Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 28 : Mereka Malah Berpesta
"Sombong!"
Kelima orang itu langsung menyerang bahkan sebelum tahu siapa yang datang, yang diketahui, sosok dihadapan mereka hanyalah seorang pemuda.
Namun mereka tidak akan pernah mengira jika pemuda itulah yang akan mengirim mereka melintasi dunia.
Zhou Fan mengambil pedang dan melompat ke belakang, tepat setelah menapak dia kembali melesat dengan kaki sebagai pegas.
Sret...
Dengan cepat Zhou Fan menebas tubuh lawan, tak butuh hitungan menit lima orang sudah terbujur tanpa kesadaran.
Mereka merupakan petarung raja bintang sembilan, bagi Zhou Fan yang merupakan petarung kaisar bintang lima akan sangat memalukan jika terlalu lama menuntaskan mereka.
Sambil mengelap pedang dengan pakaian kelima pria, Zhou Fan masuki kediaman yang sudah terbuka. Kini dia harus menelusuri ruangan gelap tanpa cahaya.
"Dimana lemarinya, pria kurus itu mengatakan kunci rahasia berada di lemari buku." Zhou Fan mencari lemari yang dikatakan oleh pria kurus, tapi dia tidak melihat ada lemari di ruangan ini.
"Apa ada ruangan lain?" Zhou Fan mengelus dagunya, dia berjalan ke arah lorong di depannya.
Perlahan ruangan yang ditemukan terlihat agak terang, setidaknya lebih baik dibandingkan dengan ruangan sebelumnya.
Zhou Fan kembali mencari lemari yang dimaksud.
"Apakah ini lemarinya," gumam Zhou Fan dengan sedikit kerutan di keningnya.
Pemuda itu lantas mencari kunci yang dimaksud, dia tidak tahu apakah itu benar benar kunci atau sebuah tombol. Pria kurus tidak menjelaskan secara rinci, begitupun dengannya yang saat itu tidak bertanya lebih jelas.
Namun yang menjadi pertanyaan. Ini bukan lemari buku, bahkan kebanyakan isinya adalah barang-barang keperluan sehari hari, entah itu ember, tong bahkan pakaian.
"Apakah ada lemari lain?" Zhou Fan mengamati kembali keadaan sekitar, tapi dia tidak menemukan lemari lain di ruangan ini.
Zhou Fan pun mencerna kalimat pria kurus kata demi kata, dia mengulang beberapa kali jawaban tersebut.
'Kunci ruangan bawah tanah berada di lemari buku.'
"Buku, sepertinya buku ini yang menjadi titik permasalahan." Zhou Fan kembali fokus dengan lemari di hadapannya, dia dapat melihat tumpukan buku di rak paling bawah.
Pemuda itu pun merendahkan tubuhnya, dia duduk diantara satu kakinya yang menekuk.
Zhou Fan mencoba memindahkan buku buku itu, karena terus dalam posisi seperti itu sangatlah tidak nyaman. Namun buku paling bawah tidak bisa dipindahkan, seolah itu menempel pada permukaan lemari.
Kening Zhou Fan semakin mengerut, tapi sekilas saja sudah berubah menjadi senyuman.
"Mereka sangat cerdik, orang bodoh tidak akan pernah bisa menemukannya." Zhou Fan tersenyum dan membuka buku yang masih menempel di permukaan lemari.
Seperti apa yang dia pikirkan, buku ini tidak seperti buku pada umumnya, buku ini hanya separuh, sedang separuh bagian bawah merupakan kayu yang berlubang, dan di sanalah terdapat sebuah tombol.
Tanpa basa basi Zhou Fan menekan tombol, tak lama suara lantai bergetar membuat senyum semakin mengembang.
Jalan menuju ruangan bawah tanah terbuka, Zhou Fan pun langsung masuk tanpa banyak bicara.
Beberapa saat berlalu dan Zhou Fan telah menelusuri ruangan bawah tanah, tapi dia belum sampai juga pada ruangan itu, dia masih berada di tangga yang terus menurun.
"Setidaknya ini sudah enam kaki di bawah permukaan tanah, sebenarnya seberapa rendah mereka membuat ruangan ini." Zhou Fan merasakan tekanan udara sudah mulai berubah, jika bukan seorang kultivator besar kemungkinan dia akan pingsan.
Tak tak tak...
Dari bawah, terdengar suara langkah kaki. Suara langkah kaki ini terdengar jelas, yang menandakan hanya ada satu orang saja.
