Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Karin membereskan mukenanya setelah ritual sholat selesai, dia membangunkan Raisa. setelah Raisa bangun dia beranjak mengetuk pintu kamar tamu sebelahnya karena ingin membangunkan Kiki.
tok .. tok .. tok ..
"Kiki bangun, sholat subuh dulu Ki" panggil Karin dari arah luar.
sementara yang di panggil masih enggan untuk bangun, dia tidak sadar ada seseorang yang sedang memeluk tubuhnya dari samping.
Kiki mendengar suara kakaknya memanggil terpaksa membuka matanya dan menjawab panggilan sang kakak.
"iya teh Kiki udah bangun." jawab Kiki setengah berteriak.
karena sudah mendapat jawaban Karin pergi meninggalkan pintu kamar yang tadinya ia ketuk.
Kiki menggerakkan badannya yang terasa berat, dia melihat di atas perutnya ada sebuah tangan yang melingkar memeluknya erat. Kiki refleks menoleh ke arah samping betapa terkejutnya ia melihat Zidan yang memeluknya erat serta mulutnya yang mengeluarkan cairan bening yang bau menempel di pundaknya.
aarrggghh ..
brugghh ..
"aww pant*tku." Zidan meringis menguap pant*tnya.
" kau tidak apa-apa kak?" tanya Kiki khawatir.
Kiki yang terkejut membuat dirinya refleks menendang tubuh Zidan hingga jatuh ke bawah.
"lo ini apa-apaan sih? kenapa berteriak ? dan juga main tendang tubuh orang aja, gak tau apa gue lagi mimpi indah ! gara-gara lo mimpi gue hancur berantakan . tau!!" gerutu Zidan.
"ya maaf atuh, habisnya ka Zidan ngapain peluk kiki? Kiki kan masih normal kak. Dan liat nih di pundak Kiki jadi ada pulau nya, ihh mana bau banget lagi." ucap Kiki jijik melihat peta buatan Zidan di pundaknya.
"gue juga normal kali !! gue masih suka donat bolong, gak suka sama sesama terong. tau !! ucap Zidan kesal.
Zidan yang memang sadar kalau punya kebiasaan buruk yaitu suka mangap kalo lagi tidur dan mengakibatkan air liurnya mengalir dengan bebas. Zidan yang tadinya kesal, sekarang merasa malu sendiri karena kebiasaan buruknya dilihat Kiki.
"ya maaf mungkin gara-gara semalem kita main game sampai larut jadi gue ngantuk dan gak sadar peluk Lo, gue udah biasa meluk guling jadi wajar aja kalo refleks meluk Lo." ucap Zidan.
semalam Zidan dan Kiki main game sampai larut malam atas ajakan Zidan. Semenjak Rafka bercerai Zidan memang suka menginap di rumah Rafka kalau datang ke Indonesia, Reza pun begitu. bahkan Rafka menyiapkan kamar khusus untuk Zidan beserta game kesukaan Zidan karena Rafka sudah menganggap Zidan seperti adik kandungnya sendiri.
"jadi ngiler juga kebiasaan kak zidan?" tanya Kiki kepo.
"isshh Lo ini gak usah kepo deh, cepet mandi sana nanti Lo pakai baju gue aja, gue bawa baju ganti kok tenang aja dan kayaknya ukuran baju kita sama."
Kiki menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kiki langsung pergi ke kamar mandi dengan membawa baju yang Zidan kasih, setelah selesai mandi Kiki menunaikan ibadah subuhnya sendiri karena Zidan kembali tidur lagi.
****
Mama Ayu dan juga papa William sejak semalam memang mereka pulang karena di rumahnya ada tamu yang sudah menunggu. tadinya mereka enggan untuk pulang karena tidak mau meninggalkan cucunya, namun Rafka menyarankan keduanya untuk pulang karena tidak enak dan juga kasihan jika tamunya menunggu lebih lama lagi, takutnya ada hal yang penting. dengan berat hati orang tua Rafka mengiyakan perkataan Rafka, Mama Ayu menyuruh Reza dan Zidan untuk tetap di rumah Rafka dan membujuk Karin, Raisa dan juga Kiki untuk ikut serta menginap di sana. Mama ayu lega Karin menyetujuinya, sebelum pergi dia juga memberikan pakaian tidur pada Karin dan Raisa, karena tidak mungkin mereka tidur dengan memakai dress saja takutnya mereka tidak nyaman pikirnya.
