Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Lancar, Sah pun terjadi.
"Frans coba kamu selidiki apa yang akhir akhir ini mama saya perbuat yang terpenting hari ini! "Warren yang hendak pulang, dia menandatangani dokumen terakhir.
" kenapa memangnya tuan? ".
" ada yang aneh sama mama saya, coba kamu ambil laptop kamu dan retas ponsel mama saya".
ucapan Warren membuat Frans mematung karna dia tau apa yang direncanakan ibu dari Warren itu, dia ikut andil juga direncana ini.
"maaf tuan, saya malah mau bilang saya harus segera pulang karna ada yang retas perusahaan dan memasukan Virus ke laptop saya. jaringan akun retas saya sedang bermasalah" Frans.
"kok bisa? ya udah pake laptop saya aja, apa kita cepetan beli baru."Warren.
" tenang tuan, saya sudah menyangkal itu tapi Virus di laptop saya yang belum dikembalikan. di kantor kan banyak komputer ".
" o iya ya ada komputer, ya sudah kamu selidiki lewat komputer aja"Warren dengan Entengnya.
"mampus" batin Frans, alibinya malah menjebak dirinya sendiri".
Frans mengangguk dan seolah tuhan melindunginya karna sudah membantu ibu dari tuannya itu mendadak di perusahaan lampu mati, disekitar sana semua gedung juga padam.
"alhamdulillah gusti" batin Frans.
"hahhh, " tarikan nafas panjang dari Warren membuat jantung Frans masih berdetak kencang takut dia dihukum bos nya itu dengan berbagai tumpukan dokumen "mati lampu segala! ha udah kamu selesain saja dirumah nanti kabarin saya ya saya ada hal penting yang mau diurus.
" i-iya tuan".
mereka pulang kerumah masing masing, Frans pamit dengan mobilnya dan pergi dahulu berbeda dengan Warren yang sedang mendengarkan percakapan di telfon.
"bagaimana? kamu tidak ketahuan kan? tadi saya kirim pesan ke anak saya suruh beli perhiasan jangan lembur mulu" Cana.
"hampir umi, lain kali saya tidak mau mengambil resiko seperti ini pasalnya saya kayak jantungan liat muka dingin ana umi" ucap Frans.
"maaf, dan makasih ya nak Frans, kamu tenang aja nanti di juga malah berterima kasih sama kamu" Cana.
"iya umi" Frans.
terdengar mereka mengucapkan salam.
"virus? mati lampu? dasar! emang kamu kira saya gak tau Frans tidak ada yang namanya Virus karna saya baru mengeceknya sebelum berbicara sama kamu, sebenarnya apa yang kamu rencanakan bersama mama saya? kita lihat permainan kalian" Warren dengan dingin.
dia memang tak bisa meretas tapi dia cerdik jelas dia memasukkan alat perekam di mobil karyawan karyawannya tampa sepengetahuan mereka semua termasuk Frans, masalah dia mengecek virus tentu karna Frans memberikan kendali pada Warren mungkin Frans lupa akan hal itu.
...****************...
pagi pagi muka Warren sudah pucet pasi dia tak bisa tidur memikirkan lamarannya nanti diterima atau tidak, dia pulang dari kantor tidur sebentar solat tahajud dan murah sampai subuh dan tidak tidur hatinya entah kenapa tak tenang.
"muka kamu pucet bangat nak"Zahra.
" gapapa nek, nenek tenang aja semua aman"Warren.
" gugup dia,"Khalid.
"loh emang Abi dulu juga gitu pas mau lamar umi? dari pagi udah pucet? " Zahra.
"jangan mulai, kamu lebih tau bagaimana proses kita" Khalid dengan nada lembutnya.
Zahra hanya tersenyum dia hanya ingin menggoda Warren malah mendadak flashback.
"son? " Cana.
"iya ma, kenapa".
" akhirnya kamu mengakhiri status bujang lapukmu".
"astaghfirullah,usia Warren tuh baru 29 tahun baru mau 30 itu usia lelaki matang bukan bujang lapuk dan diusia Warren sudah jad-" Warren.
Cana menyela putranya itu "iya, iya, yang bujang lulusan S1 di Singapura S2 di Madinah udah handle perusahaan sambil kuliah gak kaya anak yang lain baru mulai handle warisan, mama tau kamu mau bilang gitu sampai mama bosan, ".
ucapan Cana membuat kakek dan neneknya tertawa.
tenang Warren begitu hanya pada Cana saja agar tidak di omong bujang lapuk dan ditanya kapan nikah.
jam yang dinantikan pun Tiba Cana dari siang pergi menjemput Citra dan Chayna, jangan lupa Citra iya dandani ke make-up langgananya dulu makanya iya menjemput Citra dari jam 10 pagi ia ajak ke salon untuk merilekskan badan, mendandani Citra sambil menunggu Chayna pulang sekolah dan mengaji mereka masih memanjakan badan.
