Vivian, kelinci percobaan dari sebuah lembaga penelitian, kembali pada satu bulan sebelum terjadinya bencana akhir zaman.
selama 8 tahun berada di akhir zaman.
Vivian sudah puas melihat kebusukan sifat manusia yang terkadang lebih buas dari binatang buas itu sendiri.
setidaknya, binatang buas tidak akan memakan anak-anak mereka sendiri.
.
.
bagaimana kisah Vivian memulai perjalanan akhir zaman sambil membalaskan dendamnya?
.
jika suka yuk ikuti terus kisah ini.
terimakasih... 🙏🙏☺️😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32. Pertempuran.
Seketika ruangan dipenuhi oleh anak buah Tiger yang membawa senjata api dan menodongkan senjata mereka ke arah rombongan Vivian.
"Apa maksudnya ini!." Vivian memandang ke arah Tiger dengan tajam.
"Menurutmu, apa yang aku maksud, cantik." Tiger tersenyum menjijikan.
"Kris jangan jauh-jauh dariku." Vivian melindungi Kris seperti induk ayam yang melindungi anaknya.
Peter melirik ke arah Vivian.
"Biarkan kami pergi dari sini!." Vivian mulai memobilisasikan kekuatan di telapak tangan. Seketika, udara di sekitar menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
"Bos. Apakah akan ada badai salju lagi malam ini?." Tanya salah seorang wanita Tiger.
"Apakah kamu kedinginan? Bagaimana kalo malam ini aku membuatmu tetap hangat sepanjang malam, Hem?." memegang dagu wanita tersebut. "Tapi, tentu saja setelah aku mendapatkan wanita itu." Mata Tiger berkilat licik ketika memandang ke arah Vivian.
"Sudah lama aku tidak mendapatkan kucing liar." Tiger menjilat bibirnya penuh nafsu.
"Rasanya aku sangat mual." gumam Vivian. Jijik dengan pandangan dan perkataan Tiger yang diarahkan kepadanya.
"Cantik. Aku bisa saja membiarkan rekan-rekanmu pergi. Asal ... Kamu mau menemaniku di sini untuk satu malam. Bagaimana?." Tiger menghisap cerutunya di bantu oleh wanita yang ada di samping kanan.
"Ceh. Berkhayal." Ejek Vivian.
"Kalau begitu. Jangan salahkan aku karena kejam." Melambaikan tangan sebagai isyarat untuk menembak.
DOR DOR DOR DOR
Bunyi tembakan memenuhi seluruh lantai. Namun tidak ada satupun yang mengenai kelompok Vivian karena wanita itu telah membentuk dinding es yang sangat tebal dan kuat.
Mengerutkan kening. "Ternyata kamu adalah pengguna kemampuan. Aku jadi semakin ingin mendapatkan mu." Melihat ke arah anak buahnya. "Kalian semua, gunakan benda itu." perintah Tiger.
"Tapi bos!." Tolak salah seorang bawahan.
Belum sempat mereka berdiskusi lama, sebuah petir menghantam empat orang bawahan Tiger hingga tewas ditempat.
Kris juga tidak mau kalah.
Segera ia menembakkan pistol di tangannya melalui lubang yang dibuat oleh Vivian yang hanya cukup untuk meletakkan moncong senjata guna melawan bawahan Tiger.
Kedua kelompok tersebut mengalami baku tembak yang sangat sengit. Hanya saja, posisi kelompok Vivian lebih unggul daripada milik Tiger meskipun sama-sama memiliki kekuatan super.
Bagaimana bisa kekuatan super tipe bumi tingkat awal sebanding dengan kekuatan Vivian dan Peter yang sudah mencapai tahap ketiga.
"Bagaimana bisa mereka sekuat itu! Informasi yang kita dapatkan sepertinya salah, apakah wanita itu sengaja membohongi kita?!." Tiger marah hingga membalikkan meja yang berisi alkohol di depannya.
Prang...
Seketika bau alkohol yang sangat menyengat muncul di dalam ruangan itu.
"Kesempatan!."
Vivian yang melihat adanya celah pada Tiger segera menembakkan panah es kepada pria bertato tersebut.
Psyu...
Jleb.
"Binggo." Vivian tersenyum bahagia.
Namun senyuman itu tidak berlangsung lama, karena Tiger sendiri ternyata merupakan pengguna kekuatan tipe emas.
"Ini tidak baik," Vivian mengingatkan teman-temannya. "Tiger adalah pengguna kekuatan tipe emas. Kris. Hanya kamu yang bisa melawannya. Bahkan kekuatan Peter tidak berguna saat melawan pria itu."
"Aku?! Kenapa musti aku?. Pria itu tampak ... Sangat kuat." Kris melihat Tiger dengan pandangan menilai.
Plak
Bahu Kris di tepuk dengan kuat oleh Peter. "Apakah kamu ingin Vivian yang melawan pria menyeramkan itu?."
"Tentu saja tidak mau." Jawab Kris tegas.
"Kalau begitu, Buktikan, dan kalahkan pria itu dengan cepat. Kami akan mengurus anak buahnya." Peter sekali lagi menepuk pundak Kris sebagai penyemangat.
