" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senja Hilang
Hari H Seminar Dinas Pariwisata pun tiba. Banyak sekali tamu dari semua propinsi di Indonesia. Anggara sibuk menyambut para pejabat petinggi. Kegiatan Seminar kali ini adalah bertujuan mengumpulkan dana untuk pengembangan daerah wisata yang belum terjamah dunia. Tidak hanya pejabat-pejabat yang datang tetapi juga investor-investor ternama dari luar negeri juga di undang agar berminat menjadi investor pengembang nantinya.
Anggara sejak tadi menatap jam tangannya juga terus-menerus melihat ke arah lobby hotel tempat seminar itu di laksanakan. Anggara mencari sosok Senja yang tak kunjung hadir. Padahal itu acara sudah akan di mulai. Sebenarnya Anggara tidak tahu kalau acara seminar bukan Senja yang mengawasi melainkan EO (Event Organizer) rekanan pihak ketiga dari perusahaan Senja.
" Mas..mas.." Panggil Anggara pada salah satu panitia yang memakai seragam EO.
" Iya Pak"
" Nona Senja belum datang?"
" Senja..hmm..Ohh Bu Senja dari Wonderfull Tourism?"
" Iya"
" Bu Senja gak datang hari ini Pak, beliau buka penanggung jawab seminar hari ini"
" Kenapa bisa? Kan kontrak kerjanya sama dia"
" Iya Pak, tapi untuk seminar di serahkan pada kami EO rekanan"
" Jadi Senja tidak akan datang pagi ini?"
" Sepertinya begitu Pak, mungkin bapak bisa tanya sama yang di sana, beliau dari Wonderfull Tourism " panitia itu menunjuk ke arah seorang laki-laki di dekat pintu masuk Ballroom yang tak lain adalah Mr. Anderson pemilik Wonderfull Tourism.
" Oh iya terima kasih, kalau dia saya kenal"
" Baik pak saya permisi"
" Ya..ya.."
Anggara kesal, tapi tak berani menghampiri Anderson. Takut Anderson curiga. Anggara akan menuggu acara nanti malam saja pikirnya. Saat itu Senja pasti datang pikirnya, karena Senja yang bertanggung jawab di acara nanti malam.
Yang tidak Anggara sadari adalah Anderson saat itu sedang berbincang dengan beberapa investor dari luar negeri. Dan salah satunya adalah Aiden yang di ajak oleh Anderson untuk datang ke acara itu. Anggara tak membaca daftar tamu undangan. Anderson masuk ke dalam Ballroom bersama Aiden dan duduk di meja VVIP. Anderson mengenalkan Aiden pada pejabat dari Denpasar. Rupanya Anderson di minta oleh Pak Wakil Walikota membawa investor yang dia kenal agar mau berinvestasi pada negara. Mereka mengikuti acara seminar itu dan mengobrol banyak hal.
Anggara duduk bersama staff dari Dinas Pariwisata. Memperhatikan jalannya seminar sampai dengan selesai. Mencoba mengirim pesan kepada Senjae memastikan apakah Senja akan hadir di acara malam nanti. Seperti gayung bersambut, Senja membalas pesan dari Anggara dan mengatakan Ia akan datang nanti malam. Anggara tersenyum dengan lebar. Sampai temannya melihat itu. Juga ada Reynolds yang duduk di belakangnya.
" Kenapa senyum-senyum? Dapat chat dari pacar ya?" tanya teman Anggara.
" Bukan, tapi calon pacar"
" Duhh yang lagi falling in love, sampe gak bisa di sembunyiin tu senyumnya" ledek temannya yang wanita.
" Keliatan banget ya Kak?"
" Iya tu mukamu merah"
" Hahaha..benarkah?"
" Kenalin donk, jadi pengen tahu gimana selera seorang Anggara"
" Nanti malam dia datang kok"
" Benarkah? Dari staff Dinas pariwisata Denpasar juga atau dari luar kota?"
" Bukan, dia penanggung jawab acaranya"
" Ohh kirain sama-sama pegawai Dinas pariwisata "
" Bukan kak"
Reynolds mencuri dengar pembicaraan mereka." Penanggung jawab acara, bukannya itu dari wonderful Tourism ya, apa orang itu Senja ya?" Reynolds berpikir dalam hatinya.
.
.
" Oppa, aku pulang mungkin agak malam. Nanti gak usah jemput. Nanti di antar Pak Hadi aja ya"
" Apa semua pulang malam?"
" Iya, ada Nadia, Dimas, juga Pak Hadi"
" Jangan terlalu capek ya"
" Ulu-ulu..manisnya pacarku" Senja memainkan kedua pipi Aiden dengan gemas. Aiden malah mencuri cium bibirnya.
