Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
"Lo habis dari mana lagi sih, kok gak ikut jam pertama?" Fara langsung bertanya setelah Clara berada dalam kelas dan duduk dengan berbisik-bisik.
"Ayah ada acara sama temannya dan gue di ajak"
"Acara apaan?"
"Acara nikahan" Clara belum ingin menceritakan tentang pernikahan pada Fara. Ia belum siap ada yang mengetahui tentang pernikahannya.
Para anggota the Hide hadir saat ia menikah tadi saja ia tidak tahu jika ayah yang mengundang mereka. Sebenarnya Clara malu saat melihat mereka, tapi ketika mendengar ucapan semangat dari mereka membuat hatinya tenang.
Fara hanya berOh saja mendengar jawaban Clara. Ia kembali fokus memperhatikan penjelasan guru di depan.
***
Saat jam istirahat kedua bersamaan dengan waktu shalat Dzuhur, ada pergi sholat ke musholla sekolah dan ada juga yang kekantin. Terutama yang non muslim.
"Lo bawa mukena gak, Far?" tanya Clara dengan masih di dalam kelas.
"Ada. Tumben lo gak bawa?"
"Iya, gue lupa. Kita ganti-gantian yah? semoga masih ada yang belum ke pake di musholla"
Fara mengangguk. Keduanya pergi ke musholla sekolah. Di musholla sebenarnya ada mukena yang di sediakan, tapi karena banyak siswa yang terkadang tidak membawa, otomatis mereka menggunakan yang ada di musholla.
Setelah mengambil air wudhu,Clara dan Fara masuk ke dalam musholla. Ternyata masih ada 1 mukenah lagi yang belum terpakai sehingga Clara bisa memakainya.
"Kita ke kantin yuk. Masih ada 30 menit lagi pembelajaran di mulai" ajak Fara setelah mereka selesai sholat seraya melipat mukenanya.
"Boleh. Gue juga laper"
Meninggalkan musholla, mereka pergi ke kantin. Ternyata kantin lumayan penuh. Di sisi kanan Clara bisa melihat Elvin tengah duduk bersama Felix dan ternyata Elvin juga melirik ke arahnya sehingga mereka saling tatap.
Namun Clara lebih dulu memutuskan tatapan keduanya dan berjalan ke sisi kiri yang mana jarak meja Elvin dan mejanya ada 3 meja yang membatasi.
Clara dan Fara sudah memesan makanan dan mereka yang tinggal menunggunya.
"Pulang nanti kita bareng ya?" tanya Fara
"Gue gak bawa motor, tadi di antar"
"Tumben. Kenapa?" tidak biasanya Clara tidak membawa motor, padahal dia orangnya lebih suka bawa motor sendiri karena ia bisa belok-belok entah kemana. Mau ke panti atau sekedar ke rumah kumpul.
"Lagi malas aja" Clara begitu santai menjawab setiap pertanyaan Fara sehingga dia tidak curiga. Ya walaupun ia sebenarnya tidak berbohong jika sedang di antar, namun buka. Ayah yang mengantarnya.
"Yaudalah"
"Sorry ya..."
"Padahal gue pengen beli baju, kalau papa yang jemput gak bisa belok ke mana-mana" Fara cemberut. Ia tidak suka jika papa nya yang menjemputnya.
"Besok deh gue temani"
"Serius?" Fara terlihat bahagia.
"Dua rius malah"
Fara jadi tersenyum senang. Namun senyum itu seketika berubah jadi keterkejutan ketika Rosa dan Rani tiba-tiba datang dan manarik tangan Clara dengan sangat keras, lalu Ani mendorongnya sehingga punggung membentur meja yang ada di sebelahnya.
Brekk...
Suara Clara yang jatuh terdengar lumayan keras sehingga para murid yang berada di sana kaget dengan suara itu. Beberapa dari mereka bahkan berdiri dari tempat duduknya.
"Arkhhh...shhhh..." Clara menahan teriakannya dan meringis memegang dada kirinya.
Ia tidak mempedulikan rasa sakit di punggungnya akibat benturan meja. Ia juga tidak sempat menahan dirinya karena kedatangan Rosa dan kedua temannya yang tiba-tiba. Ia tidak menyadari kedatangan mereka.
"Apa-apaan sih kalian?" Fara berdiri dan mendorong Rosa. Ia tidak terima Clara di perlakukan seperti itu.
"Sahabat lo yang lebih dulu cari perkara sama gue. Dia sendiri yang ngibarin bendera perang sama gue"
"Perkara apa yang lo maksud?" tanya Fara.
"Dia sengaja dekatin Elvin padahal semua anak-anak di sekolah tahu kalau Elvin milik gue dan dia dengan beraninya dekatin Elvin" Rosa menunjuk Clara dan juga Elvin.
