NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:261.5k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Rega vs Tiga Pria Garang

Rega terus melengkungkan senyum karena cinta yang dia miliki akhirnya berbalas. Meskipun harus berdarah-darah juga mengorbankan nyawa, semuanya terbayar karena yang dilakukan Rega memang murni atas dasar cinta juga ketulusan.

Perempuan yang dia sayang kini sudah tertidur dengan nyenyak. Rega menyuruh Reyn untuk tidur satu ranjang dengannya. Ukuran ranjang di kamar perawatan vvip cukup luas dan bisa untuk dua orang.

"Andai aku peka dari awal, pasti kita sudah bahagia."

Rega menyingkirkan anak rambut yang hampir menutupi wajah Reyn. Dia sudah berjanji pada dirinya jikalau dia akan menjaga Reyn dan terus berada di samping Reyn apapun yang terjadi.

Ketika Rega membuka mata, Reyn sudah tak ada di ranjang pesakitan. Dia melihat ke tempat lain, dan ternyata Reyn sedang sibuk dengan benda pipih di tangan.

"Sayang," panggil Rega dengan begitu lembut

"Hem."

Jawaban yang begitu menyebalkan dari perempuan yang belum dua puluh empat jam jadi pacarnya. Rega pun berdecak kesal.

"Sayang, aku mau ke kamar mandi."

Sedikit manja merupakan jalan ninja. Berharap Reyn akan segera datang kepadanya. Namun, sebuah jawaban membuat Rega semakin kesal.

"Bentar."

Dia pun merengutkan wajahnya. Memilih untuk berjalan sendiri ke kamar mandi saking kesal karena masih diabaikan.

"Apa semua cewek begitu? Kalau udah sama hape lupa sama semuanya."

Wajah Rega begitu lucu jika tengah cemburu. Apalagi yang dia cemburui bukan lelaki lain, melainkan ponsel.

Rasa kesalnya semakin menjadi ketika dia sudah selesai dari kamar mandi, tapi Reyn belum selesai juga dengan ponselnya. Alhasil, Rega menghampiri Reyn. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel yang Reyn genggam. Sang kekasih pun berdecak kesal.

"Balikin dulu. Aku belum selesai."

"Kamu lagi hubungi siapa sih? Pacar sendiri sampe diabaikan."

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Reyn. Dia tengah menghitung Mundur di dalam hati.

"Tiga, dua, satu--"

"GUA YANG LAGI DIHUBUNGI REYN, BAJINGAN!!"

Rega begitu terkejut mendengar suara yang begitu lantang. Ternyata, Reyn sedang mencoba menghubungi sang Abang, tapi tadi panggilan teleponnya belum dijawab. Ketika ponselnya dipegang oleh Rega, panggilan itu dijawab oleh Abang Er. Mendengar ucapan Rega Sontak khodamnya keluar.

Rega segera memberikan ponsel tersebut kepada Reyn yang tengah tersenyum mengejek. Dia duduk di samping Reyn dengan tangan yang sudah merangkul mesra lengan adik dari Erzan.

Rega tak ingin tahu apa yang dibicarakan Reyn dengan Erzan. Dia hanya ingin terus berada di samping Reyn. Tak mau jauh dari perempuan yang sudah empat tahun pergi meninggalkannya tanpa jejak.

"Ya udah, Reyn tunggu di sini."

Reyn melihat ke arah sang kekasih yang malah memejamkan mata di pundaknya. Reyn yang sudah selesai berbincang serius dengan sang Abang mulai mengusap lembut pipi Rega.

"Istirahatnya di ranjang aja, ya."

Rega membuka matanya. Wajah cantik Reyn dia lihat dengan jelas.

"Tapi, temani aku. Jangan jauh-jauh dari aku." Reyn pun mengangguk.

Rega yang dingin dan tanpa ekspresi kini berubah menjadi anak kucing yang begitu lucu. Tangan Reyn terus dia genggam meskipun dirinya sudah terlelap.

"Ternyata waktu bisa merubah apapun."

.

Di jam makan siang, tiga lelaki kesayangan Reyn masuk tanpa permisi. Tatapan mereka begitu tajam.

"Maafin Reyn, Pi."

Rega tak mengerti dengan ucapan Reyn kali ini. Dia menatap sang kekasih dengan penuh tanya. Namun, dua lembar foto Rayyan lempar ke atas ranjang pesakitan. Sontak mata Rega melebar karena itu adalah gambar adegan kokopan mereka semalam.

"Reyn gak salah. Aku-lah yang salah, Pak Restu. Jangan marahi Reyn. Luapkan saja marah Pak Restu kepadaku."