Cana mengajak Citra karna dia mau menikmati momen bersama Citra biar tidak menelfon kedua orang tuanya yang habis dhuhur sedang otw menuju kemari.
datanglah Citra dengan penampilan yang cantik sebenarnya dia merasa risi ngapain acara lamaran pake didandani kan? dia bisa kok make up sendiri ya tipis tipis gak model make up natural kaya gini.
Warren yang melihat mendadak gugup.
"gus! dijaga pandangannya sabar, jika kamu direstui kamu bisa pandang dia terus" Umi Zahra dengan kekehannya.
"mau dicolok nih cucu satu"timpal Abi Khalid.
" Astaghfirullah, bener kakek kayaknya colok Warren kek".
Khalid hanya geleng geleng kepala dibarengi ketawa kecil Umi Zahra, Citra yang melihat itu mendadak parno, bukannya hanya Cana dan Warren saja kenapa ada 2 orang lagi? Citra sedikit gugup karna melihat Wajah Abi Khalid dia baru ingat kalau Warren cucu dari pemilik pesantren Al-ikhlas yang dikenal dengan pemimpin bernama Abi Khalid.
membuat Citra berspekulasi mungkin yang di sampingnya istri dari Abi Khalid,jika benar lantas kenapa Cana dan Umi Zahra memakai cadar? kan hanya ada keluarga bahkan hanya ada pelayan Wanita yang tengah menyiapkan Makanan pelayan dan supir laki laki sudah pada pergi hanya Abi Khalid yang menunduk.
"asalamualaikum"Cana.
" Waalaikumsalam" jawab penghuni yang ada dirumah.
mereka memperkenalkan diri masing masing.
"maaf Citra saya lupa memberi kabar bahwa ada kakek nenek saya" Warren
"tidak papa mas" ucap Citra lembut.
"masya allah cantik sekali kamu nak" Zahra memeluk Citra dan mencium kening Citra penuh kasih sayang.
"makasih Umi" hanya begitu respon Citra karna dia mau bilang Zahra cantik dia tak bisa melihat wajah Zahra takutnya di bilang penjilat kan.
dan diperkenalkan tadi Zahra menyuruh Citra memanggil dirinya Umi dan Abi pada suaminya jangan nenek dan kakek. "anak kamu juga masya allah Cantik bangat dia, Chayna tadi namanya ya? " Zahra dengan gema menciumi Chayna, pasalnya dia tak punya anak perempuan atau cucu perempuan anak dari Aslana juga cowok kembar 2 yang masih berusia 20 tahun.
"makasih oma, kata bunda kecantikan itu hanya titipan allah" Chayna menyalimi Zahra.
Sementara Abi Khalid dia tengah menahan rasa gemasnya pada Chayna dia menyukai hal hal yang gemas dan lucu dari dia masih kecil sampai tua saat ini melihat kesantunan dan kelucuan di diri Chayna dia menjadi tersenyum.
"wanita pilihan cucuku tidak salah, hanya ada keteduhan dan ketenangan di dirinya, " batin Khalid.
mereka lalu duduk dan makan dengan khidmat sampai selesai.
dan mulailah Warren dia menyalakan laptop menghubungi Nomor Dari Fetra, cukup lama tak diangkat membuat Warren deg degan.
Sementara diposisi Fetra dan Fira tengah dijalan, mereka berkata pada suruhan Cana bahwa dapat telfon dari Warren yang jelas sudah diberi tahu Cana bahwa anaknya akan segera menelfon, mereka harus melancarkan aksi mereka sopir yang menyetir mobil mereka bergegas menepikan mobil dan memodifikasi didalam mobil sedemikian rupa menyerupai rumah.
"kita dijemput pake, mobil mewah dan di gapet bodyguard pa, benar benar mereka orang berada mama jadi minder" Fira.
Fetra menggenggam jari istrinya "tidak papa ma, kita sama sama manusia dan inis udah jadi takdir kita punya mantu orang berada, yang penting Citra bahagia".
Warren mencoba menghubungi orag tua Citra kembali dan akhirnya diangkat, Disana Citra yang berbicara dahulu Warren menyingkir setelah Telfon berhasil di angkat.
mereka mengucapkan salam.
"Pa, ma, Bismillah Orang yang mau melamar Citra mau berbicara" Citra bisa melihat orang tuanya berpakaian Rapi, dia tak curiga sedikitpun karna 1 jam yang lalu Citra memberi kabar dia sedang dibawa calon mertuanya jadi Citra mengira ayah dan ibunya sudah siap siap.
"Nggih nduk, persilahkan".
jantung semua orang berdegup kencang kecuali Chayna yang tentunya biasa saja. Warren yang gugup seperti anak SMA baru mengenal cinta mendadak terpaku melihat sosok yang ada di depannya begitu pula Fetra.
" loh, nang?"Fetra.
"bapak? " Warren.
semua orang terkejut lantaran Warren dan fetra seperti saling mengenal tapi mereka terdiam membiarkan Warren berbicara lewat layar Laptop dengan calon mertuanya itu.
Mata Warren mendadak panas ia berkaca-kaca dia tak mungkin salah mengenali sosok yang di layar itu.
