NovelToon NovelToon
Benih Kakak Iparku

Benih Kakak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Anak Genius / Konflik etika / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:757.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Baby Ara

"Hentikan gerakanmu, Bella," ucap Leo berat sambil mencengkram pinggang Bella. Bulu halus di tubuh Bella meremang, napas mint Leo memburu dengan kepalanya tenggelam di perpotongan leher Bella membuat gerakan menyusuri.

"kak, jangan seperti ini."

"Bantu aku, Bella."

"Maksudnya bantu apa?"

"Dia terbangun. Tolong, ambil alih. aku tidak sanggup menahannya lebih lama," ucap Leo memangku Bella di kursi rodanya dalam lift dengan keadaan gelap gulita.

Leo Devano Galaxy adalah pewaris sah Sky Corp. 2 tahun lalu, Leo menolak menikahi Bella Samira, wanita berusia 23 tahun yang berasal dari desa. Kecelakaan mobil empat tahun lalu membuat Leo mengalami lumpuh permanen dan kepergian misterius tunangannya adalah penyumbang terbesar sifat kaku Leo.

Hingga Bella berakhir menikah dengan Adam Galaxy, anak dari istri kedua papa Leo yang kala itu masih SMA dan sangat membenci Leo.

Sebenarnya Apa yang terjadi pada Leo hingga ingin menyentuh Bella yang jelas-jelas ia tolak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby Ara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Leo mode sinis apa posesif?

"Masuk kamar, tidurlah," perintah Leo setelah membuka pintu kamarnya. Mata Leo mengisyaratkan Bella untuk masuk.

"Tapi kak ...."

"Ini sudah nyaris subuh." Leo menghela napas berat. "Jangan banyak tingkah, besok aku akan ke kantor."

Bella memilin kedua tangannya di depan perut. Ia menunduk. "Aku tidak berani tidur sendiri kak," jujur Bella. Tempat baru memang selalu berhasil membuat Bella membayangkan berbagai hantu menemaninya.

Leo tersenyum sinis. "Jangan mengada-ngada. Aku sering melihatmu di tinggal Adam. Buktinya, kau tidak mati."

Kesal membuat Bella mencubit lengan pria itu. Tapi Leo, sama sekali tidak kesakitan. Cubitan Bella seperti kepala kucing mendusel ditangannya.

"Bukan begitu juga mekanismenya. Ini tempat baru. Te ... Temani aku kak," ujar Bella meski harus menebalkan muka.

Bella tidak perduli jika ada yang bilang ia mencari kesempatan. Toh, bukan begitu maksudnya.

Kedua alis Leo terangkat heran. "Katanya trauma? Tapi kenapa kau mau berlama-lama denganku?"

"Aku takut hantu-hempp!"

Leo menutup mulut Bella yang berteriak. Telinga Leo berdengung karena teriakan cempreng Bella.

"Jangan berteriak! Kau bisa membangunkan seisi mansion. Fine, aku temani."

Leo mengantar Bella di ranjangnya. Leo menulis di kening Bella dengan jari telunjuknya dimana wanita itu duduk di ranjang menghadap kursi roda Leo. Seakan-akan itu mantra peri tidur.

"Tidur ... Tidur ... Tidur, mengerti?"

Bella tersenyum manis. Ia merasa lucu pada tingkah kakak iparnya itu. Ternyata Leo punya sisi kocak juga.

"Terimakasih kak."

"Tidak sama-sama, sebelum kau tidur."

Mendengar itu, Bella segera mengambil posisi berbaring. Bella menarik selimut seperutnya saja namun Leo menaikan hingga batas dada Bella.

"Selamat tidur, Bella," ucap Leo kini melembut.

"Hem, Iya kak," balas Bella lalu perlahan matanya menutup.

Leo beringsut sedikit demi sedikit ke sofa yang bisa dijadikan kasur menghadap kaca besar. Ketika berbaring gorden tadi di buka Leo menampakan langit penuh bintang. Cahaya rembulan menyinari Leo yang mengunakan lengan berbaring sedangkan Bella ditemani lampu tidurnya.

Pikiran Leo menerawang jauh. Wajah Kanaya seakan terlukis di langit malam itu. Menatap sendu pada Leo.

"Aku tidak mencintainya, Nay. Aku hanya mencintaimu. Aku memang salah telah memberikan tubuhku pada wanita lain, namun disini dia adalah korban sebenarnya."

"Kamu mencintainya Leo. Buktinya, kamu nggak menolak menemaninya tidur," jawab bayangan Kanaya.

"Kau salah, aku hanya tidak ingin. Suami kurang ngajarnya menjadikannya babu setelah aku lukai. Percaya aku, Nay," iba Leo, sudut matanya mulai berair.

"Aku pamit ya. Kamu bahagia kayaknya tanpa aku."

"Nay!!"

"Kak Leo, kak, bangun!"

