NovelToon NovelToon
Gadis Di Rumah Itu

Gadis Di Rumah Itu

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:42k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Tan

Sulit mencari pekerjaan, dengan terpaksa Dara bekerja kepada kenalan ibunya, seorang eksportir belut. Bosnya baik, bahkan ingin mengangkatnya sebagai anak.

Namun, istri muda bosnya tidak sepakat. Telah menatapnya dengan sinis sejak ia tiba. Para pekerja yang lain juga tidak menerimanya. Ada Siti yang terang-terangan memusuhinya karena merasa pekerjaannya direbut. Ada Pak WIra yang terus berusaha mengusirnya.

Apalagi, ternyata yang diekspor bukan hanya belut, melainkan juga ular.
Dara hampir pingsan ketika melihat ular-ular itu dibantai. Ia merasa ada di dalam film horor. Pekerjaan macam apa ini? Penuh permusuhan, lendir dan darah. Ia tidak betah, ia ingin pulang.

Lalu ia melihat lelaki itu, lelaki misterius yang membuatnya tergila-gila, dan ia tak lagi ingin pulang.

Suatu pagi, ia berakhir terbaring tanpa nyawa di bak penuh belut.
Siapa yang menghabisi nyawanya?
Dan siapa lelaki misterius yang dilihat Dara, dan membuatnya memutuskan untuk bertahan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Luka

"Nyonya... berhenti bicara!" Wiratama berdiri di antara Qing Qing dan Miranti.

"Kenapa harus berhenti? Dia harus tahu. Ngelunjak ni anak! Gak tahu terima kasih!" Miranti merotasi matanya, jarinya yang diberi kutex merah menunjuk Qing Qing.

"Kamu itu cuma anak pungut! Makanya, tahu dirilah sedikit! Pake nulis benci mama segala. Benci tuh mama lo yang buang lo di panti asuhan!" Miranti mencibir. "Dasar anak gak tahu diuntung. Udah dikasih makan, digedein, disekolahin, malah genit-genitan, manja-manja sama suami gua! Kalau bukan karena..."

"MIRANTI! CUKUP!" Tidak tahan lagi, Wiratama berteriak tanpa peduli harus memanggilnya nyonya. Hampir saja tangannya melayang, ingin menggampar mulut berbisa wanita laknat ini.

Miranti yang seolah kesurupan setan cemburu, seketika bungkam karena bentakan suara Wiratama yang menggelegar.

Namun, terlambat, Qing Qing sudah mendengar semuanya. Air mata yang sejak tadi mengalir, kini berderai tanpa henti bagai untaian mutiara lepas.

Ia berdiri mematung, seolah telah ditenung menjadi patung batu. Mulutnya ternganga, matanya melebar tak percaya.

Perlahan, ia mengalihkan pandang pada Wiratama.

"Pak Wira... benarkah... benarkah itu? Aku... cuma... anak pungut? Benarkah... aku... dibuang di... panti asuhan?" Qing Qing terbata-bata, suaranya basah.

Dan yang membuat jantung Wiratama bagai disayat-sayat, ada sorot luka di mata itu. Luka yang menular, membuat hati Wiratama sangat nyeri.

Lidah Wiratama kelu, tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Itu semua benar, tapi apakah ia harus membuat luka itu makin parah?

Saat ini, hati Qing Qing ibarat telah dihunjam pisau, pisau itu masih menancap. Haruskah ia memutar pisau itu makin dalam, sebelum mencabutnya? Kedua pilihan itu, memutarnya atau mencabutnya, sama-sama akan menggelontorkan darah lebih deras.

Namun, melihatnya bergeming, Qing Qing telah menyimpulkan sendiri, bahwa semua yang diucapkan wanita di hadapannya, wanita yang selama ini ia panggil mama, adalah sebuah kebenaran.

Tanpa mengucapkan apa pun lagi, Qing Qing berlari, menyeka air matanya dengan kasar, ia masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.

'Pantas saja ketika aku bertanya mengapa Mama tidak menggugurkan aku saja ketika masih dalam kandungan, Pak Wira tidak menjawab. Ternyata, itu karena Mama tidak pernah hamil aku!'

Tubuh Qing Qing merosot di balik pintu. Ia terisak-isak hingga tubuhnya gemetar. Ibu kandungnya membuangnya, ibu adopsinya membencinya. Mengapa Tuhan membuatnya lahir ke dunia, ia sungguh tidak mengerti.

Wiratama menatap nyalang wajah Miranti, yang melengos tanpa rasa berdosa.

