NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta
Popularitas:44k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Reynard Fernando, seorang CEO sukses yang lumpuh, menikahi Caitlin Revelton, gadis ceria dan penuh semangat yang dikenal tak pernah mau kalah dalam perdebatan. Meskipun Caitlin tidak bisa membaca dan menulis, ia memiliki ingatan yang luar biasa. Pernikahan mereka dimulai tanpa cinta, hanya sekadar kesepakatan.

Namun, apakah hubungan yang dimulai tanpa cinta ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih mendalam? Atau, mereka akan terjebak dalam pernikahan yang dingin dan hampa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

"Reynard, bukankah kau... lumpuh... kenapa bisa...?" Salah satu pemegang saham menatap Reynard dengan kening berkerut, wajahnya memancarkan kebingungan dan ketidakpercayaan yang sulit ia sembunyikan.

Reynard tersenyum tipis, tatapannya tenang namun penuh makna. "Aku sudah sembuh dari dulu, Hanya saja, aku terlalu nyaman dengan kursi roda." Ucapannya menyiratkan sebuah sindiran tajam, membuat suasana ruang rapat itu mendadak hening.

Reynard menoleh ke arah Tommy, yang duduk di sana. wajahnya terlihat semakin tegang. "Pamanku yang baik, bukankah seharusnya kamu bahagia melihat keponakanmu sudah sembuh?" lanjut Reynard, suara sindirannya makin jelas. "Kenapa diam saja?"

Tommy, yang semula terlihat percaya diri, kini hanya bisa tersenyum paksa. Tatapannya tak bisa lepas dari Reynard, seolah sedang menahan emosi yang siap meledak. "Sejak kapan... kamu bisa berdiri?" tanyanya dengan nada berusaha tenang, tapi getaran di suaranya tak bisa disembunyikan.

"Sejak aku keluar dari rumah sakit," balas Reynard dengan nada datar. "Aku juga tahu siapa pelakunya," lanjutnya, suaranya semakin rendah namun mengandung ancaman tersirat. "Aku tidak sabar ingin menjebloskan dia ke dalam neraka api."

Tommy menelan ludah, matanya berkeliling dengan gelisah, berharap menemukan jalan keluar. Wajahnya yang mulai pucat terlihat semakin tegang di bawah tatapan Reynard yang seperti tak memberi ampun.

"Kenapa wajah Paman menjadi pucat? Apakah tidak sehat?" sindir Reynard sambil melangkah mendekat ke arah Tommy, menambah tekanan psikologis yang menggantung di ruangan itu.

"Jangan main-main denganku... dan jangan coba-coba melibatkan gadis itu. Kalau dia kehilangan sehelai rambut saja..." Suaranya mengecil, nyaris berbisik namun penuh kemarahan, "Aku tidak akan sungkan memasukkanmu ke dalam penjara."

Reynard hanya tersenyum dingin, matanya menyiratkan ketegasan yang membuat Tommy semakin kecil di hadapannya. "Sebagai pemimpin perusahaan ini, aku ingin mengumumkan bahwa aku akan mengeluarkanmu dari grup kami." Suaranya semakin keras dan tegas. "Dan untuk selamanya, kau tidak bisa lagi bergabung dengan bisnis perusahaan ini!"

Para pemegang saham saling bertukar pandang, hening sejenak, sementara Tommy hanya bisa menatap dengan ekspresi marah namun menahan diri. Satu per satu mereka mengalihkan pandangan, merasa tak ingin terlibat dalam ketegangan ini.

"Hanya karena kata-kata istrimu, dan kau percaya begitu saja?" Tommy mencoba memberikan serangan terakhir, mencoba menggerogoti keyakinan Reynard.

Namun, Reynard mengeluarkan sebuah alat perekam kecil dari saku jasnya. "Rekaman ini adalah bukti," katanya sambil mengangkat perekam itu di depan semua orang. "Bukti bahwa kau berencana ingin membunuhku... dengan meminjam tangan istriku."

Tommy terdiam, wajahnya memucat seperti orang yang kehilangan kata-kata. Untuk pertama kalinya, ia tak mampu memberikan alasan lain. Kepanikannya semakin tampak jelas.

Saat itu juga, terdengar langkah tegas dari pintu masuk ruang rapat. Beberapa petugas kepolisian muncul, membawa surat penangkapan, menghadap Tommy dengan tatapan serius. "Tuan Tommy Fernando, Anda dicurigai sebagai tersangka pembunuhan berencana. Silakan ikut kami sekarang juga!" ucap salah seorang polisi dengan nada tegas.

Tommy menoleh dengan tatapan kesal pada Reynard. "Kau melaporkan aku tanpa bukti kuat!" serunya, mencoba menyelamatkan muka terakhirnya.

"Hasil laporan kandungan obat yang kau berikan... dan rekaman CCTV kecelakaan yang dulu aku alami, rekamannya telah dipulihkan," jawab Reynard tanpa belas kasihan. "Pelaku yang menabrakku juga sudah ditemukan. Alasan apa lagi yang ingin kau gunakan untuk melindungi dirimu?"

Tommy hanya bisa menundukkan kepala, tak lagi punya kekuatan untuk melawan. Para pemegang saham menatapnya dengan pandangan tak percaya, sementara polisi membawa Tommy keluar dari ruangan. Reynard menghela napas, memandang lurus ke depan, menyadari bahwa akhirnya ia berhasil menuntut keadilan untuk dirinya dan Caitlin.

