Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lukita terpaksa menerimanya
Lukita bingung harus bagaimana memilih apa, disamping dia benar-benar tak begitu menyukai pria itu tapi disisi lain ada seorang ibu terus memohon pada dirinya agar menerima putranya.
"Baiklah." jawab Lukita yang terpaksa menerima tawaran itu.
Mama Soraya terlihat begitu bahagia, dan tak percaya usaha dia untuk mendekati Lukita akhirnya berhasil juga.
"Terimakasih sayang." mama Soraya langsung memeluk Lukita, dibelakang Lukita merasa sedikit rasa kecewa yang dimana dia harus menerima pria itu.
Bukan masalah dia ingin mencari kesempatan dalam kesempitan tapi Lukita tak tega melihat mama Soraya terus memohon dan meminta untuk menerima putranya.
Dan Lukita hanya bisa menjawab bersedia menerimanya. Dan Lukita pun sadar sepenuhnya jika dirinya harus mempertanggung jawabkan dengan apa yang dia ucapkan.
Mama Soraya terlihat tersenyum bahagia, akhirnya Lukita bersedia untuk menikah dengan putranya.
"Ayo dimakan sayang, jam berapa kamu masuk kuliah?" tanya mama Soraya pada Lukita.
"Jam 10 siang." jawab Lukita.
"Ya sudah, sekarang kamu makan dulu setelah itu kita duduk santai mengobrol." jawab mama Soraya yang begitu antusias dan terlihat keduanya begitu akrab.
"Maaf keadaannya seperti ini." ucap Lukita yang mereka makan diatas tikar dilantai. Tidak ada meja makan didalam kamar Lukita.
"Tidak apa-apa sayang, mama tidak masalah." jawab mama Soraya.
Beberapa menit kemudian
Lukita sudah selesai makan, sekarang keduanya duduk santai dengan obrolan santai mereka.
"Sayang, kalau kamu tidak keberatan keluarga mama ingin sekali bertemu secara langsung dengan keluargamu?" tanya Mama Soraya yang secara langsung meminta pada Lukita.
Spontan saja Lukita kaget dengan niatan mama bertemu langsung dengan keluarganya.
"Maksudnya?"
"Mama ingin sekali langsung bertemu dengan keluargamu dan secara langsung melamarmu sebagai bukti keseriusan putra mama denganmu." ucap mama Soraya pada Lukita.
Respon Lukita benar-benar kaget mendengar kabar itu. "Waduh bagaimana ini." batin Lukita yang bingung harus beralasan bagaimana.
"Tapi maaf sebelumnya, sebenarnya keluarga saya tinggal di kampung ." ucap Lukita yang memcoba mencari alasan lain.
"Saya sudah tahu dimana kamu tinggal bahkan saya pun tak permasalahan hal itu. Bagaimana sayang?" tanya mama Soraya pada Lukita yang nampak cemas.
"Darimana mama tahu tempat tinggal saya?" pertanyaan langsung keluar dari mulut Lukita, bahkan dia belum menceritakan sepenuhnya pada wanita didepannya.
"Tidak perlu mama bertanya denganmu, mama pun sudah mengetahuinya. Bagaimana apa boleh keluarga mama bertemu dengan keluargamu?" tanya mama Soraya untuk kedua kalinya.
Lukita membalas dengan anggukkan, walaupun didalam hatinya cukup berat harus menerima itu.
"Baiklah sayang, kapan-kapan mama kabari kamu lagi. Yang terpenting nanti mama kabari kapan kami semua bertemu secara langsung dengan keluargamu." ucap mama Soraya yang tak sabar menjadikan Lukita menjadi bagian keluarga sekaligus menjadi menantu dikeluarkannya.
Lukita makin frustrasi dengan masalah yang sedang dia kini hadapi, semuanya berjalan berurutan dengan masalah yang selalu ada yang harus di hadapi.
"Kenapa juga aku harus bertemu pria itu, kalau begitu aku tak sudi datang menemui dikantornya kalau nasibku akan seperti ini." batin Lukita yang menyesal kenapa dia harus berurusan dengan pria itu ini.
Tak terasa sudah 1jam mama Soraya asyik mengobrol. "Ya sudah sayang, mama mau pulang dulu. Ingat pesan mama." perintah mama Soraya pada Lukita.
"Iya ma." jawab mama Soraya, akhirnya mama Soraya pergi dari kostnya. Rasanya kedua kakinya lemas langsung lemas.
"Bagaimana ini, kalau aku nolak aku takut nanti sedih, kalau aku terima aku yang sial. Kenapa juga harus pria itu juga." batin Lukita yang sulit menerima kenyataan itu.
Berbeda saat diawal saat masih bersama beliau, kini Lukita hanya bisa meratapi nasibnya.
Ditempat lain
Damian baru saja selesai rapat dengan klien, kini dia menuju ruang kerjanya. Didalam ruangan itu ada Milano yang berdiri didepannya.
"Nanti sore kita ke kampus menjemput Wanita itu lagi." jawab Damian yang menyuruh asistennya.
"Baik tuan." jawab Milano, saat hendak akan keluar di ruangan itu, Terdengar suara panggilan untuk dirinya.
"susu milo." teriak Damian yang secara langsung milano menoleh kearah tuannya.
"Ada apa tuan."
"Tolong siapkan minuman kopi hitam." perintah Damian pada asistennya.
"Baik tuan." jawab Milano yang terlihat menahan rasa kesalnya, setelah keluar dari ruangan Milano tampak ngomong sendiri didepan pintu.
"Gara-gara wanita itu, namaku jadi aneh begini ." gumam Milano yang namanya diganti dengan nama itu.
Milano pun segera pergi membuatkan pesanan tuannya.
Didalam ruang kerjanya, Damian nampak terdiam seperti ada yang sedang menganggu pikirannya. Sembari memegang dahinya sendiri. Hingga Damian memejamkan kedua matanya seperti ingin menetralkan pikirannya yang begitu berat yang dia pikul.