"Lo bener-bener KETERLALUAN!" Wiratama menunjuk hidungnya. "Lo yang mandul, rahim lo yang bermasalah, kenapa anak itu yang jadi sasaran kebencian lo?" Ia benar-benar geram.

"Seharusnya dulu lo periksa ke dokter kandungan yang bener, daripada percaya mitos yang bilang kehamilan bisa dipancing dengan mungut anak. Tega lo ya. Qing Qing punya dosa apa sama lo? Dia anak yang pintar, patuh, manis, kenapa lo gak bisa sedikit aja sayang sama dia?"

Wiratama terus memarahi Miranti. Tidak peduli dia adalah nyonya bos. Sementara wanita itu diam seribu bahasa.

"Lo nuduh-nuduh dia genit, manja-manja sama Tuan. Ya wajarlah, dia mengira Tuan itu ayahnya. Tuan juga bukan pedofil. Dulu waktu lo ngerayu dia, umur lo udah lebih dari dua puluh lima. Bisa-bisanya lo punya pikiran sehina itu. Kalau sampai Tuan tahu..."

Saat ini, barulah Miranti menoleh. Matanya menyiratkan ketakutan. "Jangan bilang-bilang, Wir. Jangan sampai Tuan tahu..."

"Bisa takut juga lo?!" Wiratama mendengkus.

"Wir, please..." Miranti memohon, tapi Wiratama telah pergi meninggalkan wanita yang telah kehilangan hati nurani karena dibutakan cemburu tanpa alasan itu.

Untunglah ia tidak pernah tertarik padanya. Jika tidak, mungkin hidupnya telah menjadi neraka. Wiratama bergidik.

Ia berdiri di depan pintu kamar Qing Qing yang tertutup. Anak itu pasti sangat terpukul. Ia bimbang dan bingung bagaimana menghiburnya.

Qing Qing telah sangat terluka. Mungkin butuh waktu sendirian untuk meredakan emosi. Dua tiga hari lagi, baru ia akan bicara hati ke hati dengannya.

Berpikir seperti itu, Wiratama melangkahkan kaki, menjauhi kamar Qing Qing.

Di dalam kamar, setelah tergolek seharian membiarkan air mata terus menetes membasahi lantai, Qing Qing bangkit. Ia berjalan gontai menuju cermin, lalu duduk, menatap bayangan wajahnya di sana.

Ia mengamati wajahnya. Matanya memang sipit, tidak besar seperti milik Mama, tetapi ia mengira itu mengikuti Papa. Setelah dilihat dengan cermat sekarang, walau sama-sama sipit, bentuk mata mereka berbeda. Karena Mama pendek dan sintal, tubuhnya yang tinggi semampai ia kira karena mengikuti gen Papa yang tinggi,

Qing Qing terus menatap wajahnya di cermin dengan saksama. Baru sekarang ia menyadari, ia memang tidak ada mirip-miripnya dengan 'kedua orang tuanya'. Ia menghela napas.

Kebenaran ini, jika disampaikan dengan perlahan, mungkin tetap akan membuatnya kaget dan syok, tetapi lambat laun ia akan berusaha menerima kenyataan, meskipun pahit. Sialnya, fakta ini justru dilemparkan padanya dengan cara brutal dan tiba-tiba.

Wanita macam apa Miranti yang selama ini ia panggil Mama itu, sampai bisa menjerat Papa untuk menikahinya? Papa yang lembut, yang baik hati, yang menyayanginya, dicurigai sebagai pemangsa anak di bawah umur. Qing Qing benar-benar tidak rela!

Lalu, siapa orang tua kandungnya? Ia ingin bertanya pada mereka, mengapa begitu tega membuangnya setelah membiarkannya tumbuh dan terbentuk menjadi manusia. Hati Qing Qing seolah digodam dengan palu raksasa hingga remuk. Serpihannya tidak akan bisa direkatkan kembali menjadi utuh. Guratan-guratan luka itu akan tetap ada di sana, sampai kapan pun.

Namun, ke mana ia harus mencari mereka? Pada siapa ia harus bertanya? Qing Qing yakin Pak Wira tahu segalanya, tetapi orang yang ia percayai pun, telah membohonginya, menutupi kenyataan ini. Apakah sekarang, setelah semuanya terbuka, dia akan bersedia menjawab semua pertanyaannya?

Hari-hari setelah itu, Qing Qing menjalani hidup yang terasa tidak nyata. Ia tetap pergi ke sekolah, meskipun ia tidak yakin masih ingin pergi ke Cina. Satu-satunya yang berputar-putar di kepalanya adalah pertanyaan mengapa orang tua kandungnya membuangnya.