Di ruangan dingin yang hampir membekukan itu, dinding-dindingnya tertutup es tipis, dan setiap hembusan napas menghasilkan kabut kecil di udara. Caitlin duduk merapat, tubuhnya menggigil hebat, bibirnya mulai membiru, sementara matanya tampak sayu menahan rasa dingin yang menyiksa.

Felix menatapnya dengan khawatir. Ia tahu, jika mereka tidak segera menemukan cara untuk keluar, Caitlin bisa mengalami hipotermia. Tanpa pikir panjang, ia melepas jaketnya, lalu menyelimutkan jaket itu di bahu Caitlin. Ia merapat, memeluknya erat, mencoba memberi kehangatan semampunya.

"Caitlin, bertahanlah!" serunya, suaranya penuh tekad, meski ia sendiri hampir kehilangan rasa di ujung-ujung jarinya.

Caitlin berusaha mengangkat kepala, menatap Felix dengan mata yang setengah tertutup. "Dingin sekali... siapa yang menahan kita di sini?" bisiknya dengan suara bergetar, napasnya tipis karena suhu dingin yang menyiksa.

Felix menghela napas, berusaha menenangkan pikirannya yang penuh amarah dan kegelisahan. "Pasti seseorang yang punya dendam pada suamimu," jawabnya tegas. "Tetaplah bicara denganku, jangan tidur, Caitlin! Kau harus tetap sadar."

Mata Caitlin berkedip pelan, tampak menahan kantuk yang mulai datang karena lelah dan dingin. "Apakah aku... akan mati di sini?" tanyanya pelan, seolah meluapkan ketakutan yang selama ini berusaha ia tahan.

"Tidak! Aku akan membawamu keluar dari sini," Felix menjawab dengan suara penuh keyakinan, meski dalam hatinya ia juga merasa gentar.

Hening sejenak, lalu Felix melontarkan pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benaknya. "Caitlin, apakah kamu menyukai suamimu?"

Caitlin menghela napas panjang, berusaha mengumpulkan tenaga untuk menjawab. "Iya, aku... menyukainya," ujarnya pelan, matanya terarah ke lantai yang dingin.

Felix mengangguk, lalu bertanya lagi, lebih dalam. "Seberapa dalam?"

Caitlin menggigit bibir, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku tidak tahu... Walaupun aku tidak suka dengan sifatnya yang dingin, tapi dia tidak pernah menyakitiku. Terkadang, aku merasa kalau... dia baik padaku."

Felix menatap Caitlin dengan sorot mata lembut, berusaha menyemangatinya. "Kalau begitu, kau harus bertahan... demi orang yang kau suka," katanya penuh keyakinan.

Mata Caitlin berkabut, menahan tangis yang tiba-tiba terasa ingin pecah. "Aku menyukai Reynard... juga pamanku. Tapi mereka tidak menyukaiku," katanya pelan, suaranya hampir tak terdengar, namun penuh kepedihan.

Felix mempererat pelukannya, "Caitlin, dengarkan aku," ujarnya dengan lembut. "Kau berhak dicintai dan dihargai. Reynard mungkin tidak bisa mengungkapkan perasaannya, tapi itu bukan berarti dia tidak peduli padamu. Kau hanya harus bertahan... sampai saatnya tiba."

Felix menatap Caitlin dengan penuh keprihatinan saat ia mulai kehilangan kesadaran, tubuhnya lemas dan matanya setengah terpejam. Dengan lembut, ia membelai rambut Caitlin dan berbisik, "Aku akan melindungimu sampai kapanpun. Kalau Reynard tidak bisa menjagamu... kembalilah padaku."

Ia menarik Caitlin semakin dekat dalam pelukannya, memastikan tubuhnya tetap hangat. Mendengar ucapan terakhir Caitlin yang mulai samar, hati Felix tersentuh. "Perasaan ini sangat hangat... dan tidak asing. Di pelukanmu... aku merasa nyaman dan aman," bisik Caitlin dengan suara lembut sebelum akhirnya tak sadarkan diri.

"Aku telah kembali, tujuanku adalah membawamu pergi. dan...mencari Tom Revelton sekeluarga untuk menuntut hutang mereka pada kita," ucap Felix.

1
yuning
Alhamdulillah
wiemay
mau tamat kah
yuning
lanjut
Isnanun
terbongkar semua Caitlin tau jatidirinya
wiemay
seruuu
Rahma Inayah
semoga caltlin tau semua nya dr felix klu ortu merk ..meninggl gra2 tommy dan ..dan harta merk di curi mrk
yuning
buka semua Felix
Isnanun
Caitkin kok di lawan 😅
🍁Angela❣️
mulut nya Caitlin hadeeehh ... ceoas ceoaoss gak Mandang orang 🤣🤣🤣🤣
🍁Angela❣️
lah visual 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
wiemay
rey memang perlu sosok sprti cath tuk menghadapi dunia
yuning
makin suka sama Caitlin
Permata_tanty
up lg dong thorr
Rahma Inayah
ya jls lah catlin merasa dekt krn ada ikatan darah...kakak dan adik
wiemay
jgn cepat emosi bang
Permata_tanty
up lg ding thor
seru nih
yuning
Felix kakak nya cat, Rey jangan cemburu
🍁Angela❣️
nah kan siapa Felix ?? knp jadi Jacky... jac Nma aslinya ... AP mungkin saudara dari Caitlin ???
wiemay
masih penasaran
Isnanun
kebenaran akan segera terungkap siapa Caitlin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!