Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Alvaro beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan mengendap-endap menuju gudang agar tak di dengar orang lain. Ia segera mencari kunci gudang yang di sembunyikan oleh mama nya. Setelah memeriksa semua laci di dapur,Alvaro pun akhirnya menemukan kunci itu. kemudian,dengan suara sepelan mungkin Alvaro memutar lubang kunci hingga akhirnya pintu terbuka.
Aqilla yang sedang tertidur pun seketika terbangun mendengar suara langkah kaki seseorang. Ia mengerjapkan mata untuk menyesuaikannya cahaya yang masuk.
"Alvaro,ngapain kamu kesini. Nanti kalau ketahuan mama gimana? Aku gak mau kamu kenak hukum juga nantinya."kata Aqilla setelah menyadari bahwa Alvaro lah yang masuk tadi.
"Sstt.. jangan keras-keras suaranya kak,ntar mama denger. Aku kasihan sama kakak, gara-gara bang Adnan kak qilla jadi di hukum gini sama mama. Tapi kak qilla tenang aja yaa,aku kesini buat nolongin kakak. Ayo keluar bareng aku"bisiknya.
"Kamu gak usah repot-repot Al, kakak disini cuma sampek besok pagi aja kok. Setelah itu kakak tetep sekolah, kamu masuk kamar aja sana sebelum ketahuan mama."jawab Aqilla berbisik juga mengikuti sang adik.
"Meskipun cuma malam ini aja,tapi kan tetep gak enak kak tidur disini. Kak qilla pasti kedinginan,gak enak tidur nya tanpa alas apalagi tempatnya berdebu gini. Udah ayok kak,kita pelan-pelan aja jalannya masuk ke kamar."bujuk Alvaro lagi.
Belum sempat Aqilla menjawab, raut wajahnya berubah ketakutan melihat seseorang yang berada di belakang Alvaro. Alvaro yang bingung pun langsung menoleh ke arah tatapan Aqilla. Ia tak kalah terkejutnya melihat sang mama sudah berdiri sambil bersedekap dada melihat kedua anaknya itu.
"Alvaro ngapain kamu di sini nak? Cepat balik ke kamar sekarang dan tidur." Ujar Miranti lembut namun penuh penekanan.
"Gak mau ma,Alvaro akan masuk ke kamar terus tidur kalau kak Aqilla juga tidur di kamarnya bukan disini. Mama jahat udah kurung kakak di sini padahal kak Aqilla kan gak buat salah"
"Alvaro sayang,kalau dia emang gak salah gak mungkin mama hukum dia. Udah, jangan buat mama marah juga sama kamu. Sekarang juga kamu masuk kamar dan biarin dia tidur di sini sendiri. Mama gak terima penolakan"ucap Miranti dengan tegas.
"Gak mau! Pokonya aku gak mau tidur kalau kak Aqilla masih di kurung. Atau gak aku akan nemenin kak Aqilla aja tidur di sini. Mama sama bang Adnan sama aja, sama-sama jahat!!" Alvaro tetap saja kekeh tidak mau mendengar perintah sang mama. Sementara Aqilla sedari tadi hanya diam dan menunduk tak berani mata Miranti.
"Okeyy,karena kamu yang minta mama akan keluarin dia dari gudang ini. Puas kamu sekarang kan Aqilla udah buat Alvaro berani melawan mama nya dan lebih belain kamu!! Awas aja kamu kalau buat masalah lagi,gak akan ada ampun untuk kamu" setelah mengatakan itu Miranti keluar meninggalkan keduanya dengan perasaan kesal.
"Makasih ya Al, udah mau nolongin aku. Tapi harusnya kamu gak perlu kayak gini. Aku udah biasa kok dari dulu di marah dan di hukum sama mama. Sekarang aku malah takut kalau mama makin marah sama aku karena kamu belain aku."kata Aqilla.
"Aku yang minta maaf sama kakak, karena aku lebih dengerin Abang yang bilang harus benci sama kakak. Kata bang Adnan kak qilla udah bunuh papa,makanya aku juga harus benci kakak. Tapi di sekolah kata Bu guru kematian itu sudah takdir yang di tentukan oleh Allah. Jadi bukan kakak yang salah,emang bang Adnan aja yang ngeselin dan tukang ngadu. Mama juga kenapa sih segitunya sama kakak, seharusnya kan kak qilla yang paling di sayang karena kak qilla anak perempuan satu-satunya. Iya kan kak?" Oceh Alvaro panjang lebar.
Aqilla hanya tersenyum mendengar ocehan adiknya itu. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, adiknya yang dulu masih di gendong kini sebentar lagi akan beranjak remaja. Aqilla merasa bersyukur Alvaro tidak membencinya lagi. Bocah itu sudah bisa berpikir mana yang benar dan salah. Tidak seperti Abang nya yang akan merasa senang melihat penderitaan yang Aqilla rasakan.