Keceriaan telah terhapus dari hari-harinya. Ia sering termenung dan melamun, menatap kosong di tepi kolam belut. Belut-belut yang menggeliat, yang pernah ia anggap lucu, sudah tidak menarik lagi baginya. Ia memang sudah tidak pernah lagi meneteskan air mata, seolah seluruh persediaan air matanya telah ditumpahkan habis di hari itu.

Ia belum kembali saling bertukar sapa dengan Miranti. Keduanya sama-sama keras, Qing Qing merasa tidak bersalah sehingga tidak ingin menyapa lebih dulu. Miranti apalagi, meskipun tahu kesalahannya, ia menolak untuk mengaku, apalagi meminta maaf.

Karena itu, suatu siang, setelah hampir satu minggu berlalu dan Wiratama berpikir bahwa emosi gadis itu telah mereda, ia menghampiri Qing Qing dan duduk di sampingnya.

"Apa kabar, Qing Qing? Masih sedih?" Wiratama bertanya hati-hati.

Qing Qing tidak menoleh, hanya mengembuskan napas.

"Pak Wira mengerti, hati Qing Qing pasti terluka. Tapi... cepat atau lambat, kebenaran ini akan terbuka. Hanya saja, Pak Wira akui, Mama kamu itu keterlaluan. Tapi Pak Wira bisa jamin, Papa kamu orang baik. Dia bukan lelaki bejat yang akan makan anak di bawah umur. Beliau betul-betul sayang sama Qing Qing, karena seperti yang Qing Qing sendiri tahu, dari dua istrinya, dia gak punya anak perempuan."

Wiratama menjeda, melihat Qing Qing tidak bereaksi, lalu melanjutkan, "Itulah sebabnya Papa menikahi Mama, dengan harapan Mama bisa memberinya anak perempuan." Wiratama tidak membuka rahasia tentang Miranti yang menjebak Bernard dengan kehamilan palsu, sebab ia telah berjanji akan mengunci mulutnya tentang itu.

"Sayangnya... Mama tidak kunjung hamil. Dia mendengar bahwa mengadopsi anak bisa memancing kehamilan. Karena itu, mereka mencari ke panti-panti asuhan, dan menemukan kamu."

Kini, Qing Qing menunjukkan reaksi. Dia tersenyum pahit, "Jadi, selain dibuang di panti asuhan, aku diadopsi hanya sebagai alat pancingan."

"Pak Wira berusaha menyampaikan cerita apa adanya. Semua sudah terbuka dengan cara yang menyakitkan, semoga Qing Qing bisa menerima semua ini dengan lapang dada. Tabiat Mama seperti itu, kita memang tidak bisa memaksanya untuk berubah."

Tiba-tiba Qing Qing menoleh, "Pak Wira tahu panti asuhan tempat mereka menemukan aku?"

Wiratama menggeleng, "Pastinya Pak Wira gak tahu, tapi itu di Bandung. Kenapa?"

"Pak Wira bisa tolong tanya ke Mama? Aku mau mencari tahu tentang orang tua kandung aku."

1
Kustri
Luar biasa
Ridho Widodo
pp Dara go blok
Kustri
misteri nih, knp anggota badan pa wira hilang 1-1

karyawan baru emg hrs byk belajar g salah jg mirna menyuruh bangun dini hari
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
good, rekomended!
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
Dari sinopsis, alur utama cerita MC-nya Dara, tapi Dara malah diceritakan hanya sampai bab 19. Sedang bab 20-57 menurut saya hanya cerita pendukung. Disajikan terpisah seperti itu membuat novel ini seperti dua cerita yang berbeda, bukan kesatuan. Andaikan saja bab 20-57 disajikan sebelum bab 19 seiring dg perjalanan cinta Dara dan Damar, dan novel diakhiri dengan kematian Dara, mungkin damage yg didapat ketika mengikuti cerita ini menjadi luar biasa. Btw, thanks untuk hiburannya. Sehat dan sukses selalu. Salam kenal 🙂
Dela Tan: Kamu benar, mulai bab 20 memang bagian 2 dari novel, dan yang menggabungkan kedua cerita itu adalah 4 bab ekstra "Benang Merah" di akhir.

Kenapa dibubat begitu, karena menurut pemikiranku, jika dibuat runut mulai dari kisah Damar & Qing Qing, tidak akan ada kesan misteri & pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu.

