Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyonya Besar
"ANAK SETAN, KALIAN KEMANAKAN UANG-UANGKU?!"
Teriakan keras itu berkaur di dalam telinga Lucas dan Serra yang baru menginjakkan kakinya di mansion mewah tersebut. Bagi Lucas itu adalah hal yang sangat-sangat biasa, tetapi bagi Serra tentu saja ini pertama kalinya.
Lucas menoleh pada gadis itu. "Jangan terkejut, dan mulai hari ini biasakan dirimu. Adik kembarku adalah pemuda-pemuda Badung yang sulit diatur, sedangkan kakekku adalah orang dengan tempramen yang sangat buruk." Terang Lucas.
"Lalu di rumah ini selain kalian berempat ada siapa lagi?" Tanya Serra penasaran.
"Ada istri mendiang pamanku dan kedua anaknya. Mereka bertiga diijinkan untuk tinggal disini karena bagaimana pun juga mereka masih bagian dari keluarga ini, meskipun Paman sudah tidak ada lagi." Terang Lucas.
"Lalu mereka orang seperti apa? Apa baik dan ramah atau~" Serra menggantung ucapannya.
"Buruk!!" Lucas menyela cepat. "Wanita itu dan kedua anaknya adalah orang yang sangat licik. Jadi kau harus berhati-hati dengan mereka bertiga." Jelas Lucas.
"Sepertinya benar-benar tidak mudah untukku tinggal disini, apalagi kakakmu adalah orang dengan tempramen yang sangat buruk. Tapi jangan panggil aku Serra Valentino jika tidak bisa meluluhkan hatinya." Ucap Serra penuh percaya diri.
Lucas tak menghiraukan dan hanya menatap Serra dengan datar. Keduanya kemudian berjalan beriringan memasuki mansion mewah tersebut.
Setibanya di dalam, Serra dan Lucas dihadapkan dengan sebuah pertunjukkan yang bisa dibilang sangat-sangat menggelikan, dimana seorang laki-laki tua yang sedang dikerjai oleh dua pemuda yang wajahnya bak pinang dibelah dua. Mereka sebenarnya bukan anak kecil lagi, karena usia mereka sudah hampir 20 tahun.
"Ayolah,Kakek. Kau itu jangan pelit, lagipula uangmu yang kami ambil juga tidak banyak. Hanya 10 juta won waja (Rp.109.000.000)," ucap Deriel memaparkan.
"Tidak banyak gundulmu!! 10 juta won cukup untuk makan satu bulan dan kau bilang tidak banyak?!"
"Ayolah, Kakek. Hanya 10 juta won saja, bahkan Lu-Ge bisa memberikan pada kami lebih dari itu. Apalagi jarang-jarang sekali kami meminta padamu, paling sebulan cuma 5 kali. Itupun yang meminta langsung, tapi yang ngambil sedikit demi sedikit tidak terhitung jumlahnya." Ujar Daniel panjang lebar.
"Kalian~"
"Cukup!!" Kakek Xiao menggantung ucapannya setelah mendengar suara dingin seseorang masuk ke dalam telinganya.
Sontak ketiganya menoleh dan mendapati Lucas menghampiri mereka dengan seorang perempuan muda nan cantik berjalan beriringan dengannya. Wajah tampan itu tak menunjukkan ekspresi apapun, datar.
Mengabaikan si kembar. Kakek Xiao lalu menghampiri Lucas. "Siapa dia, dan kenapa kau membawa wanita asing ke rumah ini?"
"Dia bukan wanita asing. Aku dan dia sudah menikah, namanya Serra. Bersikaplah baik padanya, karena mulai detik ini dia adalah Nyonya baru di rumah ini!!"
Mata kakek Xiao sontak membelalak sempurna. Dia menatap Lucas dengan pandangan bertanya. "Apa maksudmu? Kau berhutang sebuah penjelasan pada Kakek, Lu." Ucap kakek Xiao sambil menatap cucunya itu dengan serius.
"Apa lagi yang perlu aku jelaskan. Bukankah semua sudah jelas, aku dan dia sudah menikah dan kami berdua sekarang adalah suami-istri. Dan mulai hari ini perhatikan sikapmu padamu, aku tidak akan tinggal diam jika kau berani menindasnya!!" Terang Lucas menegaskan.
"Lucas, kau!!"
