NovelToon NovelToon
Om, Kawin Yuk!

Om, Kawin Yuk!

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Psikopat itu cintaku
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Luna merupakan anak pertama Raihan Wicaksono yang berusia 23 tahun, dia bekerja pada di kantor swasta sebagai kepala divisi penjualan. Meskipun ayahnya adalah seorang Ahli Bioteknologi dia sama sekali tidak mewarisi bidang pekerjaan ayahnya.

Luna berkhayal bahwa dia ingin mempunyai suami yang di dapat dari rekanan ayahnya seperti kebanyakan film yang dia tonton, sampai pada akhirnya dia ikut ayahnya bekerja dan bertemulah Luna dengan Renzo anak dari rekan bisnis ayahnya. Usia mereka terpaut lebih dari 10 tahun, Luna langsung jatuh hati begitu melihat Renzo. Tapi tidak pada Renzo, dia sama sekali tidak tertarik pada Luna.

"Itu peringatan terakhirku, jika setelah ini kamu tetap keras kepala mendekatiku maka aku tidak akan menghentikannya. Aku akan membawa kamu masuk ke dalam hidupku dan kamu tidak akan bisa keluar lagi," ancaman dari Renzo.

Cegil satu ini nggak bisa di lawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Duduk di sofa panjang berwarna abu-abu tua, di hadapkan dengan pemandangan kedua orang tuanya yang menampilkan ketegangan.

Belum ada seorang pun yang bicara.

Hembusan demi hembusan asap rokok Renzo bertebaran di ruangan tersebut.

"Kau tahu sudah berapa kali Papa menutupi kesalahanmu? Apa kali ini Papa juga harus melakukannya lagi?" ucap Adrian dengan nada datar.

"Ini tentang apa? Jika tentang Ivan, aku akan mengurusnya sendiri tanpa bantuan Papa."

"Banyak sekali kelakuanmu yang mempermalukan Papa sebagai pengacara ternama. Jika kasus ini mencuat ke publik dan orang-orang akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, bukan cuma Papa yang akan jatuh tapi perusahaanmu juga!" terang Adrian mengusap wajahnya kasar.

Kali ini Renzo tidak bisa memikirkan dirinya sendiri, dia memikirkan Luna juga. Bisa saja Luna terkena imbasnya lagi atas kejadian itu.

"Aku sudah menyuap para wartawan untuk tidak mengangkat kasus Ivan." jawab Renzo mencoba tenang.

"Apa itu cukup?" jawab Adrian.

Sambil menghembuskan rokoknya, Renzo kembali berkata. "Ivan harus di musnahkan."

"Tidaaakk!!" Adrian berteriak berdiri dari posisinya. "Kita tidak bisa melakukan hal semacam itu sekarang." imbuhnya lagi.

"Karena Ivy masih hidup?" cetus Renzo seketika membuat Adrian terbelalak.

Dia tidak menjawab untuk beberapa detik.

"Jadi Papa tahu kalau Ivy masih hidup?" desak Renzo menatap Adrian dingin.

"Soal itu... Papa tidak tahu pasti yang jelas setelah ini jangan ada lagi keributan! Jagalah nama baik Papamu ini, Ren. Walau Papa pernah berbuat salah tapi siapa yang selama ini menutupi kesalahanmu, siapa yang membantumu untuk sembuh." kini suara Adrian melemah.

Renzo berdiri dari duduknya dan mengangguk. Kemudian memberi isyarat pada Johan untuk mengikutinya ke kamar.

Setelah itu dia berjalan menuju kamarnya di lantai dua diikuti oleh Johan yang berjalan tegap di belakangnya.

Dia masih memikirkan rencana selanjutnya, jika ia tidak membunuh Ivan sekarang maka setelah keluar dari penjara dia pasti akan mengincar Luna kembali.

Tapi apakah membunuh Ivan adalah solusi yang tepat?

"Segera cari informasi tentang mereka, Jo. Jangan sampai hal semacam ini terjadi lagi, membahayakan Luna kedua kalinya rasanya aku bisa menggila nanti."

"Baik, Tuan. Saya masih terus mencari informasi, tapi kalau boleh saya beri saran jangan terburu-buru untuk menyingkirkan Johan sebelum saya tahu tentang Ivy. Bisa jadi masalah jika salah langkah." terang Johan.

Renzo mengangguk mengerti. Semua ini memang kebodohannya di masa lalu. Dia berusaha menahan gejolak amarah serta hasrat untuk menyingkirkan Ivan.

Menghabiskan malamnya dengan termenung dan mendengarkan beberapa lagu keras di dalam ruangannya yang kedap suara.

Jendala yang terbuka lebar agar angin malam masuk ke dalam kamarnya menjadi pilihan Renzo saat menghabiskan sisa hari.

.

.

Kambodia Residence

"Jadi selama ini kamu sudah tahu kalau Renzo sakit?" tanya Raihan sehari setelah Luna pulang dari rumah sakit.

Luna mengangguk.

"Kamu akan tetap bersamanya?"

Luna kembali mengangguk.

