apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Anin berjalan dengan ke lima pria yang tak lain adalah bawahan nya di kantor, sekaligus satu sekertaris nya yang tak lain adalah Rayna.
Melangkah kearah ruang meeting.
"Panggil semua direktur sekarang, sekaligus semua staf kantor yang bertugas untuk ikut meeting." Ucap Anin, masih terfokus dengan langkah kakinya.
Rayna mengangguk paham, dan mengiyakan ucapan Anin.
Mata Anin menatap tajam kearah setiap karyawan yang ia lewati. Dingin hingga tak ada kata keteduhan dari sorot matanya.
Dalam hati Anin berucap. 'Kau melangkah terlalu jauh Adriel, mungkin aku harus melangkah lebih jauh dengan langkah yang kau ambil ini.'
******
(Kejadian sebelumya)
"Buk Anin apa anda tidak papa?" Tanya Rayna, sembari membantu Anin untuk berdiri.
Dengan raut wajah pucat pasih, setelah melihat Jessica jatuh dari atas atap gedung perusahaan. Anin berucap bernada kan kecemasan. "Bagaimana kondisi di luar?" Tanya Anin, masih dengan pandangan yang nampak kosong.
"Diluar sedang heboh buk, tapi pihak keamanan perusahaan telah menelfon polisi, sekaligus ambulance." Jawab Rayna.
"Apa ada saksi di tempat itu?"
Rayna menggeleng kan kepalanya, seraya berkata. "Naasnya CCTV perusahaan sedang mengalami perbaikan, dan tak ada saksi mata yang mengerti kejadian awalnya, buk Jessica terjatuh dari atas atap gedung perusahaan, sampai saat ini berita nya masih kasus bunuh diri."
Anin terdiam.
Tok tok tok
Suara pintu ruangan terdengar.
Cekklek
Salah satu karyawan Anin masuk tanpa diminta. Dengan raut wajah yang khawatir, wanita itu berucap. "Maaf kan kelancangan saya buk Anin, ada hal penting yang harus saya sampaikan."
Tak ingin terlihat sedang tak baik saja, dengan apa yang ia lihat tadi. Anin berdiri, dan menatap ke salah satu karyawan nya itu. "Katakan!"
"Kami sudah mencoba berusaha sebisa mungkin, tapi... " Ucapan karyawan itu terhenti.
Wanita itu memilih memperlihatkan pada Anin, vidio pertengkaran Anin dan Jessica tempo hari lalu.
Anin mengernyitkan dahinya, seakan heran siapa yang sengaja memvidio dirinya tengah bertengkar dengan Jessica.
"Dan... Semua berdampak pada spekulasi di sosial media, bahwa bu Anin di balik kematian bu Jessica." Imbuh Karyawan itu.
Rayna langsung unjuk bicara. "Jasad Jessica saja masih belum ditangani oleh pihak polisi, akan tetapi berita konyol seperti itu, bisa-bisanya langsung tersebar di media sosial." Sentak Rayna.
Anin tetap terdiam, seakan tengah bergelud akan pemikiran nya sendiri. Semua terlalu cepat, baru tadi ia mengetahui sebuah kebenaran besar tentang dirinya, dan sekarang serangkaian kejadian langsung terjadi begitu saja.
Bahkan kini dirinya lah yang menjadi kambing hitam nya.
"Nyalakan televisi!" Perintah Anin pada Rayna.
"Tapi buk... "
"Sekarang!" Sentak Anin.
Tak mampu mendebat perintah Anin, kini Rayna akhirnya mengikuti perintah sang direktur nya itu.
******
(Siaran televisi)
"Berita terkini, seorang wanita tewas. Jatuh dari atas atap gedung lantai 20, di tempat perusahaan ternama Sastro grup. Polisi masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut, dan untuk identitas dari wanita itu pun, ternyata tak lain adalah putri tunggal dari perusahaan Brawijaya company.
"Dugaan pun muncul, pada seorang direktur utama dari Sastro grup yang sebelum itu beradu argumen dengan korban."
******
Pyarr
Anin melempar vas bunga ke arah televisi berada.
Deru nafasnya tak karuan, Anin merasa tak mampu lagi menahan amarahnya.
