Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Yang Akan Terjadi?
Tok, tok, tok, tok!
"Siapa?!" Teriak Anggasta kesal.
"Lanjutkan, Kak! Apel pagi dan lari pagi biar aku yang handle!" Teriak Nala.
"Shiiiiitttttt!" Anggasta mengumpat sambil terus menatap Intan tak berkedip.
Intan mengecup bibir Anggasta ketika Anggasta masih menangkup wajah dan memandangi Intan tak berkedip.
Anggasta sontak mengerang frustasi karena dia sudah tidak sanggup lagi mengendalikan dirinya. Gairah menyelimuti Anggasta sepenuhnya. Lalu, Anggasta menggeram, "Aku akan ingatkan kamu cara berciuman yang benar, Babe" Anggasta kemudian menempelkan bibirnya ke bibir Intan, satu tangan bergerak ke belakang untuk menarik tengkuk Intan. Saat Anggasta menekan lembut bibir Intan, Intan berjinjit dan menggelungkan kedua lengannya di leher Anggasta.
"Kemarilah, Tan" Sambil berkata begitu, Anggasta menarik tubuh lembut Intan ke tubuhnya yang keras. Intan terasa lentur tetapi tidak yakin. Begitu hangat dan menonjol di tempat-tempat yang seluruhnya Tepat.
Saat itu juga, Anggasta tersesat
...🔥🔥🔥🔥...
Sementara itu di sebuah mansion besar yang mewah, pria bertopeng melepas topengnya. Dia tersenyum hangat di depan sebuah foto wanita cantik. Murray Chen nama asli pria bertopeng yang sesungguhnya sudah berumur tiga puluh lima tahun dan bukan dua puluh lima tahun itu, pernah tinggal di sebelah rumah orangtuanya Intan dan dia mencintai mamanya Intan. Bukan hanya cinta monyet, cinta sesaat, atau cinta yang timbul dari gejolak masa remajanya kala itu, tetapi cinta yang sangat mendalam.
Dia mencintai wanita yang sudah menikah dan memiliki anak dan wanita itu lebih tua darinya. Karena selalu ditolak cintanya oleh mamanya Intan kala itu, dia nekat membunuh mamanya Intan sekaligus Papanya Intan. Dia membuat TKP seolah-olah papanya Intan yang sudah membunuh istrinya sehingga dia bebas dari segala tuduhan dan pergi ke luar negri dengan tenangnya.
Intan yang tumbuh besar dan mewarisi kecantikan mamanya, membuat Murray Chen jatuh cinta untuk yang kedua kalinya dan kali ini dia bertekad untuk memiliki Intan bagaimana pun caranya.
Foto mamanya Intan membuat Murray Chen tiba-tiba merasa pening dan pria berwajah tampan itu bergumam, "Rasa cinta ini tidak bisa aku lupakan dan tidak bisa aku lepaskan karena selalu kau tolak. Tapi kini aku menemukan wanita yang memiliki wajah seperti kamu. Ijinkan aku menikahi Anakmu jika aku tidak bisa memiliki kamu kala itu"
...🔥🔥🔥🔥...
"Kapten kenapa? Sakit, ya?" Tanya Roy sambil mensejajarkan laju lari kecilnya dengan laju lari kecil istrinya.
Nala menoleh ke Roy, "Kapten baik-baik saja"
Gilang yang mendengar percakapan Roy dan Nala langsung melesat maju dan berlari kecil di dekat Roy lalu berkata, "Kakak ipar datang tadi"
Nala mendelik ke Gilang dan Roy langsung menyemburkan, "Kau suruh masuk begitu saja Kakak ipar ke kamar Kapten?"
"Kenapa? Nggak boleh? Intan, kan, masih Istri sahnya Kapten"
"Iya, emm, bener sih, tapi apa Kapten tidak kaget kalau di pagi-pagi buta muncul Istrinya di kamar?"Roy mendengus kesal.
"Aman, kok" Sahut Nala.
"Terserah kamu, lah" Sahut Roy sambil mempercepat laju larinya.
"Iya, terserah kamu" Sahut Gilang sambil menyusul Roy.
Awan kemudian menyusul laju lari kecilnya Nala untuk bertanya, "Apa benar Kakak ipar ada di kamarnya Kapten?"
"Iya. Emang kenapa?" Nala mendelik kesal ke Awan.
Awan sontak menyusul Roy dan Gilang sambil berteriak, "Terserah kamu!"
"Dasar gila semuanya!!!!!" Teriak Nala ke Awan, Roy, dan Gilang.
Sementara itu di kamar kapten Anggasta, sang kapten tengah berciuman intens dengan istri kecilnya.
Adrenalin terus terpacu di dalam darah Anggasta, mengalahkan akal sehat dan pikiran-pikiran logis yang sedari semalam membuatnya meragukan Intan. Keharuman dan keranuman Intan membuat Anggasta kehilangan kesadarannya.
Menangkupkan satu tangan di gundukan lunak Intan, Anggasta menemukan puncaknya dan dengan ibu jari dia memainkan puncak itu tanpa melepaskan belitan lidahnya di lidah Intan dan dia tahu dirinya harus mencicipi Intan.
Saat ini juga.
Setelah menarik lepas rompi Intan lalu melemparkannya ke sembarang arah, Anggasta menaikkan kaos Intan dan menarik tali pakaian dalam ke bawah, lalu Anggasta membungkuk dan menangkup puncak gunung kembar yang kencang dengan mulutnya.
Sambil mengerang pelan, Intan menjambak rambut Anggasta dengan tangannya, berusaha menarik Anggasta lebih dekat.
Itu tidak cukup.......
Namun, apa yang akan terjadi?
ayo ngaku, gk usah gengsi
Intan udah pandai menggombal ya
5iklan buat ka author😁😁🤭🤭