam. “Aku harus kembali.”

Aliyah terkejut. “Kembali? Ke tempat itu?”

Oberoi langsung berdiri. “Jangan bodoh, Aksara! Kau hampir mati di sana! Kau pikir kau bisa kembali dan menang?”

Aksara mengepalkan tangannya lebih erat. “Aku tidak bisa diam saja. Jika Paulus sudah mendapatkan yang dia inginkan dariku, itu berarti sesuatu yang jauh lebih buruk sedang disiapkan.”

Aliyah menggigit bibirnya, ragu-ragu. “Tapi kau masih lemah…”

Aksara menarik napas dalam. “Aku tahu. Tapi aku tidak bisa bersembunyi selamanya.”

Oberoi mengusap wajahnya, frustrasi. “Sial. Kau memang keras kepala.”

Suasana hening beberapa saat.

Aliyah akhirnya menghela napas panjang. “Kalau begitu… kita tidak akan membiarkanmu pergi sendirian.”

Aksara menatapnya, terkejut.

Aliyah tersenyum tipis, tapi tatapannya penuh tekad. “Kau mungkin berpikir ini hanya pertarunganmu sendiri, tapi tidak. Kami ada di sini, dan kami akan membantumu.”

Oberoi menghela napas berat, lalu akhirnya mengangguk. “Baiklah. Kalau kau ingin kembali, maka kita harus merencanakannya dengan matang.”

Aksara terdiam. Hatinya terasa hangat.

Mungkin… untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia tidak harus menghadapi semuanya sendirian.

Bersambung...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hi semuanya, jangan lupa like dan komentarnya ya.

Terima kasih.

1
Riezki Arifinsyah
met Knal Thor
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Erik Andika: mampir di channel ku kak kalo berkenan juga
ziear: oke kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!