Benua Naga Hitam

Kota Suci Aliansi, Kerajaan Xenium.

Di sebuah gedung besar yang dijaga ratusan prajurit bersenjata lengkap. Di dalam sebuah ruangan di dalam gedung terlihat seorang pria brewokan dan berkumis tebal dengan usia 45 tahun sedang membaca laporan dari setumpuk berkas di atas mejanya. Pria itu adalah jenderal besar Aliansi yang bernama jenderal besar Derrick, seorang jenderal yang hampir membunuh kaisar iblis beberapa kali jika saja tidak dihalangi pasukan kaisar iblis.

"Maksudmu Lao dan Nana pergi ke desa Naga langit untuk memburu anggota sekte jahat yang berhasil kabur dan diduga bersembunyi di desa tersebut?" Tanya jenderal besar Derrick tanpa melihat prajurit yang melapor kepadanya dan terus fokus mengerjakan berkas.

"Benar jenderal besar Derrick. Tuan dan Nona muda pergi ke desa Naga langit untuk melakukan penyelidikan terhadap anggota sekte jahat yang diperkirakan bersembunyi di desa Naga Langit." Balas prajurit itu apa adanya.

Jenderal besar Derrick meletakkan penanya dan bersandar di kursi.

"Desa Naga Langit, kah?" Gumam sang jenderal menatap langit-langit ruang kerjanya.

"Bukankah itu desa yang mundur ke masa 17 tahun kebelakang 17 tahun yang lalu?" Tanya jenderal besar Derrick.

"Benar jenderal." Balas prajurit itu cepat.

"Ada indikasi bahwa sekte jahat berniat menemukan pengendali waktu tersebut dan menggunakannya untuk memutar waktu kembali ke masa sebelum sekte mereka hancur." Lanjut prajurit itu mengemukakan pendapatnya.

"Haha, tidak sederhana itu untuk memutar waktu." Jenderal besar Derrick tertawa kecil.

"Pertama waktu yang berputar ke masa lalu hanya waktu yang mencakup area jangkauan lingkaran yang diberi nama lingkaran waktu, seperti 17 tahun lalu saat pengguna itu memutar waktu 17 tahun ke belakang dengan area lingkaran yang terdampak mencakup sejauh 20 km dari pusat lingkaran waktu, lebih dari itu waktunya akan berjalan normal. Kedua, praktisi yang mencapai ranah dewa tidak akan terkena dampak hilang ingatan meskipun tubuhnya ikut ke masa waktu target (misalnya waktu yang mundur 17 tahun, maka praktisi dewa yang berusia 18 tahun akan kembali menjadi bayi berusia 17 tahun dan memiliki ingatan saat berusia 18 tahun). Ketiga, praktisi yang memiliki niat pembunuh hingga tingkat ekstrem tidak akan terpengaruh, bahkan jika pengendali waktu itu menghentikan waktu untuk membunuhnya, dapat dikatakan pemilik niat pembunuh ekstrem adalah lawan alami pengendali waktu." Jelas sang jenderal besar.

"Dan aku memiliki niat membunuh tingkat ekstrem, jika mereka berencana memutar waktu hingga ke masa sekte belum hancur, maka itu percuma saja, karena aku akan membantai mereka semua termasuk si pengendali waktu." Tukas jenderal besar yakin.

Jenderal besar bersantai sembari memandang keluar jendela.

"Lagipula, banyak praktisi dewa yang mencari pengendali waktu tersebut dan mereka semua mati dengan cara mengenaskan, karena berubah menjadi bayi dan dibunuh. Selain itu aku atau mungkin semua praktisi dewa atau yang paham fenomena desa Naga Langit yang tiba-tiba mundur ke masa 17 tahun sudah tahu siapa pengendali waktu itu. Dia adalah Juke Ran salah satu anggota inti keluarga Ran." Ucap jenderal besar Derrick santai.

"Jenderal, kenapa kita tidak..." Prajurit bersemangat.

"Tidak!" Potong jenderal besar Derrick tidak memberi kesempatan sang prajurit mengemukakan pendapatnya.

"Itu tidak perlu, pengendali waktu itu sangat berguna untuk menyingkirkan beberapa praktisi dewa yang rakus dan menolak membantu aliansi melawan iblis. Karena, jika mereka dibiarkan hidup itu hanya akan menjadi bom waktu untuk aliansi. Kematian mereka akan mengurangi potensi musuh yang merepotkan di masa depan." Jelas jenderal besar Derrick.

