(Novel kedua ku, kisah sederhana dan cinta manis 3 pasang anak manusia)
Bintang adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah kampus bergengsi dikotanya. Kehidupannya sangatlah sempurna. Ia memiliki keluarga yang hangat, paras yang tampan dan gagah, tubuh atletis dan tinggi. Memiliki kekasih super cantik seorang primadona kampus. Bintang juga menjabat sebagai ketua BEM dikampusnya, jabatan yang sangat bergengsi bagi mahasiswa sepertinya. Ia juga merupakan anak orang kaya bahkan kampus tempatnya menuntut ilmu adalah milik orangtuanya. Namun bagaimana jika ada 3 perempuan yang tergila-gila padanya dan membuat porak poranda hidupnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Malam Panjang
...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Steve segera memarkirkan mobil dan turun menghampiri Salsa.
"Sa" sapa Steve membuat gadis itu kaget bukan kepalang. Tubuh Salsa seketika bergetar, entah kenapa ia merasa bersalah seolah-olah telah menduakan Steve.
"Om..."Salsa segera berdiri dengan wajah yang pucat sementara Abrar heran dengan wajah bertanya-tanya.
"Pulang sama om ya" Salsa menggeleng cepat namun Steve mendekatkan wajahnya dan berbisik,
"Aku akan melumat habis bibirmu jika kau menolak" Salsa terkejut, Steve makin merapatkan wajahnya hingga hembusan nafas nya menerpa wajah Salsa. Seketika gadis itu memejamkan mata dan mengangguk pelan. Sungguh ia takut jika Steve melakukan ucapannya barusan.
"Kau sangat indah sayang" bisik Steve saat wajahnya begitu dekat dengan Salsa membuat Salsa merona. Steve makin terpesona, betapa Salsa terlihat sangat cantik dari dekat. Tanpa sadar tangan Steve merengkuh pinggang Salsa membuat gadis itu kaget dan menjauhkan diri dari Steve.
"Ayo pulang sayang" ucap Steve dengan suara keras agar pria itu bisa mendengarnya sambil menggenggam tangan Salsa.
"Abrar aku pulang dulu ya, makasih banyak bantuannya" ucap Salsa dan segera berlalu menuju mobil Steve. Salsa tidak punya pilihan lain selain menuruti Steve. Ia tidak mau Steve berbuat nekad dan menimbulkan keributan.
Steve dengan sigap membuka pintu dan menutupnya setelah Salsa duduk. Mereka pun meninggalkan Abrar yang tengah termenung dengan hati yang perih.
Abrar telah lama menyukai Salsa namun ia terlambat menyatakan cinta karna Salsa sudah duluan pacaran dengan Bintang. Setiap hari ia hanya menatap gadis itu dan mencintai nya dalam diam. Ia selalu berdoa agar Salsa putus dengan Bintang dan saat itu terjadi, ia terlambat lagi. Sekarang Salsa sudah bersama seorang pria yang terlihat sangat dewasa dan mapan. Setetes air mata Abrar pun jatuh menangisi hatinya yang kembali hancur.
"Kita mau kemana om ?" tanya Salsa melihat jalan yang dilalui bukan arah jalan kos Salsa. Steve hanya tersenyum tanpa menjawab. Salsa pun gelisah, ia takut Steve berbuat yang aneh-aneh padanya.
"Salsa mau turun om, biar aku pulang sendiri"
"Temani om sebentar ya"
"Kemana ?"
"Ke apartemen"
"Apartemen siapa ?" Steve pun tersenyum.
"Nanti sayang akan tahu" ucap Steve yang membuat Salsa mendongkol dan jengkel.
"Sa, om tidak suka kamu dekat dengan laki-laki lain" ucap Steve lembut.
"Kenapa tidak boleh ?" tanya Salsa dengan kening berkerut.
"Karna kamu milik om" Salsa pun mendengus kesal.
"Kenapa aku bisa menjadi milik om ? Om siapa nya aku ?" Steve pun kaget mendengar pertanyaan Salsa.