Bella menguncang tubuh Leo. Pria itu terbangun langsung memijit pelipis. Mata Leo silau diterpa cahaya terang dari balik kaca yang menyinari setengah tubuhnya. Ia menyipit, melihat Bella di depannya. Leo langsung menarik memeluknya erat.

"Nay, kamu gak boleh pergi."

Dahi Bella mengkerut tak urung mendorong Leo. "Kak, aku Bella!"

Pantas Leo gelisah dalam tidurnya tadi, ternyata ia memimpikan tunangannya itu, pikir Bella.

"Bella?" linglung Leo.

"Iya."

Bella terdorong ke belakang. Leo mendorongnya di pundak. Pria itu masih posisi berbaring mengusap kasar wajahnya berulang kali. Degup jantung Leo berdetak kencang. Bella merasa tak enak segera berdiri.

"Kakak mimpi buruk ya?" tanya Bella setia menatap Leo terlihat frustasi sendiri.

"Jam berapa ini?" alih-alih menjawab. Leo memilih menanyakan jam.

Bella memberikan jam Leo tersimpan di atas nakas. Leo menerimanya tak lama, ia berdecak kasar. "Shit! Jam 8. Revan, masuk ke kamarku!" Padahal rasa Leo, ia sama sekali tidak tidur.

Leo beralih pada Bella. Menyorot tajam wanita itu. "Kenapa kau tidak membangunkan ku? Bukannya sudah aku katakan semalam. Aku akan ke kantor."

Bella menggaruk pipinya. Leo mode dingin kumat. "Maaf, kak. Sejak subuh aku sudah berkutat di dapur. Aku kira kan kakak tipe orang yang on time."

"Task! Sudahlah. Baik kau keluar. Aku mau mandi."

Leo bertumpu dengan tangannya. Menyeret tubuhnya untuk bersandar di punggung sofa. Bertepatan dengan itu, Revan masuk sudah lengkap dengan stelan jas.

"Selamat pagi Tuan, Nona."

Betapa terkejutnya Bella, melihat bentukan Revan. Sekujur wajahnya terdapat bentol-bentol merah. Bahkan pria itu sesekali mengaruknya. Bella merasa bersalah karena ialah Revan menerima hukuman. Sedangkan Leo masih memikirkan mimpinya tadi.

"Kak Revan, maaf."

Revan tahu maksud itu, menggeleng. "Tidak Nona. Saya yang lalai dalam bertugas. Nona tidak salah kok."

"Tapi tetap saja. Aku biang keroknya. Selesai membantu kak Leo. Temui aku di ruang tamu ya kak."

Belum sempat Revan menjawab, Leo lebih dulu menyela. "Untuk apa? Jangan coba-coba mengoda pengawal ku ya, Bella." Mata Leo memicing tajam.

Bella mengerakan tangannya kekiri dan kekanan. "Bukan seperti itu. Aku ingin memberi salep--"

"Tidak perlu!" suara Leo naik dua oktaf. "Revan, gajimu dipotong dua puluh persen."

Rahang Revan terbuka lebar. Apa salahnya?

"Dan kau, keluar!" tunjuk Leo pada Bella.

"Kak?"

"Revan, tiga puluh persen," ucap Leo salah paham. Bella mulai mengerti, memukul tempurung kepala Leo.

"Aish! Berani kau denganku ya?!"

"Kakak yang apa-apaan? Aku tadi memanggil kakak. Aku mau ijin pulang nanti. Setelah kakak berangkat ke kantor. Batalkan pemotongan gaji kak Revan," mata Bella sampai melotot tak mengerti pola pikir Leo.

Leo berdehem. "Tunggu aku pulang kantor, kita pulang. Dan berhenti memanggil Revan kakak. Disini aku kakak iparmu."

Bella dan Revan saling tatap. Leo banyak bicara namun lebih ke ketus. Jika Leo perempuan, mungkin Bella akan beranggapan Leo terkena Pms.

"Tapi kak, mas Adam pasti mencari ku."

"Tukang selingkuh itu tidak akan mencari mu! Percaya padaku. Pokoknya aku pulang, kau harus masih disini."

Bella menghela napas kasar. Berdebat juga rasanya percuma. "Baiklah."

Setelah selesai mandi dan lengkap dengan jas hitam. Leo dan Revan turun. Di meja makan, Bella dengan cekatan mengambilkan piring beserta lauk pauk untuk Leo. Biasa melayani kebutuhan Adam, Bella tidak bisa melupakan aktivitas nya itu. Mom Aline tersenyum tipis melihat perlakuan Bella.

'Sayang sekali, kau tidak berjodoh dengan Leo nak,' batin Mom Aline.

"Apa cukup kak?"

Leo menunjuk sesuatu berwarna hijau di piringnya. Musuh bebuyutan Leo. Pria itu benci bau menyengatnya. "Singkirkan ini."

"Petai? Loh, kata Mommy kakak suka itu," bingung Bella. Menatap bergantian anak dan ibu itu. Mom Aline nyaris tersedak nasi dalam mulutnya.