Hutan Tempah Bintang.

Pertarungan antara Augreen dan Troy sudah mencapai puncaknya, arena tempat mereka bertarung kini sudah sangat hancur lebur. Mereka berdua bahkan memotong dan menumbangkan ratusan pohon di berbagai tempat mengikuti pertarungan mereka yang kemana-mana.

Augreen menjadikan sebatang pohon sebagai perisai menahan tusukan tombak, lalu menebas Troy yang mencoba menarik tombaknya yang tersangkut di batang pohon. Troy melepaskan tombak energi itu dan menciptakan tombak energi cahaya yang baru dan menusuk Augreen, namun terhalang batang pohon hingga Troy berhasil ditendang terhempas jauh.

"Teknik pedang Naga: Sayap naga pembelah ombak!" Augreen melancarkan serangan tebasan energi kepada Troy yang terhempas menjauh, tebasan itu langsung menebas tubuh Troy dengan sangat parah.

"Tombak naga cahaya!" Troy menciptakan tombak cahaya, lalu melemparkannya ke Augreen sebelum dia mendarat dan berhenti dengan sangat keras di batang pohon ke 17.

Tombak itu menjadi siluet naga cahaya yang sangat ganas menerkam Augreen yang tidak sempat menghindar akibat terlalu lelah dan terlalu banyak kehabisan energi tenaga dalam.

"Sayap mutlak naga langit!" Augreen memilih menciptakan perisai energi untuk melindungi dirinya. Namun tombak Naga cahaya itu berhasil menembus perisai sayap mutlak naga langit Augreen yang sangat lemah akibat kekurangan energi tenaga dalam, beruntungnya tombak itu tidak sampai melukai Augreen terlalu dalam.

Troy melancarkan tebasan energi berulang-ulang hingga puluhan tebasan energi menyasar Augreen yang kelelahan. Augreen tersenyum sinis melihat tebasan energi yang mengincarnya.

"Tukar!" Augreen menukar posisinya dengan salah satu tebasan energi tersebut dan membuat Troy sedikit terkejut, lalu pedang Augreen menusuk dada Troy hingga tembus ke belakang.

"Ugh..," Troy termuntah darah.

"Sialan, aku tidak mungkin kalah dari sampah sepertimu!!!" Pekik Troy tidak terima dan mencoba mencabut pedang Augreen yang menusuknya sangat dalam, Augreen tersenyum dan memperkuat tusukannya. 

"Sial, sial, sial!" Pekik Troy terus berusaha melepas pedang Augreen.

Pada akhirnya mereka berdua adu kekuatan, dimana Augreen menekan dan Troy bertahan dari tusukan.

"Sampah lepaskan aku, dasar sampah!!! Lepaskan aku! " Troy terus berteriak sembari mencoba mendorong pedang Augreen agar tercabut dari tubuhnya.

Augreen yang terus memperkuat tusukan membuat pedang itu tidak bergerak sama sekali, karena dilain sisi Troy mencoba melepaskan pedang tersebut.

"Jika aku sampah, lalu kamu apa?" Tanya Augreen dingin dan mengakhiri perjuangan Troy dengan tusukannya tersebut, dimana Troy yang juga kelelahan dan lemah tidak lagi dapat melawan dan jatuh berlutut.

"Argh... ahhh." Pekik Troy sangat kesakitan seakan-akan nyawanya ikut tertarik keluar dari tubuhnya ketika Augreen mencabut pedangnya dengan sangat kasar

Bang!

Augreen menendang wajah Troy hingga terhempas jauh dan menghancurkan sebagian besar pohon besar yang terkena hantaman tubuhnya.

"Sial... kenapa sekarang, uhuk, uhuk." Augreen yang terluka cukup parah jalan mendekat dan berniat membunuh Troy yang masih bernafas, namun Augreen harus muntah darah akibat terlalu lelah dan mendapatkan serangan balik dari energi tenaga dalam yang sudah sangat kering (habis).

Augreen menggunakan teknik Naga penyembuh untuk memulihkan luka dan bersemedi untuk memulihkan tenaga dalam dan stamina yang habis. Baru saja menutup mata dan masuk dalam alam bawah sadar (semedi), tiba-tiba beberapa orang datang untuk membawa Troy yang kalah dan kritis pergi keluar hutan.