"Kau kekasihku Sa" ucap Steve namun Salsa tertawa pedih mendengar ucapan Steve
"Kapan aku menjadi kekasihmu ? Asal om tahu, aku gak mau pacaran. Sekarang aku mau pulang" Salsa semakin kesal, ia benci Steve. Pria itu tidak peka akan perasaan Salsa. Jika memang Steve menganggap Salsa adalah miliknya kenapa Steve tidak menyatakan cinta.
Steve hanya diam dan tak lama mereka pun sampai disebuah halaman apartemen yang sangat tinggi dan mewah. Banyak satpam berjaga digerbang depan dan tak sembarangan orang boleh masuk.
"Ayo sayang" ajak Steve sambil membuka pintu mobil untuk gadis itu.
"Gak mau, aku mau pulang" Salsa merajuk membuat Steve gemas. Ia mengecup lembut bibir Salsa membuat Salsa kaget.
"Sebentar sayang, please kalau gak mau turun, om gendong ya" ucap Steve sambil memegang pinggang Salsa dan menggendongnya.
"Stop om, tapi janji cuma sebentar ya" Steve pun mengangguk. Salsa terpaksa turun, mereka kemudian menaiki lift menuju lantai 15. Namun saat mencapai lantai 10 lift tiba-tiba berhenti dan masuk seorang wanita yang membuat Steve kaget bukan kepalang.
"Bi kau tinggal di apartemen ini ?" tanya Sekar dengan wajah sumringah sementara Steve sudah memasang wajah dingin. Ia hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Sekar. Sekar tidak menyangka ia akan bertemu dengan Steve, hatinya kembali berbunga-bunga.
"Boleh aku main ke apartemen mu ?" tanya Sekar tanpa segan, ia menganggap Salsa hanya lah penghuni apartemen dan bukan kenalan Steve.
"Maaf tidak bisa, aku bersama kekasihku" ucap Steve sambil memeluk erat pinggang Salsa. Sekar terkejut dan wajahnya berubah pias namun ia mencoba tersenyum.
"Hai aku Sekar mantan kekasih Steve" ucap Sekar tersenyum manis sambil menyodorkan tangannya. Steve pun kaget mendengar ucapan wanita itu sementara Salsa memandangi Sekar dengan tatapan menyelidik. Ia pun menyambut tangan Sekar dan saling bersalaman.
Perasaan Steve menjadi tak karuan. Ia meneliti wajah Salsa dan terlihat gadis itu biasa saja tidak menunjukkan wajah cemburu atau marah. Tak lama lift berhenti dilantai 15, Steve segera memeluk erat tubuh Salsa dan membawanya keluar lift. Mereka pun menuju apartemen dan Steve segera membuka pintu tanpa mereka sadari Sekar mengikuti diam-diam dari belakang.
"Sa kamu tidak bertanya apapun ?" pancing Steve melihat Salsa hanya diam sedari tadi. Salsa lagi-lagi diam dan seolah tak peduli dengan adanya Sekar.
"Om mau ngapain kita disini ? Aku mau pulang" Salsa kembali merengek, Steve menghela nafas berat. Ia pun kecewa seolah Salsa tak peduli jika ada wanita yang dekat dengannya.
"Apa kamu tidak marah jika ada wanita yang mendekati om ?" Salsa pun memandang wajah Steve dan menggeleng pelan. Steve kembali kecewa, hatinya terasa sakit dan perih.
"Aku tidak melarang om dekat dengan siapapun, memangnya aku punya hak ?" sungut Salsa. Ia kembali merasa kesal.
"Kau kekasihku sayang, tentu punya hak untuk marah dan cemburu"
"Aku tidak mau jadi kekasih om"
"Kenapa Sa ? Apa karna laki-laki tadi ?" Steve mulai emosi, ia sudah berusaha bersabar sedari tadi namun Salsa tak peduli akan perasaannya.
"Om tidak berhak mencampuri urusanku, aku mau pulang" Salsa pun berlari ke arah pintu namun Steve dengan gerakan cepat menggendong dan membawa Salsa kedalam kamar.
"Lepas om, lepas" Salsa sudah berteriak sambil memukul dada Steve namun pria itu tak menggubris dan membaringkan Salsa diatas ranjang. Steve segera menahan kedua tangan Salsa diatas kepalanya dan mencium bibir gadis itu dengan kuat membuat Salsa kaget. Salsa berusaha melepaskan diri namun tangannya dipegang kuat oleh Steve.
