Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.
Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBH 26. Miskin Ilmu, Miskin Adab
...Selamat berkahir pekan Readers ... Hari Ahad nih, othor kasih 2 Bab khususon para readers tercinta ... Tapiiiiii jangan lupa ... Sawerannya yak ... Terimakasih. Matursuwun....
...Happy Reading Readers.................
...****************...
Riati yang berada di rumah senyum senyum sendiri melihat cincin yang kekecilan di jarinya itu.
" Apik tenan, iki pantes e nggo aku ora nggo cah kae. ( bagus banget, ini pantesnya buat ku bukan buat anak itu."
Martiyah dan Rio sedikit heran dengan tingkah Riati. Martiyah pun bertanya apa yang tengah dilihat oleh Riati hingga membuat putrinya itu senyum senyum sendiri.
" Iki lho buk, cincin berlian. Bagus to."
" Ri… kamu dapat dari mana. Ini kalau dijual pasti mahal banget."
" Mosok sih mas."
" Iya Ria… beneran."
Mata ketiganya berbinar melihat cincin tersebut. Terlebih lagi Riati. Gadis itu sudah membayangkan uang yang akan dia terima jika berhasil menjual cincin yang ada di tangannya itu.
Disisi lain, akai yang begitu kesal berjalan cepat ke arah rumah Martiyah dipandu oleh Armman. Sesmapainya di depan rumah Martiyah, Kai mengambil nafasnya dalam dalama dan ... Brak … pintu rumah milik Martiyah ditendang oleh Kai dengan keras.
" Heh bule edan, nggak tahu sopan santun."
" Saya tidak perlu sopan santun untuk menghadapi orang orang seperti kalian. Kembalikan cincin milik istri saya."
" Cincin? Cincin apa."
Martiyah yang memang tidak tahu menahu pun bingung. Namun Riati terlihat begitu ketakutan. Gadis itu pun menyembunyikan cincin yang ia pegang tadi dibalik punggung nya.
" Kau… kau kan yang mengambil cincin Kiran secara paksa."
Kai menunjuk Riati, dan Riati pun memundurkan langkahnya hingga tubuh gadis itu terpentok ke dinding.
" Hei bung jangan asal tuduh." Rio mencoba untuk membela sang adik.
" Baiklah jika kamu tidak segera mengembalikan cincin itu sekarang juga maka aku akan memanggil polisi kemari. Aku akan melaporkannya dengan pasal berlapis yakni perampokan dan penganiayaan. Kau tahu berapa lama kamu akan dipenjara, lebih dari 10 tahun. Pada hitungan ketiga, Arman akan menelepon polisi jika kau tidak segera menyerahkan cincin itu. Man… siap."
" Siap bang."
Arman menyeringai ia mengangkat ponselnya, dan benar saja di layar ponsel itu adalah nomor telepon kantor polisi. Riati gemetaran ia sungguh takut dengan ancaman Kai.
" Satu…. Dua...ti…."
" Tunggu….!!! Ini...ini aku kembalikan… tapi jangan dilaporkan ke polisi. A-aku tidak mau dipenjara."
Kai tersenyum puas begitu juga dengan Arman. Sedangkan Martiyah dan Rio mereka sungguh malu dengan kelakuan Riati. Namun karena memang orang orang yang sombong dan congkak Martiyah pun masih bisa menyombongkan diri.
" Halah… cincin kayak gitu aja diributin."
Kai membuang nafasnya kasar. Ia sungguh enggan berdebat dengan orang orang yang miskin ilmu dan miskin adab di depannya itu.
" Terserah apa yang mau anda katakan nyonya. Namun ini adalah peringatan pertama dan terakhir saya. Jika saya melihat dan mengetahui keluarga kalian mengganggu Kiran lagi maka saya tidak segan segan menjebloskan kalian ke dalam penjara. Ingat saya memasang cctv di rumah saya jadi saya tahu semua yang terjadi di rumah saya."
Glek…
Riati dan Martiyah menelan salivanya dengan susah payah. Rupanya bule itu sungguh tidak main main dengan ucapannya. Namun tidak dengan Rio, tangan pemuda itu mengepal erat. Ia begitu marah dan kesal dengan tingkah Kai yang menurutnya sangat sok.
" Arman ayo pergi."
Arman mengangguk mengikuti Kai. Meskipun Kai adalah karyawannya namun entah mengapa Arman selalu nurut dengan apa yang diucapkan Kai.
" Makasih ya man. Oh iya bolehkah hari ini aku ijin dulu. Kamu bisa memotong gaji ku."
" Ah elah Bang Bule, ndak usah risau begitu. Urusin Kiran dulu kasian juga pasti syok dia."
" Thank You Man."
" Yoi bang."
Kai tersenyum, pemuda itu sungguh baik hati. Ia berjanji akan membalas perbuatan baik dari pemuda itu nanti saat sudah kembali ke Kota J.