Peter kemudian mengalihkan perhatiannya kepada 5 orang bawahan Tiger yang tersisa. Sementara para wanita yang tadi bergelayutan di sekitar Tiger telah menyusut di pojokan berharap dapat mempertahankan kehidupan kecil mereka.
"Baik. Akan aku tunjukkan hasil latihan neraka yang aku jalani bersama Peter." Kris keluar dari kubah es yang di buat oleh Vivian dengan tegas.
Seketika,
Hujan peluru menuju ke arah pemuda tersebut yang dengan cepat di halau dengan perisai yang di buat oleh Vivian.
Terdiam. "Aku merasa kematian sudah sangat dekat." Kris menjadi sedikit gemetaran.
DUAR.
Karena kelima anak buah Tiger teralihkan oleh Kris yang keluar, ekhem, sebagai umpan. Akhirnya Peter dengan mudah dapat memusnahkan 5 orang yang tersisa dengan kemampuan yang dia miliki.
Krak, krak
Retakan muncul di dinding es yang di buat oleh Vivian akibat serangan mendadak yang di lancarkan oleh Tiger.
Ternyata, Tiger adalah pemilik kekuatan ganda, emas dan kecepatan.
"Meong." Blacky menyembul dari dalam tas Vivian.
"Darimana datangnya kucing ini?" Ayah William terkejut melihat Blacky. Kebetulan, pria paruh baya itu alergi dengan bulu kucing.
"Meong?." Blacky melihat ayah William dengan pandangan kebingungan.
"Ini adalah binatang peliharaanku."
"Siapa yang binatang peliharaan meong. Aku adalah kucing paling tampan di seluruh dunia." ucap Blacky sambil membusungkan dadanya.
Syok. "ku-kucing bisa bicara?." Ayah William memegangi dadanya yang mulai sakit akibat terkejut melihat kucing yang bisa bicara.
"Ayah. Ayah tenangkan dirimu ayah." William lalu menggunakan kemampuan penyembuhannya kepada sang ayah.
Ternyata pemuda itu juga telah terbangun kemampuan supernya. Hanya saja, kemampuannya itu bersifat pendukung dan tidak bisa digunakan dalam pertempuran nyata.
"Blacky juga memiliki kemampuan, itulah sebabnya dia dapat berbicara. Blacky." menunjuk Tiger . "Sekarang coba kamu awasi pergerakan pria itu." perintah Vivian kepada Blacky.
"Siap! Meong!."
Vivian dan Blacky pun bekerja sama untuk menahan pergerakan Tiger.
"Sebelah kiri Kris, meong."
"Bekuan es." Vivian lalu membekukan lantai yang ada di sebelah kiri Kris hingga mengenai salah satu kaki Tiger yang kebetulan sudah menginjak jangkauan serangan kekuatan Vivian.
Es itu perlahan menjalar ke bagian paha di kaki Tiger yang terkena serangan.
"Kris, sekarang!." Vivian memberi instruksi kepada Kris untuk segera menyerang Tiger yang terjebak.
"Panah api!." Kris melepaskan panah api yang kebetulan mengenai tangan kiri Tiger.
"sial! Dia berhasil mengelak!. Panah api!." Kris melancarkan 10 panah api sekaligus menuju Tiger yang terjebak.
Kali ini, meskipun Kris belum mampu membunuh Tiger secara langsung, tapi pemuda itu sudah berhasil membuat Tiger terluka parah.
"Vivian awas!"
Jleb.
Peter terkena tusukan pisau yang di layangkan oleh Angel untuk melindungi Vivian.
"Peter!."
"Tidak. Seharusnya yang tertusuk pisau itu harusnya kamu!." menunjuk Vivian. "Bagaimana kehidupan kita bisa begitu berbeda. Aku juga wanita! Mengapa kamu dapat hidup lebih baik dariku! Aku tidak terima ... " Angel berteriak histeris karena gagal memb*nuh Vivian.
"A-Aku ti-tidak apa-apa. Fo-kus. Uhuk." Ucap Peter sambil memegangi dadanya yang tertusuk pisau.
Vivian yang marah tiba-tiba saja menembus tingkat kekuatannya, menjadi pengguna kekuatan tingkat 4.
Seketika udara menjadi sangat dingin akibat kemarahan Vivian.
Vivian bahkan mampu membekukan air yang ada di tubuh Tiger dan Angel dalam kemarahannya tersebut tanpa sadar hingga membuat mereka berdua mati membeku dalam sekejap.
Memeluk Vivian. "te-nang kan diri-mu"
Bruk
Peter terjatuh dalam pelukan Vivian.
"Peter. Peter bangun. Will! cepat selamatkan Peter!."
"Tidak bisa lagi. Kemampuanku sudah habis." Ucap William menyesal.
"Kamu seorang dokter! Lakukanlah sesuatu. Cepat!" Vivian memeluk Peter yang bibirnya semakin membiru akibat racun yang terdapat di dalam pisau.
aku juga pengen hehe...
pengen juga punya ruang hehe
author juga terimakasih atas dukungannya 😊