^^^^
Di sekolah, Nathan selalu mengikuti kemanapun Aqilla pergi.Dia tidak memperdulikan tatapan sinis para cewek yang mengarah ke Aqilla. Bagaimana tidak, berita kehadiran nya sebagai siswa baru yang begitu tampan sangat cepat tersebar di penjuru sekolah. Para cewek itu merasa tersaingi oleh Aqilla yang cupu dan pendiam itu.
Mereka sudah melakukan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian dari Nathan,tapi tetap saja di abaikan. Sementara Aqilla yang menurut mereka mukanya biasa saja dan cupu malah bisa dekat dengan Nathan. Seperti saat ini, Nathan yang memaksa mengajak Aqilla ke kantin dan berakhir menjadi pusat perhatian para cewek.
"Nat, udah deh jangan ikutin aku terus malu aku di liatin sama mereka. Mereka kayaknya gak suka kalau kamu deket sama aku. Mendingan kamu gabung sama anak-anak cowok aja deh sana."ucap Aqilla.
"Gak mau aku gabung sama cowok-cowok, mereka kalah gantengnya sama aku. Lagian urusannya sama mereka apa kalau aku deket sama kamu. Aku juga gak suka sama cewek yang kerjanya cari perhatian gitu. Mending sama kamu yang gak banyak tingkah."
"Oh iya, nanti pulang sekolah bareng aku lagi yaa. Aku mau anterin kamu pulang sekalian makan,kita cari bakso terenak di kota ini. Kamu mau kan?" Sambungnya.
"Gak usah. Aku bisa pulang sendiri kok. Kamu gak usah anterin aku yaa,aku naik angkot aja nanti"jawab Aqilla cepat.
"Emang kenapa? Apa ada masalah? Aku janji deh bawa motornya pelan-pelan gak ngebut kayak kemaren. Maaf yaa kalau kamu gak nyaman karena itu. "
"Bu..bukan itu Nat,aku takut di marahin lagi sama mamaku kalau aku di anterin sama cowok. Mama aku gak suka aku punya teman cowok. Aku juga harus fokus belajar biar tetap bisa masuk ke universitas yang aku inginkan lewat jalur prestasi.Jadi tolong ngerti yaa,kita masih bisa kok temenan tapi cuma di area sekolah aja."jelas Aqilla. Nathan hanya manggut-manggut saja mendengar penuturan Aqilla.
Setelah dari kantin, Aqilla pamit untuk ke toilet dahulu dan menyuruh Nathan duluan masuk kelas. Usai menuntaskan hajatnya,Aqilla bercermin dulu dan merapikan baju seragamnya sebelum kembali ke ruang kelas. Namun tiba-tiba saja sekelompok geng perempuan dari kelas 12 MIPA 2 yang terkenal famous di sekolahnya itu mengerubungi Aqilla.
Tanpa banyak bicara salah satu dari mereka berempat yang sepertinya adalah ketua dari geng itu, menjambak rambut Aqilla. Aqilla meringis menahan perih di kepalanya, rambutnya terasa seperti akan di cabut sampai akarnya. Tidak hanya itu, temannya yang lain ikut mencoret muka Aqilla dengan spidol permanen.
"Siska lepasin tangan kamu ini sakit,kalian kenapa giniin aku? Aku salah apa sama kalian?"ucap Aqilla kepada siswi bernama Siska itu yang merupakan ketua geng.
"Kamu mau tau kesalahan kamu apa. Kamu itu udah berani deket sama Nathan Aqilla. Di sekolah ini yang pantas dekat sama Nathan itu cuma aku,bukan cewek cupu kayak kamu ini. Sadar diri kamu itu jelek,norak malah beraninya bersaing sama aku"ujar Siska dengan sombongnya.
"Aku gak pernah deketin Nathan dia aja yang ikutin aku terus dan kami cuma teman.Aku juga gak pernah merasa bersaing dengan siapa pun. Jadi tolong lepasin rambut aku, kalau kamu memang mau deketin Nathan silahkan itu pun kalau dia mau" Aqilla tersenyum remeh ke arah Siska. Jika di rumah dia akan diam di perlakukan kasar oleh ibunya, tapi tidak dengan orang lain.
"Sombong banget omongan kamu yaa,apa kamu belum tahu siapa aku. Guys masukkan dia ke kamar mandi dan kunci pintunya" perintah Siska yang langsung di turutin oleh ke tiga temannya.
Mereka menyeret kasar tubuh Aqilla ke dalam salah satu bilik kamar mandi dan menguncinya dari luar. Sementara di kelas, Nathan merasa cemas menunggu Aqilla yang tak kunjung kembali dari toilet.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.