" Kyaa.. Oppaa..! " Senja kaget.
" Cepat turun nanti aku kangen lagi"
" Iya..iya.. bye, see u tomorrow "
Aiden menatap Senja yang berjalan memasuki sebuah hotel di dekat Pantai Kuta. Acara akan di hotel tempat para tamu dari luar kota menginap. Senja dan temannya bertanggung jawab membuat acara hiburan untuk para tamu. Acara akan di adakan di taman belakang hotel layaknya acara hiburan di pinggir kolam renang.
Memasuki taman belakang hotel, Senja mencari Nadia dan Dimas yang sudah lebih dulu datang.
" Kak Senja di sini" Nadia melambaikan tangan memanggil Senja. Senj menghampiri mereka.
" Apa sudah siap semua?"
" Sudah kak, sounds, stage, makanan, juga hadiah juga sudah semua."
" Goodjob"
" Senja.." Sapa Anggara yang menghampiri mereka.
" Oh hai"
" Baru datang?"
" Iya maaf, tadi kejebak macet"
" Gabung di sana yok, ada Kepala Dinas"
" Ohh oke"
Anggara mengajak Senja berkenalan dengan Kepala Dinas Pariwisata dan yang lainnya. Reynolds melihat mereka berdua yang sedang berjalan ke arah meja Kepala Dinas. Benar tebakan Rey kalau Anggara sedang mendekati Senja. Tapi Rey heran, bukankah Senja sudah punya pacar. Apa Anggara tidak tahu itu. Tapi tidak mungkin dia tidak tahu, karena biasanya Anderson akan selalu mengawasi siapapun yang dekat dengan Senja pikir Reynolds. Rey terus memperhatikan gelagat Anggara. Meskipun Dia harus bersikap layaknya orang asing di hadapan Senja tapi Rey tidak akan membiarkan Senja terjebak dalam perangkap Anggara.
Acara hiburan sudah di mulai. Beberapa staff bahkan sudah mulai bernyanyi dan menari bersama. Ada yang sambil memakan cemilan. Berbagai lomba di adakan untuk mereka. Seperti lomba joged, lomba catwalk dan lomba busana terbaik. Acara berlangsung sampai hampir tengah malam. Saat itu Reynolds lengah karena mulai mengantuk , Dia tidak melihat kalau Anggara dan Senja sudah menghilang.
" Ohh shit!! Kemana mereka?" Rey mencoba bertanya ke beberapa staff tapi tidak ada yang melihat. Lalu Dia mencari Nadia.
" Nona, apa lihat Senja?"
" Ehm?? Kak Senja?"
" Iya"
" Oh, tadi ke atas lagi antar staff yang lagi pusing katanya"
" Ke lantai berapa?"
" Kurang tahu saya Pak"
" Oke terima kasih. Tolong hubungi Anderson bilang Senja dalam bahaya"
" Eh?? Bahaya, bahaya gimana maksudnya Pak?"
" Cepat hubungi saja!"
" I..ii..iya" Nadia kebingungan kenapa orang tadi bilang Senja dalam bahaya padahal tadi Dia sendiri mencari Senja.
Rey berlari ke dalam hotel, mencari dimana Anggara membawa Senja. Rey menaiki semua lantai sampai paling atas hotel itu tapi tak menemukan dimana Anggara dan Senja.
" Ohh shit! Kemana mereka. Kemana Anggara membawa Senja" Rey terus mencoba menelpon Senja tapi tak kunjung di angkat. Rey lalu mengirim pesan.
"Senja, ini aku Rey. Hati-hati dengan Anggara. Cepat lari!!"
Namun pesan itu tak kunjung di baca. Rey berlarian menuju tamam belakang lagi mencari Nadia.
" Apa Anderson sudah di hubungi?"
" Sudah, tapi tidak bisa cepat. Rumah Mr. Anderson sekitar 20 menit dari sini"
" Haduuh, bagaimana ini?"
" Memangnya ada apa Pak, tolong beritahu kami. Kenapa bapak bilang Kak Senja dalam bahaya?"
" Tadi dia mengantar laki-laki kan ke dalam?"
" Bukan, staff perempuan. Tapi memang bersama 1 orang laki-laki lagi"
" Apa dia pakai baju Merah dengan garis hitam di belakangnya?"
" Iya benar"
" Shiit..!! itu dia maksudku. Orang itu berbahaya buat Senja. Sekarang Senja hilang. Aku tak bisa menghubunginya"
" Ya Tuhan, bagaimana ini"
" Hubungi semua orang yang bisa di minta bantuan. Kita cari Senja sekarang"
" Iya iya Pak. Ayo Dimas kita panggil Pak Hadi "
Nadia dan Dimas bergegas menuju parkiran mencari Pak Hadi. Mereka sempat meminta tolong pada Manager Hotel untuk menyelesaikan acara karena hanya penutup saja. Nadia berlarian mencari Pak Hadi sambil menangis.