Tapi tentu saja setiap orang bisa mendapat kesan yang berbeda. Terima kasih sudah memberi pendapat :)

Salam kenal juga.
total 1 replies
Natalia Susi
ulasan apa ya, kl saya suka gaya bahasa nya yg ringan dan mudah dimengerti sehingga tidak bolak balik ke atas mecerna maksud nya...ceritanya bagus, selain masuk akal , nyambung dan yg pasti buat penasaran/Drool/
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪
dan bwt wira sendiri aku rasa apapun alasannya dia juga salah, mungkin klo wira tak membunuh Damar, nyawa Damar tak ganggu yaak... tapi pak Wira main hakim sendiri, kna dia cemburu, sakit hati Damar yg jadi cinta pertamanya memilih Qing Qing.

Kejutannya di karya ini adalah ternyata Qing Qing dan Dara Sepupuan.


ahh terpaksa komentar di bagi bbrpa kna kepanjangan wkwkwkwk

semangatt ka Dela👍👍👍
Dela Tan: Terima kasih banyak. Komentar yang panjang & komprehensif :)
total 1 replies
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪
bab yang aku suka bab 46, 47, 48, 49 bab bab saat Qing Qing tewas dan gimna perasaan bersalah Damar melihat Qing Qing tewas kna terpeleset dan kehabisan darah... itu bab yg bikin wow.
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪
sebenernya tak ada yang salah sama Cinta, cinta itu Fitrah manusia. setiap manusia berhak dicintai dan mencintai cuma mungkin yg salah adalah cara mengekspresikan cinta itu.

spt cinta Damar dan Qing Qing, tak ada yg salah sama Cinta mereka, wlpn Qing Qing 14 thn dan Damar 19 thn, mereka iya salah kna terpancing gelora muda hingga MBA... tapi jika spt ungkapan ada hukum sebab akibat bkn kah Damar dan Qing Qing sudah mendapatkan nya?
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪: 😂 sama sapaa yaak
αʝιѕнαкα²¹ᴸ: termasuk cinta sama si anu ya😄
total 2 replies
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪
Ahh akhirnya selesai juga Maraton, no skip no lompat lompat.

mo koment apa yaak pastinya panjang komentar ku soalnya akumulasi dari all komentar dari awal bab sampe bab benang merah end.

awalnya cuma kepo nih baca karya penasarannya kna muncul di beranda, baca awal bab ehh bikin penasaran, kok bisa ide nya belutt wkwkwkwk akhirnya keterusan dehh baca nya.
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪: mantap euyy berapa hari tuhh😂
αʝιѕнαкα²¹ᴸ: saia juga no skip
total 2 replies
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪
Luar biasa bagus ini karya.
bwt pecinta horor, misteri ini karya bisa jadi pilihan bacaan kalian, dijamin tak kecewa.

jngn melihat dari jumlah like atw komentar nya, tapi baca isii ceritanya aku pastikan bikin ketagihan.

keren lahh👍👍👍👍
nanik sriharyuniati
Luar biasa
𝕃α²¹🅻 𝐒єησяιтα🇮🇩🇦🇪
Izin baca kak
Nisa Mulyani
baru kali ini baca d novel toon dapat bacaan misteri yang bagus seperti novel asli.top deh pokonya.
Dela Tan: Makasih banyak... :)
total 1 replies
tse
mau tanya ka...apakah sampai sekarang arwah damar gentayangan dan masih mencari kekasihnya qin qin,
Dela Tan: Sepertinya tidak karena sekarang daerah itu telah dibangun menjadi kawasan industri yang ramai :)
total 1 replies
Ai Emy Ningrum
duh aku ga pandai bikin ulasan ..tp ceritamu bnr2 bikin aku terkesima,terharu..dr awal hingga akhir chapter.. cerita mu bagus bnget thor ..ada satu chapter yg aku sampe menghela napas membaca nya,dan bnr2 chapter itu terngiang2 di pikiranku../Smile//Smile/
sayang nya aku ga punya tiktok jd aku ga tau visual dr Damar dan Qing Qing /Grievance//Grievance/
Ai Emy Ningrum: chapter 36 waktu ibu panti menceritakan asal usul Qing Qing..sy ikut sedih jd nya /Whimper//Whimper/
Dela Tan: Ow... chapter yang mana tuh, kalau boleh tahu?
Terima kasih buat dukungannya...
total 2 replies
moerni🍉🍉
penasaran ,, ceritanya beda... dari kebanyakn cerita di nt.. ending nya ga terduga
Dela Tan: Terima kasih sudah jadi pembaca yang paling rajin komen :)
total 1 replies
Natalia Susi
cerita yg menarik
moerni🍉🍉
next Thor.. mksh up nya
Agus Tina
Kasihan kalau memang cici Arnita ibunya Qing2. Kenapa mereka berdua hidupnya sangat menderita ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!