"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan
Tiba di rumah tuan Arya
Kayla dan Zein berjalan masuk ke dalam rumah tuan Arya yang kebetulan pintu utama nya terbuka. Ternyata diruang tamu ada Reino yang tengah mengobrol dengan ayahnya. "Selamat siang tuan Arya dan tuan Reino", sapa Kayla dengan sedikit membungkukkan badannya.
"Kayla, untung lah Kamu segera kembali", ucap tuan Arya dengan raut wajah sumringah. sementara itu Reino hanya melirik lalu memutar bola matanya pertanda tidak suka.
"Tuan Arya senang bertemu dengan anda", ucap Zein tatkala menjabat tangan tuan Arya dan juga Reino.
"Terima kasih Zein, kamu sudah menemani Kayla dan membawanya kembali", kata tuan Arya.
"Saya dengan senang hati melakukan nya, jadi tuan Arya tidak perlu sungkan", jawab Zein karena dia memang sangat senang bisa bersama Kayla.
"Kalau begitu saya permisi ke kamar mandi untuk ganti baju kantor dulu", pamit Zein yang saat itu ia tengah mengenakan kaos putih polos dan celana cargo berwarna coksu. "Tuan Arya, saya juga permisi sebentar untuk meletakkan baju kotor saya dibelakang", izin Kayla yang juga ingin ke kamar mandi.
"iya pergilah, kalau lapar makan lah dulu sekalian ajak Zein, tadi BI Sumi sudah masak menggantikan tugas ibumu!", jawab tuan Arya.
"iya tuan, permisi ", pamit Kayla yang kemudian berbalik badan untuk pergi.
Ia memegang dada nya yang mana degup jantungnya terasa lebih cepat seperti habis berlari.
Jantung ku, kenapa berdebar debar seperti ini. Aku rasanya tidak akan kuat jika terus berlama-lama memandang tuan Reino... gumam Kayla dalam hatinya sambil senyum senyum sendiri.
Saat sampai di dapur, Kayla bertemu BI Sumi yang sedang mengelap meja. BI Sumi merupakan pembantu lama tuan Arya yang bekerja hanya pada siang hari karena rumah nya dekat, berbeda dengan ibu Kayla yang menginap. Karena memang rumah tuan Arya yang begitu besar maka nya membutuhkan pembantu lebih dari satu.
"BI Sumi, apa kabar!", sapa Kayla.
"Baik neng, eh maaf ya BIbik kemarin nggak bisa ikut takziah soalnya nggak ada yang nganterin", jawab BI Sumi yang merasa tidak enak hati. "
Ah nggak papa bik, namanya juga jauh", jawab Kayla. "ya udah ya bik, saya mau ke kamar mandi dulu", kata Kayla. Kebetulan Zein baru saja keluar dari kamar mandi dengan memakai setelan jas hitam dan celana panjang, gaya rambut two block menambah ketampanan nya sehingga terlihat seperti opa opa Korea.
"Kak Zein, apa kakak lapar? Tuan Arya tadi menyuruh kakak untuk makan dulu sebelum ke kantor", ucap Kayla pada Zein.
"Maaf Kay, perutku masih kenyang. Bekal dari ibu juga belum ku makan", jawab Zein.
"oh ya sudah, aku mau ke kamar mandi dulu kak", ucap Kayla.
"Tunggu", sela Zein sebelum Kayla masuk ke kamar mandi.
"Habis ini aku mau langsung ke kantor, apa kamu nggak mau bersalaman? Entah kapan kita bisa bertemu lagi kalau jadwalku sedang sibuk sibuk nya", kata Zein memelas.
Kayla yang mendengar nya langsung tersenyum lebar hingga terlihat giginya.
"Kak Zein, kenapa ekspresi kakak lucu sekali? seperti anak kecil kehilangan mainan. hihihihi...", ucap Kayla karena Zein terlihat cemberut. Namun setelah melihat Kayla tersenyum, Zein pun ikut tersenyum juga. Kayla segera meraih tangan kanan Zein lalu mencium tangan nya.
"selamat bekerja dan Hati hati di jalan kakak ", ucap Kayla yang kemudian masuk ke kamar mandi dan menutup pintu nya.
"imut sekali", gumam Zein sambil mencium bekas tangan nya yang disalami Kayla.
Di ruang tamu terlihat Reino dan tuan Arya sedang mengobrol dengan serius, kedatangan Zein membuat Reino mengakhiri obrolan dengan ayahnya. "Zein sudah siap, aku pergi dulu ayah", kata Reino sambil berdiri lalu mencium tangan ayahnya.
"Mari tuan Arya", Zein juga berpamitan. Tampak raut wajah Reino terlihat marah, Reino berjalan di ikuti Zein dibelakangnya. "Lu kenapa? mata lu merah, abis berantem Ama bokap Lu?", tanya Zein saat mereka berdua sudah ada di halaman. "Lo pikir apa lagi! males banget gue terus terusan di suruh cepetan nikah", jawab Reino.
"elo males, gue malah pengen cepet-cepet. umur kita tuh udah 32, masa lu pengen jomblo Mulu!", ucap Zein.
"Diem Lo, ngebacot Mulu kek bokap gue lu lama lama. Nih setirin mobil gue!", kata Reino sambil melempar kunci mobil ke arah Zein dan dengan sigap Zein menangkap nya.
"pak Arman, tolong nanti antarkan mobil Zein ke kantor saya ", ucap Reino dengan suara lantang pada pak Arman yang sedang menyirami tanaman.
"Baik tuan muda", jawab pak Arman yang langsung menghampiri Zein untuk mengambil kunci mobilnya.
Setelah menyerahkan kunci mobilnya, Zein segera masuk ke dalam mobil menyusul Reino yang masuk lebih dulu. Zein menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Didalam mobil, Reino merogoh saku jasnya untuk mengambil obat anti depresan. Ia langsung menelan 1 buah pil tanpa minum air putih. Zein melihat Reino merasa iba karena hingga saat ini Reino belum bisa terlepas dari obat nya.
Reino memang beruntung dari segi materi, tapi tidak dengan kasih sayang. Kuharap Reino segera menemukan orang yang tulus menyayangi nya. Gumam Zein dalam hatinya.