"Mom?" tanya Leo. Satu alisnya terangkat. Apa Mommy nya ini berusaha meracuni Leo?

Revan melihat itu, mendorong piring nya pada Bella di kanannya. Meja bundar itu membuat ke empatnya membentuk lingkaran.

"Nona, berikan pada saya saja," ujar Revan. Pria itu yang penggila petai. Lagian menurutnya, bisa sikat gigi lagi.

Bella mengangguk. Leo dengan mata setajam elang menjauhkan piring nya dari jangkauan Bella. Revan sepertinya tidak belajar satu hal. Leo mulai posesif pada adik iparnya itu.

"Kak, kenapa di jauhkan? Kakak kan--"

"Cerewet. Makan! Jangan sibuk mengurus orang yang bisa mengurus dirinya sendiri."

Revan menarik perlahan piring nya. Ia tahu, tuannya menyinggung dirinya. Hari ini, Leo benar-benar mode sinis. Mendengar itu, Bella segera duduk.

"Maaf kak," ucap Bella tanpa suara pada Revan yang kebetulan menatapnya.

"Ehem! Bella ambilkan aku air!" perintah Leo. Ia melihat adegan keduanya saling tatap. Mom Aline menggeleng, padahal Leo sendiri

sendiri berucap, jangan mengurus orang yang bisa mengurus dirinya sendiri.

"Baik--"

Mom Aline menyela. Bella sudah berdiri dari duduknya tadi. "Aneh sekali putra semata wayangku hari ini. Biasanya Leo itu mandiri. Ini kenapa banyak suruh ya?"

Leo pura-pura memperbaiki letak dasinya. Padahal ia mendengar singgungan tajam dari mommy nya itu. "Bella adik iparmu bukan istrimu. Punya istri sendiri kalau ingin di layani."

Mom Aline sengaja berucap seperti itu. Leo mulai lupa dengan statusnya. Sebagai ibu, mom Aline tidak mau Leo menjadi pengganggu rumah tangga orang, terlepas bagaimana perlakuan Adam pada Bella. Leo tetap orang luar.

"Mom, tidak apa." Bella menengahi, mengelus punggung tangan mom Aline balik di elus mommy Leo itu.

"Selesai makan, biar Mom yang antar kamu pulang. Kebetulan Mommy akan kesana."

"Tidak perlu Mom. Biar Bella pulang denganku," suara Leo terdengar tidak suka ajakan mom Aline pada Bella.

"Leo ...," ujar Mom Aline.

Pria itu menjalankan kursi rodanya. Meninggalkan piringnya yang masih penuh nasi sedikitpun belum Leo cicip. Ia menarik kasar tangan Bella. Mom Aline menghela napasnya.

"Berdiri. Kau ikut aku ke kantor."

"Apa ke kantor?" Bella menggeleng. Bisa mati ia jika Adam melihat. "Tidak--"

"Ikut atau ku seret paksa," ancam Leo tak main-main. Tingkahnya itu, seakan Bella harus terus berada dalam radarnya.

1
👸 Naf 👸
wahh Brian musuh dlm selimut nee.
yg bantu Kanara kayaknya Brian, duh tertipu nee aku 🤦🏻‍♀️
👸 Naf 👸
Ya udh ama Brian ajaaa deh, dia tulus sm kamu, dan kekuasaan Brian samaa besar dgn Leo, jd Brian bs melindungi kamu Bella
👸 Naf 👸
Mak lampir Devita
Muhtar Okong
kak kapan di lanjut lagi ceritanya??
Nurulhikmah Hikmah
mana up nya thor
Uum Uum
lanjut ka lg seru nih
sarah shen
bodoh lo bela mana mungkin penjahat mau nolong lo 😬
Muji Lestari
lama sangat Tor up nya
Muji Lestari
lama sangat up nya thor
Umi kalsum
Thor semangat tak tunggu updatenya
Ken L
othor lama banget ga upload ceritanya
ˢ⍣⃟ₛ𝓙𝓲𝓫𝓻𝓲𝓵 ᴬᴰᴵᴻᴰᴬɯɐɨʈ🎧
jika kau turuti kemauan kanara kamu pasti akan menyesal Sam
ˢ⍣⃟ₛ𝓙𝓲𝓫𝓻𝓲𝓵 ᴬᴰᴵᴻᴰᴬɯɐɨʈ🎧
bagus Setelah di ambil darahnya siksa tu kanara bikin dia takut untuk mati
Asih Rahmadhani Bohara
g niat lanjutin thor?
Aurora
Luar biasa
Astrina Maulina
thor up lagi dong
Leak Essence
kok nggak lanjut² ya thor
AResha
mana outhor dah lama gak up kangen bella leo🤣
Raimah Ime
blum di lanjut ka
Rilla Amini
ayooo kak crazy up. keburu lupa alur crtanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!