Fara melirik Clara yang terlihat berusah bangun, ia ingin membantunya tapi tiba-tiba Elvin datang membantu.
"Lo gak pa-pa?" tanya Elvin saat Clara sudah berdiri.
Clara tidak menjawab, ia menunduk dan memegang dadanya yang terasa sangat sakit.
"Astaga Clara!! darah" Felix melihat sedikit darah di balik tangannya pada seragam putih Clara.
Clara mendengar itu, mengangkat tangan dan melihat banyak darah di sana.
"Ya ampun, Cla..." pekik Fara seraya mendekatinya.
"Ini semua gara-gara lo!!!" Fara langsung berbalik dengan emosi dan mendorong Rosa dengan keras, tapi dia tidak jatuh karena Rani dan Ani menahannya.
Sementara Elvin yang melihat kondisi Clara, langsung menggendong dan berlari keluar dari kantin ala bridal style. Ia akan membawanya ke rumah sakit. Felix ikut berlari keluar.
"Lo gak perlu ikut, urus Rosa dan Fara. Beritahu guru juga" ucap Elvin dengan berlari.
" Oke" seketika Felix berbalik dan kembali ke kantin. Ia melupakan Fara yang masih berantem dengan Rosa.
Sesampainya di kantin ia melihat mereka sudah jambak-jambakan. Mereka terlihat sangat kacau.
"Udah, berhenti!!" Felix menarik Fara ke belakangnya.
"Minggir Felix, gue harus beri dia pelajaran. Clara sampai berdarah karena ulahnya"
"Iya gue tahu Rosa salah, tapi jangan kayak gini. Nanti ibu Dela liat, Lo bakal masuk BK"
"Tapi____" ucapan Fara tidak berlanjut sebab suara ibu Dela terdengar.
"Ada apa ini?" ibu Dela datang dengan tangan di belakang menatap mereka.
Para siswa-siswi yang melihat kedatangan ibu Dela kembali duduk di tempat mereka dan pura-pura tidak melihat.
"Rosa Bu, buat kegaduhan. Dia sengaja mencelakai Clara"
"Engga Bu, Fara bohong. Dia duluan yang mendorong ku"
"Karena lo yang dorong dan menarik Clara sampai berdarah"
"Ke mana Clara sekarang?" tanya ibu Dela.
"Elvin membawanya ke rumah sakit, Bu... karena darahnya terus keluar" jawab Felix.
"Kalian berempat, ikut saya!" ibu Dela menunjuk Fara, Rosa, Rani dan Ani. Ia akan membawa mereka ke ruang BK.
"Boleh saya ikut, Bu. Saya akan jadi saksi untuk mereka" ucap Felix.
"Boleh" setelah mengatakan itu, ibu Dela berjalan lebih dulu kemudian di susul oleh mereka.
Fara masih ingin menarik rambut Rosa, tapi Felix lebih dulu menariknya agar tidak terjadi perkelahian lagi. Ia mengunci tangan Fara di ketiaknya.
"Ckk...Lo apa-apaan sih?" kesal Fara, ia ingin melepaskan tangannya dari Felix.
"Diamlah Fara!!! Lo mau hukuman dari ibu Rela jadi berat?"
"Ya enggak lah"
"Makanya diem"
Fara menghentakkan kakinya karena kesal. Tangannya masih sangat gatal ingin memberi pelajaran pada tiga centil itu.
**
Sementara di sisi Elvin dan Clara, mereka masih berada di dalam mobil dalam perjalanan ke rumah sakit. Elvin terus-menerus melirik Clara yang diam menahan sakit dengan menyandarkan tubuhnya di kursi seraya memejamkan matanya.
"Clara, Lo denger gue?" tanya Elvin. Ia khawatir Clara pingsan.
Clara merespon dengan mengangguk kecil. Rasa sakitnya hanya berkurang 5% dari rasa sakit yang ia rasakan saat pertama kali terkena tembakan.
Jahitannya masih sangat basah dan Rosa tiba-tiba menarik tangan kirinya dengan keras.
Sesampainya di rumah sakit, Elvin turun dan membuka pintu di sisi Clara, lalu menggendongnya membawa masuk ke dalam rumah sakit.
"Suster" Elvin memanggil suster.
"Bawa ke UGD" ucap suster dengan menunjukkan jalan.
Sesampainya di dalam Elvin membaringkan Clara di atas brangkar, lalu keluar. Membiarkan dokter ya menanganinya.
Elvin diam menunggu dokter selesai.
"Felix, makanan Clara di kantin belum di bayar. Bayar dulu, nanti gue ganti uang Lo" Elvin menghubungi Felix yang ada di sekolah.
(……)
Sebenarnya bagaimana cara Rosa mendorong Clara? kenapa sampai dada Clara yang terluka, bukan punggungnya___ Elvin bertanya-tanya dalam hatinya.
.
.
NEXT