"Bolehkah Papa jujur Luna bahwa sebenarnya hati Papa berat, setelah Papa tahu seperti ini. Bagaimana jika akhirnya kalian menikah kemudian punya anak?"

"Apa masalahnya, Pa?" jawab Luna datar.

"Genetik. Penyakit mental itu genetik, Luna!" nada Raihan mulai tinggi.

"Siapa bilang Renzo punya penyakit mental. Dia hanya trauma, dan itu akan membaik. Aku akan membantunya sembuh! Seharusnya Papa mendukungku, seharusnya Papa bisa membantunya sembuh." teriak Luna.

Suasana di rumah Luna memanas, Dewi dan Difan yang ada di sana juga tidak bisa berkata apa-apa.

Cinta sudah membutakan Luna.

"Aku tahu Papa khawatir denganku, aku cuma ingin berjuang untuk cintaku kali ini. Jika memang kami di takdirkan bersama, apapun yang terjadi nantinya aku cuma mau kalian selalu mendukungku."

Raihan memeluk Luna merasa terlalu keras bicara pada Luna. Dia tidak melarang namun tetap dalam pengawasan.

"Dari mana Papa tahu tentang penyakit Renzo?" tanya Luna penasaran.

"Adrian yang cerita sendiri, aku menanyakan padanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Lalu dia menceritakan semua ke papa. Sungguh hal itu membuat papa terkejut,"

"Jadi kalian ingin memisahkan aku dan Renzo?"

Raihan menggeleng. "Bukan Luna kami cuma ingin yang terbaik untuk anak-anak kami. Itu saja, apa salahnya sebagai orang tua melakukan hal itu."

Luna terdiam, memang benar ucapan papanya. Tapi yang terbaik untuk hatinya hanya Luna yang tahu.

.

Waktu Luna beristirahat sudah cukup, besok dia akan kembali bekerja. Bimo juga akan kembali ke kantor meskipun di bantu oleh penyangga leher dan gips di tangannya.

Sore terakhir sebelum kembali beraktifitas, Bimo dan Patricia datang mengunjungi rumah Luna.

Mereka berbincang di halaman menikmati angin segar.

"Kita kompak ya, Bim. Sama-sama sakit." Luna terkekeh geli.

"Kompak dalam hal kayak gini nggak bagus!" sahut Bimo mengerutkan dahinya.

Patricia juga ikut tertawa melihat perbincangan mereka.

"Oh ya, Lun. Besok ada klient baru yang mau pakai produk kita untuk bisnisnya, bisnis kecil katanya. Coba besok kamu follow up lagi."

"Oke." jawab Luna sembari memandangi layar laptopnya. Mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang tertunda beberapa hari terakhir.

"Cewek kok. Jarang kan kamu dapat klient cewek, siapa tadi namanya. Emm, Vivi sepertinya. Tapi keadaanmu sudah membaik kan?"

"Seperti yang kamu lihat, lukanya memang tidak dalam. Jujur kemarin aku shock saja saat tertusuk makanya pingsan." ucap Luna, celotehannya selalu membuat orang tertawa.

Dia adalah wanita muda yang benar-benar periang dan selalu berpikiran positif. Selain dia cantik dan pintar, kelebihan lainnya juga banyak sekali.

Lalu di mana kekurangannya?

.

Luna

"Selamat malam saya Luna, saya mewakili Pak Bimo untuk menyampaikan jadwal meeting besok. Apakah Bu Vivi bisa bertemu di jam 10:00 di kantor kami?"

Tak perlu waktu lama pesan Luna langsung mendapat balasan dari klientnya.

Semangatnya bekerja semakin tumbuh, dia tidak bisa berlama-lama libur.

Vivi

"Oke Luna, sampai ketemu besok. Oh iya panggil saya mbak Vivi saja ya, kebetulan saya masih muda sama seperti kamu. Umur kita tidak selisih jauh kok, Bimo sudah cerita tentang kamu."

Luna

"Baik Mbak Vivi, mohon maaf sebelumnya."

Luna sering mendapat klient pria, sehingga ketika ada klient wanita seperti ini dia sangat senang seperti memiliki teman baru.

.

Tapi diluar semua itu pesan dari Renzo lebih membuat Luna bahagia.

Renzo

"Besok sudah mulai bekerja?"

Luna

"Ya. Ada klient baru dan akan rapat besok."

Renzo

"Makan siang bareng? Bisa?"

Luna

"Aku tidak janji, tapi setelah rapat aku bisa izin pulang ke Bimo."

Renzo

"Baiklah, besok pagi aku antar kerja."

Luna

"Oke"

Luna senang bukan kepalang meski hanya di antar kerja. "Pemandangan yang indah besok." batinnya.

1
Damar
Keren thor. Aku ngikutin semua novelnya. Sukses selalu
Safura Adhara
bagus menarik cukup bikin penasaran
Safura Adhara
bagus bikin penasaran
Semara Pilu: Aaaa terima kasih, Kak. Semoga lanjut sampai tamat nanti ya 🫶🏻
total 1 replies
Damar
Mantap thor. Lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!