" Pak Hadi gimana ini?"
" Ada apa?" Pak Hadi jadi ikut panik langsung turun dari mobil.
" Kak Senja hilang Pak"
" Apa hilang?!"
" Iya Pak, tadi ada staff yang lihat dia lagi antar orang ke atas. Tapi sekarang udah gak ada"
" Gimana ini Pak?"
" Ayo kita cari lagi di dalam. Saya dari tadi di parkiran belum lihat ada mobil yang keluar sejak tadi"
" Iya Pak"
" Sudah jangan nangis, Pak Anderson apa sudah di telepon?"
" Sudah"
" Ah iya satu lagi yang harus di telepon " Pak Hadi bergegas mencari no.handphone Aiden. Dia ikut panik mencari no.handphonenya.
" Duuh cepat..angkat cepat! Aa tersambung, Nadia tolong terjemahkan ucapanku"
" Iya"
" Hallo Mr.Aiden, keadaan darurat!"
" Iya Pak Hadi, saya sudah dalam perjalanan ke hotel tadi Anderson sudah telepon"
" Iya Mr. kami masih di parkiran, sepertinya Nona Senja belum keluar. Karena dari tadi saya belum lihat ada mobil yang keluar."
" Iya pak Hadi tunggu dan awasi terus di sana. 5 menit lagi saya sampai"
" Iya Mr.Aiden" sambungan telepon pun terputus. Pak Hadi dalam keadaan cemas berpikir cepat.
" Saya tunggu di sini, kalian cepat lapor ke manager hotel"
" Ahh iya benar kami kembali ke dalam berarti"
" Iya cepat!"
Sementara di dalam sebuah kamar, tiga orang sedang memapah seorang gadis yang dalam keadaan setengah tidak sadar.
" Apa Dia tidak apa-apa?" tanya Anggara.
" Sepertinya tidak apa. Dia terlihat tertidur. Kita tinggal saja"
" Iya"
Suara getar handphone Senja sejak tadi terasa berulang-ulang. Siapa pikir Senja yang sejak tadi tak berhenti menelponnya. Senja yang baru akan mengangkat tapi sudah terputus. Kemudian menerima pesan dari no.tak di kenal. Senja baru saja membacanya dari notifikasi layar depan handphonenya terbelalak kaget. Pesan itu dari Reynolds. Tapi belum sempat Senja akan menuju pintu kamar hotel itu Senja sudah di bekap dari belakang. Anggara begitu cepat bergerak, membungkam Senja dengan sapu tangan yang berisikan obat bius dengan dosis tinggi. Senja langsung tak sadarkan diri. Anggara sudah merencanakan semua dengan matang. Mulai dari membuat salah satu temannya pusing karena meminum minuman yang sudah di berinya obat tidur. Berpura-pura meminta tolong Senja menemaninya mengantar temannya ke kamar. Bahkan Dia sudah tahu di mana kamar temannya itu juga mengambil kunci kamar dari tas temannya.
Sekarang Dia memikirkan bagaimana cara membawa Senja keluar dari hotel.. Dia turun dari lift lalu berjalan keluar lewat pintu belakang tanpa di curigai security karena Dia keluar dengan senyuman. Berpura-pura memapah Senja yang tertidur seolah sedang mabuk. Semua berjalan dengan mulus. Sampai dia akan keluar dari parkiran belakang hotel dicegat oleh Pak Hadi.
Pak Hadi menyadari kalau Anggara tidak mau membuka seluruh kacanya. Dan mencoba mengintip ke arah kursi belakang.
" Ada apa Pak?"
" Maaf sebentar apa saya boleh tahu siapa yang duduk di belakang bapak?"
" Tidak ada orang di belakang Pak, saya sendirian"
" Pak Hadi!" Panggil seseorang dari belakang yang ternyata adalah Aiden.
" Shiiit!! Dia datang" Anggara segera melajukan mobilnya dan menghindari Pak Hadi.
" Hei..heii berhenti!!"
" Siapa Pak?"
" Nona Senja..Senja!!!" Pak Hadi berteriak memberi isyarat kalau Senja ada di dalam mobil itu.
" What the....!!!" Aiden berlari menuju mobilnya lagi.
" Nadia, Non Senja di bawa kabur. Cepat kita susul" ucap Pak Hadi yang bergegas menelpon Nadia.
.
.
.
.
-TBC-
🥰🥰🥰🥰🥰🥰