NovelToon NovelToon
Descendant Of A Mafia

Descendant Of A Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Gangster
Popularitas:69k
Nilai: 4.9
Nama Author: Four

Siapa sangka seorang dokter cantik nan muda bisa menarik perhatian bos gangster dalam pandangan pertama hingga membawanya ke dalam cinta segitiga antara sang dokter, bos gangster dan seorang polisi yang merupakan calon suami dari dokter cantik tersebut.

Di sisi lainnya, sebuah pembunuhan brutal terjadi di kalangan konglomerat hingga menggemparkan berita orang-orang kaya. Tidak diketahui motif sang pembunuh, namun hanya ada satu kemungkinan yaitu balas dendam.

Semua yang terjadi rupanya terhubung satu sama lain. Cinta, pembunuhan, kebohongan dan balas dendam.

(Cerita season 2 dari season 1 berjudul Only 200 Days Mr. Mafia) jika belum membacanya, silahkan baca dulu jika berkenan ^^

°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DOAM — BAB 24

PEMBUNUHAN YANG SAMA

Suara sirine polisi menjadi pusat perhatian semua orang saat ini. pertunjukan yang masih berlanjut bersamaan dengan pembunuhan yang tak jauh dari arah sana. Kini polisi sudah memasang sebuah pembatas agar mereka yang datang hanya bisa melihat tanpa mendekati TKP.

Terlihat seorang wanita menangis sesenggukan dengan anak laki-laki yang berada di pelukannya.

“Sebentar.” Pamit Tobias ketika dia sibuk berbincang dengan Robbie, pria itu tak tega melihat istri dan anak dari Rico Nestore menangis di samping jenazah Rico yang hendak di masukkan ke dalam mobil ambulan.

“Aku turut berdukacita.” Ucap Tobias seraya mengusap kepala anak laki-laki yang masih menangis sembari memeluk perut ibunya.

“Siapa pembunuhnya? Kenapa mereka membunuh suamiku, padahal Rico tidak pernah berbuat jahat ataupun melanggar hukum.” Wanita itu menyentuh lengan suaminya yang tertutup oleh selimut putih. Sambil menangis dia juga kesal dengan sang pembunuh.

Hendak menjawab, tiba-tiba Robbie datang dan langsung menjawabnya. “Bukan mereka, kami akan menangkapnya. Kau lebih baik pulang dan istirahat lah, biarkan pihak rumah sakit mengotopsi jenazah Rico terlebih dahulu.” Jelas Robbie langsung to the poin.

Setelah mengatakan itu, pria yang kini terlihat serius itu kembali berjalan menuju ke titik lokasi pembunuhan tadi.

“Apa maksudmu tentang para pembunuh tadi? Mereka hanya satu orang saja?” tegur pria berkemeja biru tua itu kepada Robbie saat ini.

“Ya. Aku yakin orang itu adalah orang yang sama, yang membunuh Aren Alberto, Andriano Benito dan Rico.” Jelas Robbie. pasalnya, tak ada tanda lainnya dan bukti lainnya yang menyatakan bahwa ada seorang wanita juga di sana.

Bahkan saksi mata hanya melihat keberadaan sang pria. Sementara Zoe selalu pergi terlebih dahulu, memang begitulah rencananya untuk mengelabuhi polisi.

...***...

Usai berhasil menembak dua pria yang mengikutinya. Kini Luca mengejar seorang pria yang kehabisan peluru, sama sepertinya. Mereka berlari begitu cepat hingga keluar dari kompleks taman tersebut dan menuju ke sebuah ladang yang menjulang ke bawa, terdapat sungai mengalir di bawanya.

“Shit...” Umpat Luca disela berlarinya. Tak banyak waktu lagi sebelum musuhnya nekat meloncat ke sungai, Luca mengeluarkan sebuah pisau kecil di selipan belakang celananya.

Jlebb! Satu lemparan tepat sasaran. pria itu berhasil melempar pisaunya hingga tertancap di punggung. Tepat di saat itulah Luca langsung menangkapnya dan memiting tangan pria asing yang mengikutinya diam-diam.

“Siapa yang menyuruhmu hah?” sentak Luca tak peduli walaupun pisau masih tertancap di punggung musuhnya.

“Tu-tu-tuan Jimmy yang menyuruhku. Dia menyuruh untuk membawamu paksa kepadanya.”

Luca mengerutkan kedua alisnya dengan kesal. Lagi-lagi perbuatan ayahnya, kenapa pria itu tidak pergi saja dari hidupnya. Luca mencabut kasar pisau tadi lalu melempar pria malang tadi ke dalam sungai.

