NovelToon NovelToon
Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Anime / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hamdi Kun

dayn seorang anak SMA intorvert yang memiliki pandangan hidup sendiri itu lebih baik daripada berinteraksi dengan orang lain, tapi suatu hari pandangan hidupnya berubah semenjak bertemu dengan seorang gadis yang juga bersekolah di sekolah yang sama, dan disinilah awal mula ceritanya dayn merubah pandangan hidupnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamdi Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan kesal di antara mereka bertiga

Setelah membantu Rika menyelesaikan tugas OSIS, aku kembali ke kelasku dengan perasaan tidak menentu. Ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku sejak tadi. Sikap Rika yang tiba-tiba menjadi cuek dan Meira yang terasa dingin membuat aku bertanya-tanya, Apa yang sebenarnya terjadi? Apa aku salah bicara? Apa mereka marah kepadaku?

Aku mencoba mengalihkan pikiranku selama pelajaran, tetapi sia-sia. Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui. Apa mereka sudah tidak mau dekat lagi denganku? pikirku lagi. Ketika bel istirahat berbunyi, aku menghela napas lega. Aku memutuskan untuk pergi ke belakang sekolah, tempat favoritku untuk menonton anime dan menenangkan diri. Aku butuh waktu sendirian untuk mencerna semua ini.

Namun, rencanaku berubah ketika melihat seseorang berdiri di depan pintu kelasku. Dan ternyata Itu Yuka, Aku berhenti, terkejut melihatnya ada di sini.

"Yuka?" Aku menyapanya pelan. "Kenapa kamu di sini?"

Dia tersenyum lembut, seperti biasa. "Aku cuma penasaran. Aku mau tahu apa yang biasanya kamu lakukan di sekolah. Dan juga aku ingin lebih banyak mengobrol denganmu"

Aku berpikir sejenak, lalu menjawab jujur, "Biasanya, saat istirahat, aku menonton anime di belakang sekolah. Kadang Meira atau Rika ikut, kalau mereka nggak sibuk dengan tugas OSIS."

Mata Yuka berbinar. "Oh? Aku boleh ikut? Aku sudah lama nggak nonton sesuatu bareng kamu."

Aku mengangguk kecil. "Tentu saja. Ayo."

Kami berjalan beriringan menuju belakang sekolah. Rasanya menyenangkan bisa berbicara dengan Yuka lagi setelah sekian lama. Dia selalu punya cara untuk membuat suasana terasa ringan. Tapi di balik itu, pikiranku masih terbagi. Sikap Rika dan Meira tadi pagi terus menghantuiku.

Saat kami melewati lorong sekolah, tiba-tiba aku melihat mereka berdua—Rika dan Meira—berjalan ke arah kami. Hatiku berdebar. Mungkin ini kesempatan untuk bicara dan memperbaiki suasana.

"Rika, Meira!" Aku menyapa mereka dengan nada ceria, berharap mereka akan merespons seperti biasa.

Namun, mereka hanya menatapku sekilas. Ekspresi mereka berubah begitu melihat aku bersama Yuka. Rika menunduk, sementara Meira memalingkan wajahnya. Mereka melewati kami tanpa sepatah kata pun.

Aku bingung. "Kenapa kalian jadi dingin begini? Apa aku salah?" tanyaku, mencoba memahami apa yang terjadi.

Rika berhenti, menoleh dengan senyum sinis yang jarang kulihat darinya. "Nggak apa-apa, kok. Kami cuma nggak mau jadi nyamuk. Kalian pasti lebih suka ngobrol berdua tanpa harus memikirkan keberadaan kami."

Kata-katanya seperti tamparan bagiku. Aku ingin menjelaskan, ingin menyangkal, tapi mulutku terkunci. Tanpa berkata apa-apa lagi, aku melangkah pergi, menarik tangan Yuka.

Aku bisa merasakan Yuka menatapku dengan ragu, tapi aku tidak peduli. Di belakangku, aku mendengar Rika menghela napas panjang.

"Dia benar-benar nggak peduli," gumam Rika, cukup keras untuk kudengar.

Langkahku terhenti sesaat, tapi aku memilih untuk tidak menoleh. Aku melanjutkan perjalanan ke belakang sekolah dengan Yuka, berusaha menahan perasaan yang campur aduk di dadaku.

Sesampainya di tempat biasa, aku duduk di bawah pohon besar, mencoba menenangkan pikiranku. Tapi suasana terasa berbeda. Yuka memecah keheningan.

"Dayn," katanya pelan, "kamu yakin nggak apa-apa meninggalkan mereka begitu saja? Mereka kelihatannya marah."

Aku mendesah panjang. "Mereka nggak punya alasan untuk marah. Aku cuma mencoba bersikap biasa. Tapi entah kenapa mereka malah menjauh."

Dia menggigit bibir bawahnya. "Kalau keberadaanku mengganggu, aku bisa pergi. Aku nggak mau merusak hubunganmu dengan mereka."

Aku menoleh padanya. "Nggak, Yuka. Kamu nggak salah apa-apa. Aku yang akan bicara dengan mereka nanti."

Meskipun aku mencoba meyakinkan Yuka, hatiku tetap gelisah. Aku berharap bisa menjelaskan semuanya pada Rika dan Meira, tapi entah kenapa aku merasa jarak di antara kami semakin jauh.

Saat kami mulai menonton anime, aku berusaha fokus, tapi pikiranku terus melayang. Aku merasa bersalah pada Yuka karena dia harus melihat semua ini.

"Dayn," Yuka memanggilku lagi. "Aku senang bisa menghabiskan waktu denganmu. Tapi kalau ini membuat mereka terluka, aku nggak yakin aku harus tetap ada di sini."

Aku menatapnya lama sebelum menjawab. "Aku hanya berharap mereka bisa mengerti. Aku ingin kalian semua bisa akrab. Tapi sekarang... aku nggak tahu apa yang harus kulakukan."

Kata-kataku menggantung di udara, seperti perasaanku yang masih penuh dengan pertanyaan.

Episode 32 Bersambung.....

1
Nurilah Purwanti
waduh gimana tuh nasib dayn masih nyari si meira
Nurilah Purwanti
kasian meira
Arul 2007
bagus bangettttt
Nurilah Purwanti
menarik ceritanya
Bunny Koo
❤️❤️❤️ Cerita jadi semakin hidup berkat tulisanmu thor!
Theros
Fakta kehidupan
Sandy
Pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!