Kai sedikit berlari menuju ke rumah. Ia sudah tidak sabar ingin memberikan cincin tersebut kepada sang istri.
" Sayang… Kiran…"
Tidak ada sahutan dari istrinya. Ia pun masuk ke kamar. Kai tersenyum mendapati Kiran yang tertidur dengan pulas. Kai pun mendekat dan menyematkan cincin itu di jari manis sebelah kanan, karena di sebelah kiri terlihat memerah dan lecet. Ia mencium tangan Kiran. Kai pun merangsek naik ke atas tempat tidur dan berbaring disebelah sang istri. Ia memeluk tubuh kecil Kiran. Ya perbedaan tinggi tubuh Kai dan kiran yang begitu mencolok membuat Kiran begitu kecil di pelukan Kai. Kiran yang hanya memiliki tinggi tubuh 158 cm sangat jauh dengan Kai yang memiliki tinggi 187 cm.
" Istirahatlah sayang."
🍀🍀🍀
Di kota J tepatnya di kantor A-DIS Company Luki dan Mira tengah kebingungan menghadapi permintaan para klien. Mereka bahkan sampai mengacak rambut masing masing.
" Mas… telpon si kembar. Suruh mereka kesini sekarang!"
" Iya bentar. Lagian ini dua bocah itu tumben banget nggak nongol. Sudah 3 hari ini mereka tidak kelihatan."
Luki segera mengambil ponselnya dan mencari kontak nama Akhza dan Abra.
" Hallo Om… Assalamualaikum."
" Za… sini sekarang."
" Kemana?"
" Ke A-DIS lah."
" Ini udah di sini."
Akhza dan Abra tertawa melihat wajah Luki yang merah padam karena marah. Mengetahui mereka melakukan kesalahan Akhza dan Abra pun langsung menyesalinya.
" Maaf om… kami nggak bermaksud."
" Sudah sudah, jangan dipedulikan Om Luki lagi sensi banyak kerjaan."
Mira melerai ketegangan yang terjadi diantara Luki dan kedua bocah kembar tersebut. Akhza dan Abra mengangguk patuh dan mulai menghampiri Mira.
" Kalian kemana saja kok tidak kelihatan beberapa hari ini."
" Maaf onty kami ada kegiatan di kampus sampai sore jadi kami tidak bisa bantu disini."
" Iya onty, dan kami lupa mau mengabari Om Luki atau Onty Mira."
Mira menghela nafasnya dengan perlahan, kemudian ia tersenyum simpul melihat tatapan menyesal kedua adik sahabat nya itu.
" Ya sudah, bantu onty ya. Kerjaan lagi banyak banget."
Kedua anak kembar itu mengangguk mereka langsung berada di komputer masing masing dan mulai memainkan jari jari mereka di atas keyboard.
Mira menghampiri suaminya dan mengusap punggung pria yang sudah dinikahinya selama 5 tahun itu dengan lembut.
" Sudahlah mas. Mereka masih anak anak."
" Dulu aku tidak begitu."
" Setiap anak memiliki keistimewaan masing masing. Apa kau tidak ingat bagaimana Kai?"
Luki terdiam mendengar ucapan sang istri. Ingatannya berputar ke 13 tahun silam. Saat itu usianya baru 19 tahun dan Kai berusia 14 tahun.
Luki sungguh terkejut saat seorang bocah menghampirinya dan mengajaknya bergabung untuk menjadi asistennya dalam perusahaan rintisan yang dibuatnya. Luki tidak percaya dengan ucapan bocah yang menurutnya masih seusia anak smp itu. Namun ketika Kai menunjukkan banyak keahliannya Luki pun setuju untuk bergabung.
Ia sungguh tidak menyangka bocah yang dianggap anak smp itu adalah mahasiswa termuda yang memiliki otak jenius.
" Ya kau benar Mira. Setiap anak memiliki keistimewaannya sendiri. Begitu juga duo kembar itu. Meskipun mereka kadang iseng keduanya begitu hormat kepada orang yang lebih tua, selalu meminta maaf saat melakukan kesalahan, dan tidak ragu menolong jika ada yang membutuhkan. Sikap yang santun yang jarang kita temui di masyarakat kita saat ini."
" Jadi…."
" Ya aku tahu. Aku akan memberi reward untuk mereka nanti."
" Apa itu."
" Bagaimana dengan minuman kekinian dan ayam goreng."
Mira mengerutkan kedua alisnya mendengar perkataan sang suami.
" Mas… mereka bukanlah Laila yang akan sangat senang diberi seperti itu." ( note: Laila anak Mira dan Luki)
" Hahahah aku hanya bercanda. Aku akan memberinya sesuatu yang mereka suka nanti."
Mira tersenyum, meskipun terkadang Luki begitu keras namun sebenarnya ia menyayangi si kembar seperti Kai menyayangi adik adiknya.
TBC
KIRANA ADZAKIA.KAI ANAK SITA DAN DANI ANAK SAMBUNG RAMA