Tak hanya pria itu saja yang Luca masukkan ke dalam sungai, dua pria lainnya juga. Dan ingat, seorang gangster hampir sama seperti seorang mafia. Mereka berhasil menyembunyikan seluruh jejak kejahatan mereka agar tak ada satupun yang curiga.

.

.

.

Setelah menyelesaikan semuanya, Luca kembali ke mobilnya, menyembunyikan pistol-pistol tadi ke dalam bagasi mobilnya. Tak ada seorang pun yang mengetahui bahkan suara tembakan yang terlepas pun berhasil dihalau oleh suara mesin mobil yang sengaja Luca siapkan. Wajarlah, mobil canggih, toh pistol milik Luca tak berbunyi ketika pelatuk ditekan.

Ketika pria itu melangkah masuk ke dalam rumah panti yang terlihat gelap gulita, Luca terkejut melihat kehadiran Sarah yang baru saja mengintip lewat jendela.

“Ssstttt— ” pria itu langsung memojokkan Sarah, membungkam mulutnya dan menekan lebih dekat tubuhnya ke tubuh wanita itu yang saat ini menempel di tembok. Kedua mata Sarah terbuka lebar dengan syok yang dia rasakan.

“Apa kau melihatnya?” tanya Luca berbisik pelan.

Sarah yang dilanda ketakutan, hanya mengangguk sebagai jawabannya.

“Diam dan berpura-pura lah tidak tahu. Mengerti.” Sekali lagi Sarah menganggukkan kepalanya hingga Luca melepaskan kedua tangannya dari Sarah dan menatap lekat wanita cantik yang rupanya sudah tersadar kembali dari pingsannya.

“Ke-kenapa kau membunuh mereka? Si-siapa mereka?” tanya Sarah dengan kegugupan. Dia memang wanita yang ketus dan berani, namun jika sudah berurusan dengan pembunuhan tentu saja semua wanita akan terkejut hingga lemas dan ketakutan.

“Mereka adalah musuhku.” Jawab Luca begitu saja tanpa menjelaskan bahwa orang-orang tadi adalah suruhan dari ayahnya sendiri.

“Kau juga musuhku.” Tegur Sarah sebelum dia melengos pergi berjaga jarak sebisa mungkin dengan pria pembunuh seperti Luca.

Pria itu sedikit mendesis hingga mengikuti langkah Sarah yang masih terlihat seperti orang yang sakit kepala. Wanita itu masuk kembali ke kamarnya, di susul oleh Luca yang seketika mengunci pintu kamar tersebut seusai dia masuk tentunya.

“Apa yang kau lakukan? kenapa menguncinya huh?” kepanikan terlihat di wajah Sarah. Bukan sok jual mahal but— hey! Dia berada di satu kamar bersama seorang gangster alias pembunuh dan kriminal. Yang benar saja.

Luca menatapnya intens, berjalan perlahan mendekati Sarah yang mulai kebingungan ingin melarikan diri, namun lewat mana?

“Aku, aku peringatan padamu. Jangan mendekatiku.” Gertak Sarah, namun tak bisa membuat pria itu gentar sekalipun.

Bukannya mendekati Sarah yang saat ini mentok ke meja. Luca malah meraih jaketnya yang memang tergeletak di punggung kursi hingga keberadaan mereka saling dekat namun tak sampai bersentuhan.

Sarah terbungkam seketika, menyadari kesalahpahaman yang sudah dia pikirkan. Sementara Luca, pria itu menatap datar tanpa senyuman, tak seperti biasanya. Luca pergi begitu saja, membuat Sarah penasaran dengan tingkahnya.

“Kau. Kau mau ke mana?” tanya wanita itu sedikit keras agar Luca yang sudah membuka pintu pun dengar.

“Jalan-jalan. Kau mau ikut?” tawarnya yang hanya menoleh saja tanpa berbalik. Belum sempat menjawabnya, Luca sudah pergi begitu saja.

Sarah yang bingung antara bosan dan ingin pergi, akhirnya dia mengikutinya. “Jaga hati Sarah. Ingat itu.” Gumamnya seraya memegang dadanya sendiri. Dia harus bisa menjaga diri dari Luca, karena dia masihlah memiliki seorang kekasih alias calon suami.

...***...

“Berikan datanya padaku.” Sahut Robbie meraih kertas dari polisi yang menjadi asistennya.

Pria itu membaca lengkap titik lokasi, cara pembunuhan, target pembunuhan beserta bukti-bukti yang didapat. Ketika mengamati kertas-kertas tersebut, Robbie kembali mengingat wajah pria berjaket merah yang merupakan pembunuh dari tiga korban yang sama.