Bahkan Adriel saja tega membunuh pacarnya sendiri, hanya demi untuk membuatnya hancur.
Kedua tangan Anin terkepal.
Rayna yang melihat itu, meminta seorang karyawan wanita yang masih berada di ruangan Anin untuk segera keluar. "Kamu bisa keluar sekarang, dan atasi semua masalah berita konyol itu."
"Ba-baik buk."
Karyawan itu pun pergi.
Kini Rayna berjalan melangkah ke arah Anin. "Buk Anin, anda tenang dulu, saya akan berusaha.... "
Ucapan Rayna terselak. "Lakukan sekarang, buat siapapun yang ikut menyebarkan berita konyol itu, ke dalam penjara."
"Baik buk!"
Rayna berlalu pergi.
Tak lama ponsel Anin berbunyi.
Drrttt
Drrttt
Anin langsung meraih ponselnya, dan nampak jelas nama Danu di layar ponsel itu.
Tak menunggu waktu lama, Anin pun menerima panggilan dari Danu.
"Dengar kan aku, ini semua adalah siasat Adriel dan mamanya, untuk menghilangkan bukti. sekaligus menjadikan kamu kambing hitam, Anin, mungkin ini saat nya, kita nggak perlu menunda lagi."
"Apa kamu yakin? Tapi bukti kita belum sebanyak itu, bukan kah itu akan malah merugikan keadaan kita?"
"Aku punya kejutan untuk Mira dan anak nya itu, jadi sekarang lakukan apa yang aku ucapkan."
Seakan menaruh kepercayaan pada Danu, kini yang mampu Anin lakukan adalah percaya pada pria itu. "Hem, aku lakukan! Katakan! Apa rencana nya."
********
(Kejadian sesudahnya)
Semua orang telah berada di ruang meeting.
Anin duduk tepat di kursi sang direktur utama. Sekilas Anin menatap kursi Adriel yang kosong. Karna bertepatan dengan pria itu yang tengah mengambil masa cuti.
"Untuk kejadian yang menghebohkan ini, saya ingin memberi sebuah informasi penting pada kalian semua." Ucap Anin.
Tatapan nya begitu tajam, bibir nya pun melanjutkan apa yang ingin Anin ucapkan. "Karna mantan sekertaris dari CEO utama di perusahaan ini telah meninggal dengan cara yang tragis. Bahkan yang kalian tau, itu semua terjadi di tempat perusahaan ini.
"Tentu itu semua dapat berdampak pada saham, reputasi, serta spekulasi wartawan dan juga publik. para pemegang saham yang lainnya pun akan ikut waspada dengan kejadian ini. Bahkan, ada berita buruk yang terjadi, saya di ikut sertakan dalam kejadian tragis itu."
Anin menjeda ucapannya. Ia meminta untuk Rayna menunjukkan pada semua orang yang hadir di ruang meeting, sebuah bukti vidio tentang kematian Jessica.
Suasana ruangan menjadi riuh dan gaduh. Nampak jelas, dalam vidio itu, seseorang berpakaian serba hitam seperti sedang beradu argumen, setelah itu sengaja mendorong tubuh Jessica terjatuh dari lantai 20.
Anin tersenyum remeh. "Apa saya perlu menyebarkan vidio ini, agar konsumsi publik tidak mempengaruhi jabatan saya dan reputasi perusahaan ini? Karna kebetulan sekali, pelaku nya tak ada disini, dan..."
Vidio kedua muncul, sosok pria yang mendorong tubuh Jessica tak lain adalah Adriel. Sang CEO utama di perusahaan itu.
Ruang meeting, semakin tak kondusif.
Brakk
Suara pintu dibuka dengan cukup kasar.
Anin menatap ke arah sumber suara.
Adriel berdiri di pintu, dengan tatapan seakan ingin membunuh Anin.
"Apa kita perlu menyudahi meeting ini, dan memberikan bukti ini ke polisi segera. Atau kita lanjutkan meeting ini, karna pelaku nya telah hadir sekarang?" Ucap Anin dengan lantang.
Semua orang di ruangan itu saling berbisik.
Sedangkan Anin tersenyum puas.
Bersambung.
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