Setelah kecelakaan yang hampir mengakibatkan Ashana keguguran, suaminya malah ingin meninggalkan nya. Bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah keadaan miris yang harus dihadapi wanita muda yang baru berusia 21 tahun itu.
"Mas Nathan! Apa yang kamu katakan, Mas!" teriak Asha yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.
"Aku menceraikan mu, Ashana! Mulai detik ini kau bukan lagi istriku!"
Setelah mengatakannya, laki-laki yang sudah membersamai hidup Ashana selama satu tahun sebagai suami itu pergi tanpa berbalik lagi.
Bahkan musibah tidak sampai disana, setelah pulang dari rumah sakit ada yang membakar rumah yang dimana Asha berada di dalam rumah itu. Meskipun nyawa Asha tertolong namun wajah dan tubuh Asha rusak terbakar.
Lima tahun kemudian, Asha dengan sosok baru telah kembali dengan nama Belvina Gania untuk membalas dendam dan merenggut kembali apa yang seharunya menjadi miliknya.
Cekidot...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Apa Aku Harus Membunuh Nathan?
Sama hal nya dengan situasi membingungkan di Mansion Arkan, di Penthouse-nya Asha juga sedang merasa bimbang.
Sebuah rekaman masuk padanya, sosok di dalam rekaman itu tidak asing baginya.
Lelaki di dalam rekaman Cctv terlihat sedang diperiksa oleh seorang Dokter, lelaki yang memakai baju pasien rumah sakit itu sesekali berteriak dan memberontak. Dari bibirnya, hanya satu nama yang lelaki itu teriakkan. Asha...
Asha menaikkan volume rekaman dari sebuah Cctv.
"Asha... Aku disini sayang! Jangan pergi! Kembalilah! Apa aku menyakitimu terlalu dalam... jadi kau meninggalkan ku! Asha! Hikss... aku ingin mati saja! MATI...!!!"
Prankkk!
Lelaki di dalam rekaman Cctv yang adalah Nathan memecahkan jendela dengan menggunakan kursi di ruangan, lalu melompat keluar jendela.
"NATHAN...!!!"
Terdengar suara seorang wanita paruh baya berteriak histeris, itu Ibunya.
"Dok...! Ini lantai dua..!!!!"
Asha mendengar salah satu perawat berteriak lalu berlari ke ambang jendela dan menatap ke bawah jendela.
"Cepat...! Cepat..!!"
Suara orang-orang berteriak dan pergi berlarian dari kamar rawat itu dengan wajah tegang mereka.
Jantung Asha mencelos memikirkan apa yang terjadi pada Nathan setelah lelaki itu melompat. Rekaman Cctv berakhir, namun dentuman jantung Asha masih bertalu-talu karena rasa ngeri.
"Nathan... sebenarnya apa yang terjadi padamu lima tahun lalu. Siapa yang mengirimkan rekaman ini padaku?" lirih Asha dengan sesak di dada.
Ting!
Sebuah notice pesan masuk ke Wa-nya, masih dari nomer asing yang mengirim rekaman Cctv padanya.
Asha gegas membuka pesan itu.
- Sha, ini aku Nathan. Kamu sudah membuka rekaman Cctv dariku? Nama rumah sakitnya akan aku tulis padamu di bawah nanti, jika kamu masih ada rasa perduli padaku... Aku yakin kamu akan datang ke sana dan memeriksanya.
Aku ingin menjelaskan tentang kejadian lima tahun lalu, tapi aku kesulitan mengatakannya karena selain kamu tidak ingin mendengar nya... Aku juga harus memberikan bukti padamu untuk membenarkan ucapanku.
Lima tahun lalu setelah mendengar kamu terbakar di rumah kontrakan kita, aku berlarian seperti orang gila ke rumah sakit. Namun... aku nggak mendapatimu disana karena ada orang yang membawa mu pergi dan kini aku tahu orang itu adalah Arkan.
Sha... saat aku keluar dari rumah sakit untuk mencarimu lagi, aku tertabrak mobil dan sempat koma selama 2 bulan. Lalu setelah aku sadar dari koma... Aku malah depresi dan keluargaku mengirimku ke psikiater tapi karena depresi berat... aku harus dirawat.
Maafkan aku yang telah meninggalkan mu saat kamu hamil, sayang... Aku diancam keluargaku dengan taruhan nyawamu dan anak kita. Keluarga ku lah yang mengirim seseorang untuk menabrakmu, aku nggak punya pilihan lain selain meninggalkanmu demi keselamatan mu dan anak kita.
