NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerpen Remaja

Kumpulan Cerpen Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Aliansi Pernikahan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi harefa

Seosen 1
Ini cerita kisah kasih Remaja saat masa - masa sekolah.
Setiap Bab yang memiliki judul, itu berarti sudah kisah yang berbeda dengan yang sebelumnya.

Seosen 2
Yang berceritakan kehidupan setelah jenjang sekolah, bisa perkantoran dan pernikahan.

Bisa di lihat dari judul- judulnya di dalam daftar bab.
Dalam seosen ke 2 mungkin bukan cerpen, bisa jadi novel pendek.

Selamat menikmati kisa cinta romantis saat duduk di bangku sekolah dan juga kisah lainnya.

Jangan lupa like, comment dan subribe ya reader.. 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8

Aku menceritakan semua kejadian yang aku alami dengan Aldo, dia hanya menunduk mendengarkan.

"Kalau begitu, aku telepon orang tuannya ya." ucap susi, aku mengangguk karena aku memang tidak mengetahui nomor telepon orang tua Aldo.

Tiba - tiba pintu ruang UGD terbuka dan keluar seorang dokter.

"Bagaimana pak dokter?" tanyaku.

Dia sepertinya terkejut juga melihat keadaanku dengan seragam sekolah yang penuh darah.

"Sepertinya kamu terluka juga?"

"tidak apa - apa, hanya lecet - lecet sedikit ini di lutut." aku perlihatkan lututku yang berdarah dan sebagian lagi di siku tanganku.

"Trus, bagaimana keadaan teman saya Aldo pak?"

"Oh, namanya Aldo?" aku hanya mengangguk.

"Masa krisisnya sudah lewat, dan sebentar lagi kami akan memindahkannya ke ruang pasien biasa." ucap dokter tersebut. Aku menarik nafas lega.

Kemudian keluar beberapa perawat yang membawa Aldo di atas sebuah bangsal untuk di pindahkan ke ruang rawat inap. Kami berjalan di belakang dokter tadi mengikuti ke kamar tempat Aldo di rawat.

"Kalian ini siapanya?"

"Temannya dok."

"Orang tuanya sudah di beri tahu?"

"Iya, sudah dok, mungkin sebentar lagi akan datang."

Dokter itu hanya manggut - manggut dan mempersilahkan aku masuk menemui Aldo yang masih belum sadar.

Aku memasuki ruangan tersebut sementara susi masih menelepon di luar. Dokter dan perawat yang tadi mengantar Aldo juga keluar satu persatu.

Aku mendekati ranjang Aldo, aku perhatikan wajahnya yang pucat, aku memberanikan diri memegang tangannya yang terasa kasar dan lebih besar dari tanganku.

Aku terkejut saat aku memegannya dia tiba- tiba membalas dengan menggenggam tanganku erat - erat, wajahnya berkeringat dingin seperti orang sedang mimpi menakutkan.

"Tia.. Tia.. Jangan tinggalkan aku, tolong... Aku" aku mendengar dia mengigau dalam mimpinya yang membuat aku ketakutan.

"Do.. Sadar do!" aku mengguncang - guncang pundaknya. Berlahan matanya terbuka.

"Apa yang kau lakukan disini? Siapa kau?" ucapnya sambil melepaskan tanganku sambil terkejut, dan akupun terkejut. Dia lupa? Atau..

"Do.. Ini aku Tia" Jawabku gugup.

"Apa yang kau lakukan disini? Keluar!" teriaknya, aku melonjak karena kaget.

"Do.. Kau ini kenapa? Kok.."

"Sudah keluar, aku muak melihatmu!" teriaknya lagi.

Tak terasa air mataku menetes aku berdiri dan mundur berlahan, dan tiba - tiba dia mengerutkan dahinya dan merasa heran setelah memperhatikan penampilanku.

"Kau kenapa? Bajumu kok penuh darah? Kau terluka?" tanya sedikit penasaran dan mulai mendudukan dirinya.

Air mataku tak bisa aku bendung lagi, dengan rasa kecewa aku mundur dan keluar.

"Tia.. Tunggu! Akhh.." dia hendak turun dan berdiri. Tapi tidak ku hiraukan, aku tetap berlari keluar dari rumah sakit. Aku berpapasan dengan susi.

"Tia, bagaimana Aldo?" aku tak menjawab terus saja berlari. Hatiku sungguh sakit.

Susi memasuki ruangn Aldo.

"Hei Do! Kamu mau kemana?" teriaknya ketika membuka pintu dan melihat Aldo mau turun dari tempat tidur.

"Tia Mana..?" tanyanya terbata - bata.

"Kamu istirahat dulu" susi memperbaiki posisi tidur Aldo.

"Tia mana..?" tanyanya lagi.

"lho? Kalian ini bagaimana sih? Apa yang terjadi sebenarnya? Kalian bertengkar?"

"Sorry Sus, sebenarnya aku yang salah, aku telah mengusirnya. Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya, dia tidak ingin bersamaku. Biar dia tidak selalu membayangi aku, jadi aku berbuat kasar padanya. Tapi tadi aku melihat bajunya penuh darah. Apakah dia terluka juga?"

Susi hanya mengangguk, "dia terluka di bagian lutut dan siku, hanya saja karena mengkuatirkanmu dia tidak sempat mengobati lukanya, dokter tadi sudah menawarkan, tapi dia bilang tidak apa- apa."

"Susi, tolong sampaikan maafku." ucapnya sendu.

"iya, iya, nanti aku sampaikan maafmu."

1
Dewi Harefa
semangat buatku
S. M yanie
semangat kaka...
Mhila izuna
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!