NovelToon NovelToon
Wasiat Pembawa Cinta

Wasiat Pembawa Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Uswatun hasanah

natasya,.
seorang sekretaris yang kehilangan bos yang sangat baik, kepemilikan perusahaan harus jatuh pada sang putra,
tanpa Tasya sangka, mendiang bos nya memberikan wasiat menjodohkan Tasya dengan putra nya Arkan,

apa mungkin mereka akan bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Uswatun hasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kabar baik

Arkan tentunya dengan senang hati melakukan kegiatan itu, walaupun dia tidak tega karna sang istri sakit, namun sentuhan Tasya tidak bisa ia tolak,

"kamu yakin sayang? apa ga seharus nya ke dokter saja? "

"besok juga sehat mas"

Arkan sangat hati hati, karna merasakan suhu tubuh istri nya yang lebih hangat, namun Tasya entah mengapa seolah anak tantrum Arkan sampai geleng geleng kepala di buat nya, ia senang istri nya jadi lebih agresif, mungkin Tasya sudah bisa menerima seutuh nya..

**

Arkan mengusap lembut punggung istri nya, Tasya sudah terlelap dengan nyenyak,

sedangkan ia masih terbayang dengan kejadian tadi..

pagi datang...

Arkan mendengar suara istri nya di kamar mandi, dengan nyawa yang belum sepenuh nya terkumpul, ia buru buru ke kamar mandi, istri nya sedang berjongkok, ia muntah muntah..

"sayang... " Arkan memijat tengkuk, istri nya terlihat sangat tersiksa..

"kan mas udah bilang ke dokter aja. kamu tambah repot kan..? "

Tasya sudah tidak mampu menjawab, di bantu suami nya, wajah nya di basuh, Arkan menggendong nya kembali ke ranjang, suhu tubuh nya memang sudah tidak demam, tapi melihat istri nya kewalahan begini Arkan begitu gelisah

"mas"

"iya sayang, mas siap siap dlu ya, kita ke dokter"

"ga mau"

"kamu jangan bantah, dari malem mas bilang kan kita ke dokter"

Tasya diam, entah apa yang ia rasa,

"aku ga kuat bangun mas"

Arkan memperhatikan istri nya, wajah nya memucat, ia menelpon bi Fatma.

"bi, tolong telpon dokter yang biasa mama panggil"

"siap tuan, untuk siapa"

"Tasya demam bi"

"ya Tuhan, baik tuan"

Arkan tidak melepaskan genggaman tangan nya sedikitpun, istri nya ini tidak pernah mengeluh sakit selama pernikahan, di tambah dia masuk katagori wanita tangguh dalam menangani pekerjaan.

mata nya Terpejam, tapi pikiran nya melayang kemana mana,

"apa aku hamil? sudah beberapa kali kita melakukan hubungan, dan aku pun telat datang bulan, tapi jika aku hamil apa Arkan akan senang? ”

Arkan meminta bi Fatma membuat kan sarapan, saat bi Fatma masuk ke kamar, Tasya memanfaatkan momen ini untuk meminta tolong

"bi, Tasya mau minta tolong"

"ada apa non, bilang aja, wajah nya non pucet begitu"

"Tasya mau minta tolong beli tes kehamilan "

"ya Tuhan non.. " bi Fatma begitu girang

"syuuut, bibi pelan pelan, nanti Arkan dengar..

tapi ini baru mau tes bi"

"siap non, bibi sekarang langsung belikan ya"

"makasih ya bi" Tasya tersenyum

Arkan masih di mandi, ketika bi Fatma datang membawa tes kehamilan yang Tasya pinta,.

dengan tubuh nya yang lemas, Tasya ijin ke toilet, Arkan dengan setia menunggu,

"mas jangan di situh aku malu"

"malu apa? aku udah liat tubuh kamu semua nya"

"tapi aku mau buang air besar mas, tunggu di luar aja ya? "

"jangan lama lama. mas takut kamu jatuh"

"iya... "

Dengan tangan bergetar, Tasya mengecek air seni nya, hasil begitu cepat terpampang dua garis merah dengan tegas, mata nya tiba tiba memanas, ia masih tidak percaya semua ini..