Papi Restu hanya diam. Sedangkan Rayyan sudah berdecak kesal. Dan Abang Er menatapnya dengan tajam.

"Reyn kira .. Reyn sudah melupakannya sepenuhnya. Tapi, nyatanya tidak. Masih ada rasa yang Reyn miliki."

Reyn berbicara dengan kepala yang menunduk dalam. Dia tidak berani menatap ayahnya. Rega meraih tangan Reyn dan menggenggamnya dengan erat.

"Reyn ... Masih mencintai Kak Rega."

Rega terkejut mendengarnya. Sang kekasih tengah menjelaskan perasaannya kepada tiga lelaki yang dia sayang. Melihat respon mereka yang hanya diam, membuat Rega ikut mengeluarkan suara.

"Aku juga sangat mencintai putri Bapak," ucap Rega tiba-tiba.

"Aku akan menebus segala salahku terdahulu dengan terus menjaga dan berada di sampingnya. Apapun yang terjadi. Jika, aku mengingkari apa yang aku katakan ini, Pak Restu boleh bunuh aku."

Reyn segera menatap Rega. Matanya mulai nanar dan gelengan kepala kecil dia lakukan. Rega membalasnya dengan menyunggingkan senyum.

Ketiga lelaki itupun terdiam mendengar ucapan Rega tersebut. Mereka merasakan betapa besarnya cinta yang dimiliki Rega untuk Reyn.

"Jika, papi, Abang juga adik kamu melarang aku untuk mencintai kamu. Aku tak akan pernah menyerah untuk terus menunjukkan juga membuktikan betapa besarnya cintaku kepadamu."

"Meskipun umur Reyn tak akan lama lagi, apa lu akan terus menepati ucapan lu itu?"

Reyn menatap sang Abang yang selama ini tak pernah membahas perihal vonis dokter. Kini, lelaki yang menjadi cinta kedua untuknya berkata seperti itu dan membuat hati Reyn sedikit ngilu.

"Gua gak peduli dengan vonis dokter. Itu hanya perkiraan, tapi nasib dan takdir bukan dokter yang menentukan," jawan Rega dengan penuh penekanan.

"Dengar ya, Zan. Gua mencintai adik lu jauh sebelum gua tahu adik lu sakit parah. Dan ketika gua tahu pun, gak ada sedikit pun niat untuk gua tinggalin Reyn. Malah gua pengen terus selalu berada di samping Reyn. Jaga Reyn dan ingin merasakan apa yang dirasakan Reyn jika sakitnya kambuh. Gua ingin selalu ada untuknya. Melindungi dia dan menjadi orang pertama yang dia lihat ketika dia bangun tidur. Gua juga ingin menjadikan Reyn istri serta ibu dari anak-anak gua."

Rega yang menjelaskan, air mata Reyn yang tak bisa tertahan. Meluncur dengan begitu kencang.

Mami Sasa yang ada di luar ruang perawatan menyeka ujung matanya. Sedari awal melihat wajah Rega, dia merasakan ada yang berbeda dari diri lelaki yang putrinya kejar secara ugal-ugalan. Dan sekarang terbukti jika lelaki itu memang lelaki baik juga tulus.

Orang tua Rega pun adalah orang tua yang luar biasa. Mami Sasa begitu tersentuh dengan sikap Bu Gendis dan tuan Abimana.

Firasat seorang ibu itu tak akan pernah salah. Jiwa galak yang ada di dalam diri mami Sasa untuk para lelaki yang mencoba mendekati Reyn akan muncul. Namun, itu tak berlaku kepada Rega. Dia malah bersikap begitu lembut.

Kembali ke dalam ruang perawatan. Suasana mendadak hening setelah perkataan penuh makna yang terucap dari mulut Rega. Kini, lelaki itupun dengan begitu berani menatap wajah tiga lelaki tampan dan garang yang tengah berada di hadapannya.

"Pak Restu, Erzan, Rayyan," ucap Rega.

"Kisah aku dan Reyn memang baru dimulai, tapi cinta kami sudah bertumbuh sedari lama. Maka, ijinkan orang tua aku datang ke umah Bapak untuk melamar Reyn. Aku ingin pacaran versi halal dengan putri Bapak yang tak lain perempuan yang sudah membuat cinta aku habis hanya untuknya."

...*** BERSAMBUNG ***...

LUNAS!!! (Ini aku setor naskah jam setengah 12 ya) Terus kencengin komennya dong ..

1
Yosephine Nidya Ayu Puspajati
kak minta alurnya dung pertama kali baca yg mana dulu, terus selanjutnya yg mana biar tau silsilahnya
Indrijati Saptarita
koq kak fiiThaa buat cerita jadi begini...
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!