"Serra, ayo. Kau pasti lelah, aku akan mengantarmu untuk istirahat." Lucas meraih pergelangan tangan Serra dan membawanya ke kamar utama dilantai dua. Bahkan Lucas tak mendengarkan teriakan Kakek Xiao yang memintanya untuk berhenti.
Ini adalah hidupnya. Dan Lucas memiliki hak penuh atas dirinya sendiri. Menikah dengan siapa pun itu adalah haknya, dan dia tidak perlu ijin dari orang lain, termasuk kakeknya. Karena yang menjalani bahtera ini bukan mereka semua, tetapi Lucas sendiri.
"Kakek, sebaiknya kau nyerah saja untuk menjodohkan Lu-Ge dengan ulet bulu itu. Lagipula Lu-Ge mana cocok dengan perempuan seperti dia, lebih baik restui saja Lu-Ge dengan Nunna cantik itu. Benar kan, Dan?" Ujar Deriel, Daniel mengangguk.
"Diam kalian berdua. Memangnya siapa yang meminta pendapat kalian!!" Kakek Xiao meninggalkan mereka berdua. Tengkuknya langsung terasa berat, mungkin karena emosinya yang meluap-luap.
-
-
Serra merebahkan tubuhnya yang terasa lelah pada tempat tidur Lucas yang super besar dan nyaman. Dia tidak merasa sungkan sama sekali, toh mereka sudah menikah juga dan Lucas tidak memberikan larangan padanya untuk masuk ke area pribadinya.
"Apa dikamar ini juga aku akan tinggal mulai hari ini?" Serra menatap Lucas yang sedang melepas jasnya.
Pria itu mengangguk. "Kita adalah suami-istri, jadi tidak ada ceritanya jika orang yang telah menikah tidur di kamar terpisah." Jawabnya.
"Lalu dimana aku akan meletakkan semua barang-barang pribadi milikku? Aku juga butuh tempat untuk menyimpan semua pakaianku." Ucap Serra.
Lucas menggeleng. "Kau tidak perlu lagi memakai semua barang-barang lamamu. Aku sudah meminta Frans untuk membuangnya, bagaimana pun juga sekarang kau adalah Nyonya Xiao yang terhormat. Segala sesuatu yang berhubungan denganmu harus pantas dan layak, termasuk yang kau kenakan dari ujung rambut sampai kakimu." Terang Lucas panjang lebar.
"Apa?! Tapi di koper itu masih banyak pakaian yang baru dan ber-tag!! Bukankah kau tadi meminta asisten pribadimu itu untuk membawanya kemari?"
Lucas mengabaikan Serra lalu membuka lemari berpintu kaca yang ada dibelakangnya. Kedua mata Serra membelalak melihat puluhan pakaian wanita yang sangat cantik dan elegan memenuhi lemari itu. Selain pakaian ada puluhan pasang sepatu, tas, pergiasan dan juga make up.
Serra bangkit dari posisinya lalu menghampiri lemari pakaian itu. Kemudian dia mengambil sepasang sepatu transparan yang mirip dengan sepatu kaca yang ada di film Cinderella lalu memakainya. Pas ukuran kakinya 36.
"Bagaimana, apa kau menyukainya?" Sontak Serra menoleh saat mendengar suara Lucas yang begitu dekat dengannya. Nyaris saja Serra terjatuh kebelakang jika saja Lucas tidak menangkapnya tepat waktu.
Kontak mata diantara mereka pun tak bisa terhindarkan. Mata berbeda warna milik mereka saling menatap dalam diam selama beberapa detik. Tak ingin terlihat gugup dan konyol, buru-buru Serra melepaskan diri dari Lucas.
"Aku menyukainya, semua sangat luar biasa. Kau boleh membuang semua barang-barang milikku. Tapi dimana kamar mandinya, tiba-tiba aku kebelet pipis." Kemudian Serra mengikuti arah tunjuk Lucas. Ia pun segera pergi dan melesat pergi ke kamar mandi.
Jika orang lain wajahnya memerah saat sedang panik, maka tidak dengan Serra, gadis itu malah kebelet ingin buang air kecil saat gugup melanda dirinya, kadang-kadang Serra juga akan cegukan saat sedang gugup. Konyol memang, namun itulah yang terjadi padanya.
Lucas mendengus dan menggelengkan kepala melihat tingkah wanita yang sekarang telah resmi menjadi istrinya tersebut.
-
-
Bersambung.