"dilanjutkan apa tujuanmu nang, " ucap Fetra yang melihat Warren kelu ingin mengucapkan berbagai kata dan diangguki Warren.
"asalamualaikum"
"waalaikumsalam" jawab kedua orang tua Citra.
"perkenalkan nama Saya Warren Frendata Rafaeyza ingin meminta izin melamar putri bapak yang bernama Citra Bayu Antriza, izinkan saya meminangnya menjadi istri saya".
" apa pekerjaanmu nak? ".
" saya punya sedikit usaha yang pasti akan mencukupi putri bapak"Warren merendah diri padahal perusahan besar.
"kenal dimana dan sudah berapa lama kamu dengan putri saya nak Warren? " Fira yang kali ini bertanya.
"sudah lama, dan baru dekat saat ini," Warren.
serangkaian kata pertanyaan dari orang tua Citra dan jawaban Warren terjadi, dari membahas status dan nasab Citra yang hanya bernasab orang biasa bukan seperti Warren yang keturunan ustadz dari anak gua yang pastinya dia gus juga.
"dia janda anak satu apa yang membuatmu menyukainya? " Fetra.
"status bukan masalah jika allah sudah berkehendak kami jodoh pak, saya mencintai putri bapak tampa alasan karna hati saya langsung jatuh kepada putri bapak maka dari itu saya langsung memintanya dari bapak agar tidak timbul Fitnah dan serangkaian zina yang lainnya ".
" baiklah saya Terima lamaranmu nak, tapi kembali pada putri saya dia mau menerima kamu atau tidak" Fetra yang diangguki Fira.
Warren mencoba menatap Citra dan dia berbicara di depan 2 keluarga.
"Citra ".
"ya".
" orang tua dan Anak kamu sudah menerima saya bagaimana dengan kamu Citra? maukah kamu menikah dengan saya".
Citra mendadak diam, perasaannya membuncah bahagia dia terus berdzikir dan dia mengangguk membuat semua yang ada disana mengucap kata alhamdulillah.
"putri bapak sudah menerima saya" ucapnya dengan mata berkaca kaca.
"maka menikahlah kalian sekarang juga" ucap Fetra membuat Citra dan Warren tersentak kaget.
"pa? apa yang bapak ucapkan? bapa menyuruh Citra nikah siri? " Citra berseru pelan.
Fetra menggeleng dan Fira membuka suara "menikah secara sah nak".
" tampa kehadiran kalian langsung? "Citra.
tak lama datang Cana dan memeluk Citra lalu berkata " kami sudah membuat kesepakan, kalian akan menikah hari ini juga dan resepsinya hari minggu, ini kejutan untuk kamu Citra dan untuk kamu Warren putraku ".
Citra dan Warren masih bingung dan tak lama datang orang dengan pakaian ala penghulu.
Warren mendadak paham jadi ini rencana ibunya, Frans dan kekek neneknya, pantas saja dia merasa gelisah ternyata bukan lamarannya yang langsung ditolak melainkan dia yang akan menikah langsung malam ini.
setelah beberapa menit mereka sudah siap Warren sudah berhadapan dengan penghulu yang disiapkan ibunya serta orang tua Citra, orang tau Citra sudah menyerahkan diri agar dia diwakilkan penghulu itu untuk menjabat dan menikahkan anaknya.
jika menikah atas penghulu maka ucapannya "saya nikahkan kamu dengan saudari nama pengantin perempuan" jika langsung dari sang ayah perempuan maka "saya nikahkan kamu dengan anak saya yang bernama". maka jalan yang diambil Fetra menyerahkan kepada sang penghulu.
pernikahan itu disaksikan juga pak Rt, Rw dan beberapa warga sesuai anjuran pernikahan harus ada saksi dan sebagainya. Cana sudah menyiapkannya dari hari Jum'at dan malam minggu ini sudah tinggal melaksanakan semua.
"sudah siap saudara Warren? " ucap penghulu yang diangguki oleh Warren.
"mari kita mulai, jangan tegang " ucap penghulu itu membuat semua yang disana tertawa pak penghulu itu mencairkan suasana pasalnya Warren gemeteran saat menjabat tangan penghulu, baru penghulu belum jabatan tangan dengan mertua.
"saudara Warren Frendata Rafaeyza binta Almarhum Antaka Ikhlas Frendata saya nikahkan dan kawinkan anda dengan saudari Citra Bayu Antriza binti Muhammad Fetra dengan mas kawin seperangkat alat solat dan 250 juta uang dibayar tunai".
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq"Warren.
" bagaimana para saksi? sah? ".
" sahhh"seru semua orang.
dan penghulu membaca doa.
tak pernah Warren pikirkan akan menikah langsung dia sudah misuh misuh sendiri, Fetra dan Fira menangis haru 4 tahun menjanda anaknya akhirnya mau menikah lagi, dan tak lama datanglah Citra yang disamping Cana, Zahra dan Chayna untuk duduk disamping Warren.
dan...
^^^spoiler episode selanjutnya^^^
^^^"kenapa harus dipipi? kita sudah dewasa" ucap Citra langsung mencium Bibir Warren^^^