Tangan kirinya terkepal kuat. “Keterlaluan.” Geram Robbie memukul mejanya sendiri. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya dia kesulitan mencari bukti apalagi menangkap sang pembunuh tersebut.

Tak berselang lama, Tobias masuk.

“Pretty Benito akan pulang besok sore, apa kita akan datang langsung ke sana?”

Cukup lama Robbie terdiam dan memikirkannya matang-matang. Pria itu kembali menatap ke Tobias.

“Kita tidak boleh gegabah, bisa saja pembunuh itu mengetahui sesuatu tentang kita dan rencana kita.” Jelas Robbie. Tak mau berlama-lama di sana, Tobias pergi setelah memberikan kabar tersebut.

Sementara pria yang masih duduk itu, kembali termenung. “Tatapan yang sangat tajam.” Gumam Robbie saat mengingat kembali sorot mata silver sang pembunuh alias Grey.

1
Mamik Widowati
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Prap Thiya
kirain zoe berjodoh dengan robbie thor
Four.: tidak donggggg 😅 tidak sesuai ekspektasi ya, sorry hihihi!!!
total 1 replies
Femmy Femmy
nggak usah panik Sarah lebih baik secepatnya kamu hubungi Luca jangan pedulikan Tobias yang bisa saja mencelakai mu
Femmy Femmy
jangan mau Sarah nanti kamu dicelakai sama Tobias 😠
Femmy Femmy
Anjing Tobias😠masih bisa mengucapkan kata cinta sama Sarah sedangkan Zoe saudaranya Sarah sudah kamu rusak dan kamu siksa Aparat biadab😠
Femmy Femmy: sesak rasanya😁
Four.: tarik napas dulu donggg 😁
total 2 replies
Femmy Femmy
perwira Polisi tetapi kelakuan bejad 😠
Femmy Femmy
inilah karena jabatan tinggi terus semena2 memperlakukan orang walaupun dia tidak bersalahtunggu saja waktumu Tobias😠
Femmy Femmy
saya kira Joy masih hidup kok disini ceritanya Joy sudah mati??
Four.: Joy meninggal di bunuh Tobias saat Tobias mengikutinya ke tempat persembunyian Zoe dan Grey 😌 kuharap you mengerti!
total 1 replies
Femmy Femmy
zarah kamu harus hati2 dengan calon tunangan mu karena dia bersikap Biadab😠
Femmy Femmy
Anjing dan Biadab kau Tobias kata itu yang pantas untukmu😠
Four.: harap bertenang
total 1 replies
Femmy Femmy
sadis banget mereka memperlakukan Grey seperti itu makanya Zoe dan kakaknya si Grey membalasnya dengan seperti itu😠
Four.: sama seperti yang mereka perbuat. darah dibalas darah, keturunan mafia kok dilawan 🤭
total 1 replies
Femmy Femmy
aku mendukung Tobias dibunuh setelah apa yang dia lakukan. terhadap Zoe...kini jika Sarah bersaudara dengan Zoe sungguh kelakuan Tobias seperti binatang..😠kuharap Sarah memutuskan pertunangan nya dengan Tobias
Femmy Femmy
ohh gitu toh ceritanya pantesan Zoe dan Grey sangat dendam karena mereka sama sekali tak mengetahui apa2 malah dituduh melakukan penganiyaan bahkan Tobias selalu pacarnya Zoe malah ikut menyudutkan kan mereka🤦😠
Four.: hm... betul sekali
total 1 replies
Femmy Femmy
apa motif sebenarnya dari Grey dan Zoe kenapa selalu membunuh apa ada dendam terhadap orang-orang yang dibunuhnya???😮
Jimin wife 🐣: baca bab 1 kak, disana Zoe sama grey di siksa
Four.: coba baca di bab 1, ada apakah di sana 🤭
total 2 replies
Femmy Femmy
tunangan nya Sarah pernah mempunyai hubungan dengan zoe.di.8 tahun yang lalu
Four.: yupppp
total 1 replies
Femmy Femmy
zoe dan Grey kesalahan apa yang diperbuat kedua orang tua itu hingga kalian membunuhnya??
Four.: kesalahan apaa hayooo, kenapa bisa semarah itu???
total 1 replies
mars
xx ya kluarga ina yg hilang
mars
ko tau2 joy mati bahkan tanpa busana ya,dimna ada bab ini,dan masukan aja ka,harusnya kata cuma tanpa n ya
Four.: Joy mati karena dibunuh Tobias ya!!! GK terlalu detail karena kelupaan 😅
total 1 replies
mars
berarti sarah itu belle,
Four.: bukan donggg ^^
total 1 replies
yofad rina
kan benerr anaknya maxi
Four.: iya kan 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!