Area dewasa!!! karena akan ada beberapa adegan kekerasan dan dewasa..
Velvet Majestic Green, seorang gadis remaja badung, anak dari seorang pengusaha kaya raya. Meskipun ayahnya kaya tetapi Velvet bukanlah anak yang manja. Dia bekerja di sebuah minimarket sebagai kasir setelah pulang dari sekolahnya.
Damon Riley Robert, seorang pria tampan yang mempunyai sikap sedikit brutal. Dia sangat suka berkelahi dan bahkan memiliki geng. Damon sangat sering berurusan dengan polisi karena seringnya bermasalah dengan perkelahian antar geng ataupun perorangan.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik.. semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#6
Setiap weekend, Velvet akan pulang dari toko jam 11 malam. Biasanya Norman yang akan mengantarnya pulang karena Norman ikut membantu di toko sampai malam.
"Aunty!!! apa kau mau kubelikan makanan?" teriak Velvet dari bawah tangga.
"Aku bisa mendengarmu, gadis tengil. Kenapa kau suka sekali berteriak!!??," teriak Heidi dari atas kamarnya.
"Aku menirumu. Aku hanya gadis polos sebelum bekerja disini," balas Velvet dengan polosnya.
Norman hanya tertawa pelan mendengar hal itu. Bekerja dengan Velvet membuat hidupnya sedikit lebih beewarna karena Velvet adalah gadis yang ceria dan sedikit konyol.
Tak lama, Heidi pun turun tangga menuju ke toko.
"Kau makan malam dimana? Kita pesan online saja. Norman, pesankan makan malam online untuk kita!" perintah Heidi.
"Baik nyonya," jawab Norman dan segera memesan makanan melalui ponselnya.
"Kalau sudah datang, antar makananku ke atas!", perintah Heidi lagi dengan wajah datarnya seperti biasa.
"Baik aunty," jawab Velvet menunduk hormat dengan posisi seperti pelayan ratu.
"Ck, kau ini!" kata Heidi dan langsung naik lagi ke kamarnya.
Norman hanya menggelengkan kepalanya ketika Velvet sengaja menggoda Heidi.
Velvet sudah 3 bulan bekerja di toko Heidi dan dia menikmati pekerjaannya yang menurutnya sangat santai ini.
"Uncle, bolehkah aku bertanya?" tanya Velvet pada Norman.
"Hmm..", jawab Norman singkat.
"Mengapa aunty Heidi tak pernah keluar dari tokonya? Dan paman terlihat cukup kaya untuk bekerja pada aunty Heidi," kata Velvet serius.
"Aku banyak berhutang budi pada keluarganya dulu, jadi aku hanya mencari kegiatan di waktu luangku saja," jawab Norman tersenyum.
"Huwaaaahhh, you're the best, uncle," kata Velvet kagum dengan kesetiaan Norman pada Heidi.
"Nyonya Heidi memang tak terlalu suka keluar sejak kematian suami dan anaknya, kuharap kau tak menanyakan hal ini lagi. Meskipun ini sudah lama, tapi dia masih trauma dengan hal ini," kata Norman menjelaskan.
Velvet hanya mengangguk. Dia sudah menyangka hal itu. Menurut Velvet, Heidi sangat baik dimatanya meskipun selalu berbicara ketus padanya.
Setengah jam kemudian, makan malam pesanan mereka pun datang. Velvet mengantarkan makanan Heidi ke atas kamarnya.
Velvet makan ditoko bersama Norman. Setelah itu, Norman pamit sebentar untuk membeli sesuatu di luar.
Velvet berjaga di belakang meja kasir karena toko mulai ramai.
Jam sudah menunjukkan pukul 9, Norman belum juga kembali ke minimarket.
Tampak beberapa pria dewasa masuk ke dalam minimarket dan membeli berkaleng kaleng bir dan minuman lain serta rokok.
"Hei, gadis cantik, jadi kau bekerja disini?" tanya Francis di depan meja kasir.
Velvet melihat ke arah Francis.
"Hai", jawab Velvet sembari memakan permen lolipopnya.
Damon tampak berada di samping Francis dan melihat ke arah Velvet dengan tajam.
"Kau masih dibawah umur, mengapa bekerja sampai malam?" tanya Damon.
"Itu bukan urusanmu," jawab Velvet sembari menghitung belanjaan Francis dan Damon.
"Tunggulah di depan, aku yang membayar semuanya," kata Damon pada Francis dan Huxley.
"Oke," jawab Francis terpaksa, padahal dia masih ingin mengobrol dengan Velvet.
Mata Damon tak lepas dari wajah Velvet sama sekali dan membuat Velvet membalas menatapnya.
"Ada apa? apakah ada kotoran di wajahku? atau kau menyukaiku?" tanya Velvet santai.
"Oh my God, pria ini sangat tampan", batin Velvet tapi berusaha bersikap santai dan normal.
"Apa orang tuamu membiarkanmu bekerja sampai malam? apa kau yang membiayai mereka?," tanya Damon.
Damon biasanya sangat tak suka banyak bertanya ataupun berbicara dengan orang asing. Tetapi berbeda dengan Velvet.
Sifatnya yang menyebalkan justru membuatnya ingin lebih mengenalnya dan menggoda gadis remaja ini.
"Kenapa? kau mau membiayai hidupku? sepertinya kau pria kaya," jawab Velvet kemudian membungkus belanjaan Damon.
"Kau harus jadi simpananku jika hidupmu ingin kubiayai," kata Damon tersenyum smirk.
Velvet memicingkan matanya dan memandang sinis pada Damon.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