"Tuan muda Augreen sudah sangat hebat. Aku tidak boleh tertinggal terlalu jauh." Gumam salah satu dari mereka melihat Augreen yang sedang semedi.

Hutan Tempah Bintang.

Trang!

Zero muncul dari balik semak-semak dan melancarkan tebasan kepada Juke yang duduk di atas trenggiling iblis yang tidak bergerak di dalam lingkaran aneh, sebuah lingkaran yang bermotif angka Romawi hingga 12 angka, lalu jarum panjang dan pendek yang seakan menunjuk jam dan detik.

Itu adalah lingkaran waktu, sebuah lingkaran yang menjadi tanda area yang bisa terkena teknik bawaan pengendali waktu.

"Lingkaran waktu!" Juke menghindar dan menggunakan tekniknya.

Terlihat lingkaran merah dan kuning menyebar membentuk ruangan. Zero menghindari teknik itu dan melancarkan tiga lemparan belati yang langsung melambat ketika memasuki ruang yang terbentuk dari lingkaran merah dan kuning tersebut.

"Ternyata benar, itu adalah jangkauan yang dapat terpengaruh dengan teknik bawaannya." Batin Zero mengingat dewa kematian yang menjelaskan tentang cakupan teknik Juke sang pengendali waktu.

"Jika aku tidak salah..." Gumam Zero dingin dan melancarkan tebasan langsung ke leher Juke dengan kecepatannya setelah lingkaran waktu berakhir.

"Cepat sekali!" Batin Juke menghindari tebasan belati Zero yang sangat tajam.

"Kamu memiliki jeda waktu 10 detik untuk menggunakan skill teknik bawaanmu kan, Juke!" Pekik Zero tersenyum kecil.

"Tidak juga!" Ucap Juke dingin dan sudah berada di hadapan Zero.

Bang!

Zero terhempas menerima serangan Juke yang sangat cepat, namun sebenarnya Juke menghentikan waktu 2 detik.

"Karena aku bisa menggunakan ini tanpa lingkaran waktu, hanya saja teknik ini bertahan selama 2 detik saja." Ucap Juke dingin dan menggunakan lingkaran waktu untuk memaksimalkan tekniknya.

"Lingkaran waktu: Penghentian waktu!" Ucap Juke dingin menghentikan Zero yang melayang di udara layaknya sebuah balon.

Juke menyentuh leher Zero yang terhenti dan berniat mematahkannya sebelum para tetua datang mencegah pembunuhan, bahkan Juke sudah menyingkirkan lalat yang merupakan item sihir penyiar (kamera).

"Ini saatnya." Pekik kakek tua mengincar Juke yang menurutnya lengah.

"Akhirnya kamu keluar juga." Juke tersenyum dan bergumam, lalu menghindar dengan melompat menjauh.

"Akhirnya kamu keluar juga pak tua sialan." Ucap. Juke tersenyum.

"Kamu... kamu bagaimana bisa menghindar?" Tanya kakek itu.

"Tentu saja aku bisa, karena aku sudah menyadari keberadaan mu sejak awal pak tua otak udang." Balas Juke waspada, karena bagaimanapun lawannya praktisi dewa.

"Begitu rupanya, pantas saja banyak praktisi dewa yang terbunuh di tanganmu. Kamu sangat berpengalaman." Kakek itu mengerti, namun tiba-tiba Juke sudah menggunakan lingkaran waktu karena jeda 10 detik selesai dan kakek itu lengah.

"Apa yang..." Pekik kakek itu terkejut.

"Lingkaran waktu: Putar waktu 78 tahun lalu." Gumam Juke memutar waktu kakek tua tersebut hingga ke umur 2 tahun (umur kakek sekarang 80 tahun).

"Ini... aku menjadi... bayi?" Kakek itu terkejut.

"Haha, seorang dewa sekalipun hanyalah seekor bayi kecil di hadapanku." Juke tertawa dengan tatapan dingin kepada kakek tua atau sekarang bayi berpengalaman :).

"Apalagi kau Augreen..." Juke melihat ke samping kanan dimana Augreen bertengger di sebuah dahan sembari menatapnya dengan dingin dan penuh kesombongan.

Bersambung.