"mas... "

"iya sayang mas buka pintu nya ya? ”

tanpa menunggu jawaban sang istri Arkan membuka pintu kamar mandi,

"sudah? ” tanya Arkan

"udah mas" Tasya berbalik,

"hey kamu nangis? ada apa? apa ada yang sakit? ”

Tasya menggeleng, ia begitu saja memeluk suami nya yang panik, setelah ia bisa mengatur nafas nya yang berantakan, Tasya berbisik

"aku hamil mas" tubuh Arkan seolah kaku, ia menatap kosong ke depan nya

"jangan bercanda sayang" ucap nya pelan

Tasya melepaskan pelukannya dan meraih benda pipih itu untuk Arkan lihat..

tAngan nya tidak kalah gemetar,

Arkan meraih benda bergaris dua itu, wajah nya sulit di tebak, namun sejurus kemudian Arkan memeluk istri nya, "terimakasih sayang, ini hadiah teristimewa yang pernah aku dapatkan, mas janji akan jaga kamu sama calon bayi kita"

Tasya mengangguk, Arkan menghujani wajah nya dengan kecupan...

"dokter sudah dari tadi menunggu di bawah, ayo kamu di periksa dulu"

"lho ko baru bilang, kan kasian dokter Laras"

"aku terlalu senang"

Dokter akhirnya masuk ke kamar, ia bingung, siapa yang sakit, karna kedua nya tengah duduk, dengan wajah berseri seri, tidak ada yg nampak sakit.

"selamat pagi pak"

"pagi dokter maaf menunggu lama"

"tidak masalah, jadi siapa yang sakit? "

Arkan menatap istri nya,

"istri saya dok, semalam demam dan tadi muntah muntah, tapi setelah tes kehamilan, garis dua dok"

"oya?? wah berarti istri anda mengalami morning sickness tuan" dokter mendekat, Tasya tampak gugup..

"sejak kapan mual nya bu? " dokter Laras merasa canggung, karna dulu memanggil Tasya dengan nama langsung karna mendiang Arum teman nya.

"baru pagi tadi dok, rasa nya campur aduk sekali, mual tapi ga ada yang keluar"

Dokter tersenyum, "saya periksa dulu ya" Tasya berbaring, tensi darah syukurlah normal, detak jantung pun normal, "saya sarankan untuk periksa ke rumah sakit, menemui dokter kandungan, kita lakukan USG untuk mengetahui usia kandungan nya"

"baik dok"

"sejauh ini semua tampak normal, nanti dokter akan memberi vitamin dan obat anti mual, jika mual nya berlebihan"

dokter pamit, dan larangan larangan pun di mulai, Arkan bahkan mencari info di google, bagaimana ngidam itu, pantrangan makanan, dan harus bagaimana,.

"apa yang sekarang di rasa? apa pusing? mual lagi? "

"engga mas, mual sih tapi ga pengen muntah kaya tadi"

"apa mau sesuatu? makanan atau apa? kamu suka coklat dan eskrim, apa mau mas ambilkan sekarang? ”

Tasya tersenyum, diam diam Arkan tau kesukaan nya, ia lalu menggeleng,

"lagi ga kepengen apa apa mas, tapi... "

"apa? " Arkan menunggu

"pengen tiduran aja sambil peluk mas,

Tapi ini udah jam setengah delapan, kita harus ke kantor"

Tanpa bicara apa pun, Arkan melepaskan sendal nya, ia naik ke tempat tidur, berbaring, dan memeluk istri nya langsung,

"lakukan sesuka hatimu, jangan pikirkan pekerjaan, itu perusahaan ku, bila perlu kamu resign agar fokus pada kehamilan"

"akan aku pikirkan nanti" ucap Tasya tersenyum, ia memeluk suami nya, menghabiskan pagi di dalam kamar dengan perasaan senang

1
Dani M04 <3
Author, aku jadi pengen jalan-jalan ke tempat yang kamu deskripsikan di cerita ini 😍
Fitri Uswatun Hasanah: ayo kak😃
total 1 replies
Kruzery
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
Fitri Uswatun Hasanah: 🥰 terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!