NovelToon NovelToon
Clara Sang Primadona SMA

Clara Sang Primadona SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nada Mahase

Clara seorang gadis SMA yang sering mendapat bully disekolah nya. Apakah ia mampu bertahan dan menjadi primadona sekolah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nada Mahase, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Kesempatan Emas

Beberapa minggu setelah Clara memutuskan untuk fokus pada studinya, sebuah kesempatan emas datang. Suatu pagi yang cerah, Clara sedang duduk di kelas Matematika, berusaha keras memahami materi yang disampaikan oleh Pak Anton, guru Matematika mereka. Tiba-tiba, Pak Anton mengumumkan sesuatu yang mengejutkan.

"Anak-anak, saya punya pengumuman penting," katanya dengan suara yang sedikit bergetar. "Sekolah kita akan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Olimpiade Matematika tingkat nasional. Setelah mempertimbangkan hasil ujian dan kerja keras kalian, saya memutuskan bahwa Clara akan mewakili sekolah kita."

Seluruh kelas terdiam sejenak sebelum meledak dalam tepuk tangan dan sorakan. Clara terkejut dan merasa campuran antara kebanggaan dan kegugupan. Dia tidak pernah menyangka bahwa usahanya dalam belajar Matematika akan membuahkan hasil sebesar ini.

Setelah kelas berakhir, Arman dan Rendy langsung menghampiri Clara dengan senyum lebar di wajah mereka.

"Selamat, Clara! Kamu memang pantas mendapatkannya," kata Arman dengan antusias.

"Iya, kamu pasti bisa membawa pulang medali emas untuk sekolah kita," tambah Rendy dengan penuh semangat.

Clara tersenyum, merasa sangat terharu dengan dukungan teman-temannya. "Terima kasih, teman-teman. Aku akan berusaha sebaik mungkin."

---

Ketika Clara pulang ke rumah, Ibu Maria sudah menunggunya di ruang tamu dengan ekspresi penuh harap. "Bagaimana harimu, Clara?" tanya Ibu Maria.

Clara menghela napas, mencoba menahan senyum lebar yang ingin keluar. "Ibu, aku terpilih untuk mewakili sekolah dalam Olimpiade Matematika tingkat nasional."

Ibu Maria langsung memeluk Clara erat-erat. "Clara, Ibu sangat bangga padamu! Ini adalah kesempatan luar biasa."

Clara merasa hangat dan nyaman dalam pelukan ibunya. "Terima kasih, Bu. Aku akan berusaha sebaik mungkin."

---

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan persiapan intensif. Clara menghabiskan banyak waktu di perpustakaan, mempelajari soal-soal Olimpiade sebelumnya dan bekerja sama dengan Pak Anton untuk memperdalam pemahamannya tentang konsep-konsep Matematika yang lebih rumit. Alex, Arman, dan Rendy sering menemaninya belajar, memberikan dukungan moral dan memastikan Clara tidak terlalu stres.

Suatu sore, saat mereka sedang belajar bersama di perpustakaan, Alex berkata, "Clara, ingatlah bahwa ini bukan hanya tentang menang atau kalah. Ini tentang perjalananmu dan usaha yang kamu lakukan. Kami semua percaya padamu."

Clara tersenyum mendengar kata-kata Alex. "Terima kasih, Alex. Dukungan kalian sangat berarti bagiku."

---

Beberapa minggu setelah Clara terpilih untuk mewakili sekolah dalam Olimpiade Matematika, hidupnya mulai terfokus pada persiapan untuk kompetisi tersebut. Meskipun Clara merasa stres dengan persiapan intensif, dia juga merasa sangat termotivasi. Dukungan dari Ibu Maria, Alex, Arman, dan Rendy memberi semangat yang tak ternilai.

---

Suatu pagi yang cerah, Clara mengunjungi perpustakaan sekolah untuk sesi belajar tambahan. Dia duduk di meja yang sudah penuh dengan buku-buku matematika dan catatan. Tiba-tiba, Andi masuk ke perpustakaan dengan langkah cepat.