'dengan adanya Karin disini, aku yakin si kembar akan baik-baik saja'. batin Mama ayu sebelum pergi dari rumah Rafka
****
Sebelum pergi dari rumah Rafka, Karin berjalan ke arah lantai 2 menuju kamar si kembar.
tok .. tok .. tok ..
karena tidak ada jawaban, Karin mencoba membuka handle pintu yang ternyata tidak di kunci. dia melongok kan kepalanya ke dalam, dilihatnya si kembar masih tertidur dengan posisi saling memeluk.
'manis sekali kalian sayang' batin Karin tersenyum.
Karin mendekat ke arah ranjang si kembar. dengan pelan dia duduk di samping kasur, perlahan Karin mengusap kepala si kembar dengan lembut untuk membangunkan mereka.
"sayang ayo bangun, sudah subuh loh" ucapnya dengan lemah lembut.
merasa ada yang bergerak di atas kepalanya, keduanya nampak tidak bergeming. namun setelah mendengar suara yang di kenalnya, mereka lantas menggerakkan badannya dan duduk sambil mengucek matanya. setelah semua nyawanya sudah terkumpul, akhirnya mereka membuka matanya dengan kesadaran penuh dan melihat ke arah samping ada Karin yang tersenyum melihat ke arah keduanya.
"AUNTY" pekik keduanya dengan suara yang nyaring membuat Karin langsung menutup kedua telinganya.
"iya sayang aunty di sini"
"sekarang mandi yuk, terus sholat subuh." ajak Karin.
keduanya mengangguk kemudian turun dari ranjangnya dengan sedikit berlari menuju kamar mandi. Karin membantu si kembar mandi dan juga memakaikan pakaiannya, hal itu membuat si kembar sangat senang.
si kembar tidak tau caranya sholat karena Rafka tidak pernah mengajak mereka sholat, dengan sabar Karin mengajarkan mereka sholat.
mereka tak tahu jika ada seseorang yang sedang memperhatikan interaksi antara anak dan juga wanita yang baru beberapa jam menjadi kekasihnya.
'*aku merasa sudah memberikan yang terbaik untuk anakku. tapi ternyata aku salah, masih banyak yang aku lewatkan, ternyata seorang ibu begitu besar pengaruh bagi anaknya'.
'benar kata orang, seorang ibu bisa menjadi ayah tapi seorang ayah belum tentu bisa menjadi seorang ibu. itulah yang aku rasakan saat ini, tadinya aku merasa tidak memerlukan seseorang untuk menjadi ibu bagi mereka karena aku yakin bisa merangkap dua peran sekaligus. nyatanya, mengajarkan mereka sholat saja aku tidak pernah, waktu? waktu bersama mereka pun sangat jarang mereka dapatkan dariku karena kesibukan ku sendiri'.
'ya Allah maafkan aku karena telah lalai menjaga amanah yang kau berikan padaku, semoga Karin memang jodoh yang engkau kirimkan untukku dan juga ibu yang baik serta menyayangi kedua anakku dengan tulus. Aammiin*'. batin Rafka
sholat subuh sudah selesai. kini Karin dan si kembar sedang duduk di bawah karpet berbulu, si kembar menempelkan tubuhnya ke tubuh Karin.
"aunty terimakasih." ucap Kenzo.
"terimakasih untuk apa?" tanya Karin heran.
"berkat aunty Kenzi dan Kenzo bisa merasakan pelukan seorang ibu, yang tidak dapat kami rasakan dari mommy kami sendiri." jawan Kenzi sendu.
Karin mendekap kedua tubuh si kembar dan mengusap punggungnya dengan lembut.
"tidak perlu berterima kasih sayang, aunty Karin akan menyayangi kalian dan menganggap kalian sebagai anak aunty sendiri." ucap Karin tulus.
"apakah aunty mau menjadi mommy baru kami?" tanya Kenzo.
" kenapa kalian ingin aunty jadi mommy kalian?" tanya balik Karin.
"Karena ada sesuatu yang kami sembunyikan dari Daddy dan yang lainnya aunty."ucap Kenzi.
"sesuatu apa? apa aunty boleh mengetahuinya ?" tanya Karin dengan mimik muka penasarannya.
keduanya mengangguk menjawab pertanyaan Karin.
"karena ..
jangan lupa pepet erus rafka jangan kasih kendor....