Kurang lebih aku mendapatkan perawatan selama dua tahun, demi balas dendam pada keluargaku dan mencarimu kembali aku bertekad untuk sembuh... Akhirnya aku bisa bangkit lagi dan melanjutkan kuliah, lalu kau bisa lihat keadaan ku sekarang.
Tentang pertunangan dan rencana pernikahan ku dengan Audrey, aku hanya ingin mendapatkan warisan agar aku bisa berkuasa dan bisa membuatmu dan anak kita aman dari ancaman-ancaman keluargaku.
Dalam perjanjian, jika aku menikah dengan Audrey... aku akan mendapatkan warisan paling besar. Apalagi kakekku pernah mengatakan padaku jika mengetahui keberadaan mu. Kakekku bilang akan memberitahukan info tentang mu jika aku bersedia menikah.
Maaf... Bukan sengaja ingin menggores hatimu dan mengkhianati cinta kita, Sha. Semua hanya keterpaksaan... nyatanya cintaku benar-benar masih utuh untukmu.
Sha, tolong... beri maafmu untukku. Aku memang belum bisa menjadikan mu istriku lagi saat ini, masih banyak hal yang harus aku urus demi keselamatan kita bersama.
Jika kamu mau memaafkan ku, bisakah kamu menungguku?
NB : Aku tulis alamat rumah sakit jiwa tempatku pernah di rawat di bawah!
_RSJ Darmawangsa_
Akhirnya jebol juga air mata Asha, wanita itu terisak dengan pilunya. Meskipun belum memeriksa kebenarannya, hatinya mengatakan jika yang dikatakan Nathan dalam pesan adalah benar adanya.
"Mas... Mas Nathan..." Asha mengucapkan nama mantan suaminya dengan hati perih.
.
.
.
Di Perusahaan, Nathan sedang meeting dengan Arkan. Kerjasama mereka sudah dalam tahap awal, mereka harus profesional dalam bekerja. Tadinya Arkan mengajukan kerjasama hanya demi memuluskan balas dendam Asha untuk menghancurkan perusahaan Nathan dengan cara-cara yang sudah direncanakan. Namun kini, sepertinya kerjasama mereka murni tentang pekerjaan saja jika Asha tidak berminat lagi untuk balas dendam.
Saat itu sudah pukul 11 siang, Nathan sedang fokus mendengar tentang rencana-rencana untuk projek pembangunan. Tiba-tiba ada notice masuk pada ponselnya, lelaki itu berdiri dari kursinya dengan mendadak.
Suara gesekan kursi dengan lantai bahkan terdengar begitu keras.
"Ada apa, Bos?" tanya Asisten Nathan melihat gelagat tak wajar dari sang Bos.
Wajah Nathan seperti melihat hantu namun lebih terlihat seperti telah mendapatkan jackpot.
"Dia meminta bertemu denganku, Bram! Dia akhirnya meminta lebih dulu! Bram...! Apa aku sedang bermimpi? Tolong baca pesan ini, aku takut salah membaca...!" lelaki itu heboh sendiri, bahkan tidak mengindahkan para rekan bisnis yang sedang meeting bersamanya.
Bram menurut, asisten Nathan itu mendekatkan ponsel sang Bos padanya lalu membaca isi pesan dan mengucapkan dengan pelan.
"Mas... Ayo bertemu. Aku akan memberi kesempatan padamu untuk menjelaskan semuanya. Aku juga sudah memeriksa tempat yang kamu sebutkan tadi... Aku tunggu di restoran X."
Wajah Bram sontak ikut berbinar seperti sang Bos, dia tahu betul tentang cerita cinta Bos-nya yang begitu pahit.
"Selamat Bos..!!" Sang asisten memeluk tubuh Nathan dengan spontan.
Nathan bahkan tidak sadar dipeluk sang asisten, lelaki itu sudah tak sabar bertemu dengan cintanya.
Lain lagi dengan raut kebahagiaan Nathan, wajah Arkan nampak begitu murka. Lelaki itu mengepalkan kedua tangan, benar-benar tidak rela Asha kembali bersatu dengan Nathan.
Sungguh, Arkan tidak rela Asha bersama lelaki lain selain dirinya!
Apa aku harus membunuh Nathan?! Pikiran jahat tiba-tiba melintas dalam otak Arkan.
tapi itu adalah salahmu gak oernah jujur sm istrimu