Namun dia harus tetap waspada, bukan tidak mungkin yang datang merupakan pemimpin Bandit Bukit Terjal.
Zhou Fan memutuskan untuk berhenti, dia melihat ada sebuah celah diantara dinding dan bersembunyi di sana, tak lupa dia menelan pill penekan aura yang senantiasa tersedia dalam cincin penyimpanannya.
Hem...
"Kenapa mereka berlima sangat lama bukanlah hanya mencari arak. Jangan bilang mereka bermain tanpa mengajakku." Pria botak dengan wajah bulat berkata sambil mengorek emas di hidungnya.
"Eh... Aku seperti mencium aroma -- " Pria itu mengendus beberapa kali, dia berhenti tepat di dekat Zhou Fan bersembunyi.
"Apakah dia tahu keberadaanku?" Zhou Fan membatin sambil melirik pria botak.
Baru saja Zhou Fan akan keluar, tapi pria botak berjongkok dan mengambil sesuatu di bawah kakinya.
"Kenapa ikan bakar ini berada di sini?" Pria botak melirik ke sana kemari, dia memastikan apakah ada orang di sekitarnya.
"Mungkin ini adalah keberuntunganku." Karena tak merasakan seseorang, dia pun mengambil ikan bakar dan memakannya.
Zhou Fan mengerutkan kening, dia kira telah ketahuan, ternyata pria botak hanya mencium aroma ikan bakar.
"Maju lagi sedikit, biar aku bisa membungkam mulutmu." Zhou Fan berkata dengan wajah gemas, dia tidak akan menyerang sebelum pria botak mendekat. Jika tidak mungkin sebelum melakukan niatnya, pria botak sudah berteriak.
Pria botak setelah menghabiskan ikan bakar itu kembali berjalan, dia dalam suasana hati yang gembira, tidak lagi waspada terhadap kondisi sekitarnya.
Hal ini membuat Zhou Fan tersenyum, begitu pria botak hanya satu langkah menuju tempatnya. Pemuda itu langsung mengayunkan pedang sambil membekap mulut pria botak.
"Aku yakin ikan bakar itu sangat nikmat." Zhou Fan tersenyum samar, menatap mayat pria botak di tangannya.
Beberapa saat kemudian, Zhou Fan telah sampai di ujung tangga, dia dapat melihat ruangan yang luas, setidaknya ada sekitar ribuan meter persegi.
Semakin ke dalam, Zhou Fan dapat mendengar suara sorak sorai beberapa orang yang terdengar bersahutan.
"Mereka sepertinya tengah melakukan perayaan." Zhou Fan memandang pintu besar yang kemungkinan besar menuju ke tempat dimana Bandit Bukit Terjal berada.
Namun belum sempat pemuda itu membuka pintu, dari belakang terdengar suara yang menghentikannya.
"Aku tak pernah melihatmu, kau bukan bagian dari kami-Bandit Bukit Terjal. Siapa kau, kenapa bisa masuk ke markas kami?!"
Zhou Fan baru saja berbalik, tapi dia harus dihadapkan dengan gempuran pertanyaan dari seorang pria paruh baya.
Pemuda itu tidak langsung menjawab, bahkan tidak keinginan untuk menjawab. Dia memperhatikan pria paruh baya di hadapannya. Di samping pria itu seorang wanita berdiri dengan pakaian lusuh dan berantakan.
Melihat hal ini, Zhou Fan sangat marah. Tanpa banyak bicara dia menerjang pria paruh baya dan langsung mendaratkan beberapa serangan tapak.
Phak...
"Bajingan, beraninya kau membuat kekacauan di markas Bandit Bukit Terjal."
Pria paruh baya melempar wanita dalam dekapannya, menghadapi setiap serangan Zhou Fan dengan tangan kosong.
Meski beberapa serangan pertama, keduanya tampak seimbang, kekuatan Zhou Fan jauh lebih besar. Dalam beberapa pertukaran selanjutnya, pemuda itu memaksa pria paruh baya bertekuk lutut di bawah kakinya.
"Aku paling membenci seorang sepertimu." Zhou Fan mencekik leher pria paruh baya, melemparnya hingga menghancurkan pintu.
Dentuman itu membuat puluhan orang yang tengah menikmati gairah pesta seketika berhenti, terlihat wajah marah menatap ke tempat Zhou Fan berada.
Ketika Zhou Fan melihat belasan wanita berdiri ketakutan diantara banyak pria bertelanjang dada, amarah yang dia rasakan semakin bergelora.
"Bandit Bukit Terjal, Ini adalah akhir kalian!"