Tangan Steve yang bebas segera meremas lembut kedua bukit kenyal Salsa membuat gadis itu menggeleng takut.
"Jangan om, lepasin aku" Salsa mulai ketakutan namun Steve tak berhenti.
Ia melumat dengan rakus leher mulus Salsa, membuat jejak kemerahan yang sangat banyak. tangannya segera menaikkan baju kaos Salsa hingga menampilkan kedua bukit kembar yang putih dan indah. Mata Steve berbinar, ia segera melahap keduanya dengan rakus dan bergantian, menghisapnya tanpa henti membuat gadis itu mendesah tak berdaya. Seluruh tubuh Salsa meremang dan bergetar.
"Jangan om, please stop it" ucapan Salsa bagai desahan indah ditelinga Steve.
"Tapi kau sudah sangat basah sayangku" bisik Steve sambil menggesek pelan pangkal paha Salsa.
"Om..aaakkhhh" Salsa tak berdaya, Steve makin semangat mencumbu tubuh Salsa. Salsa sudah kewalahan, ia berusaha melawan desiran aneh yang menjalari seluruh tubuhnya. Tangan Steve segera menaikkan rok yang dipakai Salsa dan menyingkirkan kain yang menutupi bagian inti gadis itu. Tanpa membuang waktu, Steve segera membenamkan seluruh senjatanya didalam Salsa membuat keduanya makin tak kuasa.
"Aaahhhh...Sa, kau membuatku gila" ucap Steve merasakan hangat dan nikmatnya bagian inti sang pujaan. Steve menggerakkan pinggulnya pelan, sementara Salsa sudah lemas, darahnya berdesir hebat, senjata Steve terasa sangat besar dan nikmat membuatnya semakin tak kuasa dan pasrah saat Steve dengan cepat membawa nya menuju puncak pelepasan yang memabukkan.
"Ampun om...aaakkhhh" Salsa menjerit saat ia merasakan sesuatu meledak dengan hebat dibagian intinya. Tubuh Salsa bergetar, inti nya berkedut hebat menjepit Steve dengan kuat.
"Kau sangat sempit Sa" Steve pun tak kuasa, ia makin menggilai Salsa, ia bergerak makin cepat dan tak lama menyusul Salsa mendapat pelepasan. Nafas keduanya sudah memburu, Steve tersenyum bahagia.
"Kau miliku sayang" bisik Steve ditelinga Salsa. Gadis itu hanya diam sambil memejamkan mata merutuki kebodohannya yang membiarkan pria ini kembali menikmati tubuhnya.
"Ronde kedua cantik" ucap Steve sensual, ia kembali bergairah, senjatanya yang masih didalam tubuh Salsa kembali tegang dan mengeras.
"Jangan om" Salsa berusaha mendorong tubuh Steve namun pria itu sangat kuat. Steve membuka semua pakaian yang masih melekat ditubuh keduanya hingga mereka polos dan kembali melumat mesra bibir Salsa. Gadis itu tidak bisa melawan, cumbuan dan sentuhan Steve kembali membuatnya tak berdaya.
Dengan cekatan ia memutar tubuh Salsa hingga gadis itu menelungkup. Mengangkat tinggi bok**g Salsa dan memasukkan senjatanya kebagian inti sang gadis sampai dalam membuat Salsa menjerit tak berdaya merasakan senjata Steve yang terasa makin besar dan panjang.
"Ampun om, ampun aaaaa...." Salsa tak kuasa saat Steve bergerak cepat menghantam inti tubuhnya, pria itu tak berhenti mencium punggung Salsa dan meremas-remas kuat kedua bukit sintal nya membuat ia merasa tubuhnya bagai disengat listrik. Gelenyar nikmat makin hebat mendera Salsa dan tak lama ia kembali bergetar hebat menjemput kenikmatan dunia yang diberikan Steve. Lagi-lagi Steve tersenyum bahagia.
Pria itu begitu kuat. Ia menggauli Salsa dengan berbagai macam gaya dan seolah tenaga tak ada habisnya, Steve membawa Salsa menikmati indahnya surga dunia. Melewati malam panjang yang membara dan tak terlupakan.
...****************...