“Clara, ada waktu sebentar?” tanya Andi, terlihat cemas.

Clara menutup bukunya dan menatap Andi dengan penasaran. “Tentu, ada apa?”

Andi duduk di kursi sebelah Clara. “Aku baru saja mendengar beberapa rumor di sekolah. Ada yang bilang bahwa kamu tidak layak mendapatkan tempat di Olimpiade Matematika. Mereka pikir itu cuma keberuntungan.”

Clara menghela napas. “Aku sudah mendengar tentang itu. Tapi aku hanya fokus pada persiapanku dan berusaha keras.”

Andi mengangguk. “Aku percaya kamu pantas mendapatkan tempat itu. Tapi aku ingin memastikan bahwa kamu tahu tentang hal ini, jadi kamu bisa siap menghadapinya.”

“Terima kasih, Andi. Aku akan tetap fokus pada tujuan dan tidak membiarkan rumor mempengaruhi semangartku,” kata Clara dengan penuh keyakinan.

---

Persiapan Clara semakin intensif. Dia menghadiri sesi bimbingan tambahan bersama Pak Anton dan sering berlatih dengan soal-soal Olimpiade sebelumnya. Alex, Arman, dan Rendy juga selalu ada untuk memberikan dukungan moral. Mereka sering berkumpul di perpustakaan atau di kafe untuk belajar bersama, membantu Clara merasa lebih percaya diri.

Pada suatu malam, saat Clara dan Alex sedang belajar di kafe, Alex berkata, “Kamu sudah bekerja sangat keras, Clara. Ingat, yang paling penting adalah usaha dan dedikasi kamu, bukan apa yang orang lain katakan.”

Clara tersenyum, merasa diberdayakan oleh dukungan Alex. “Terima kasih, Alex. Aku benar-benar merasa lebih siap berkat semua dukungan ini.”

---

Hari pelaksanaan Olimpiade Matematika akhirnya tiba. Clara tiba di lokasi kompetisi dengan semangat campur aduk antara kegugupan dan antusiasme. Setelah mendaftar dan mengikuti briefing, dia memasuki ruang ujian dengan hati berdebar-debar.

Di ruang ujian, Clara merasakan ketegangan di sekelilingnya. Namun, dia berusaha tetap tenang dan fokus pada setiap soal yang dihadapinya. Setiap soal yang sulit dipecahkan memberinya rasa pencapaian, dan dia mulai merasa lebih percaya diri.

Selama beberapa jam ujian, Clara memberikan yang terbaik dari kemampuannya. Setelah selesai, dia merasa lega dan puas dengan usahanya, terlepas dari hasil akhirnya.

---

Beberapa hari setelah ujian, Clara kembali ke sekolah dengan rasa campur aduk antara harapan dan kekhawatiran. Di tengah hari, saat Clara sedang berbicara dengan Alex dan Rendy di taman sekolah, Pak Anton mendekat dengan wajah cerah.

“Clara, saya ingin memberitahumu bahwa hasil Olimpiade Matematika telah diumumkan,” kata Pak Anton. “Kami sangat bangga dengan pencapaianmu. Kamu meraih medali perak!”

Kelas dan teman-teman Clara di sekitar taman langsung meriah dengan tepuk tangan dan sorakan. Clara merasa sangat bahagia dan terharu. Medali perak adalah pencapaian yang luar biasa dan bukti dari kerja kerasnya.

Alex, Arman, dan Rendy datang menghampiri Clara untuk merayakan. “Selamat, Clara! Kami tahu kamu bisa melakukannya,” kata Alex dengan antusias.

Clara tersenyum lebar, merasa penuh syukur. “Terima kasih semuanya. Ini adalah hasil dari kerja keras kita bersama.”

---

Bersambung

1
Kuroi tenshi
Gemesin banget sih tokoh utamanya, bikin hati meleleh😍
Nada Mahase: Halo kak, makasih ya udah baca, kalau boleh, dukung novel ini ya
total 1 replies
Yukishiro Enishi
Kocak abis
Nada Mahase: makasih kak sudah mau mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!