Era ketika Dewa Iblis naik ke bumi untuk mengotori seluruh dunia dan melahap alam semesta demi membinasakan seluruh makhluk dan merubahnya menjadi Neraka.
Tentu saja, para dewa tidak akan tinggal diam dan membiarkannya melakukan tindakan yang menentang Langit dengan memusnahkan seluruh kehidupan di Tiga Dunia.
Hingga pertempuran pun terjadi. Para dewa sampai harus membayar harga mahal demi menyelamatkan dunia membuat Dewa Iblis menerima kekalahan telak dan jiwanya pun musnah.
Jutaan tahun kemudian, Dewa Iblis terlahir ke bumi dalam wujud manusia. Hal itu membuat para dewa yang tersisa kembali tidak tenang mengingat bencana yang terjadi di masa lalu. Tidak ingin kehancuran itu terjadi untuk kedua kalinya, Dewi Cinta mengambil keputusan dengan turun ke bumi untuk menjadi manusia juga guna mencegah kebangkitan Dewa Iblis yang di masa depan akan mengakhiri peradaban manusia.
Berhasilkah Dewi Cinta mencegah kebangkitan Dewa Iblis atau justru sebaliknya? Yuk baca sekarang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Permintaan
‘’Apa yang kalian lakukan?’’ tanya Pangeran Aoi berjalan menghampiri.
‘’Kami menghentikan pembawa sial ini yang ingin memberikan kado tidak layak,’’ jawab Banri.
‘’Kadonya layak atau tidak, apa masalahnya?’’ tanya Pangeran Aoi.
‘’Hee~ apa ini? Tertambah satu pahlawan lagi?’’ tatap Banri.
‘’Selama ini aku sudah cukup diam melihat kelakuanmu. Cobalah berada di posisinya. Kau juga pasti tidak mau diperlakukan kasar seperti ini,’’ kata Pangeran Aoi.
Banri berdecih sambil menggaruk kepala belakangnya. ‘’Setelah Kamiai, lalu Ozora dan sekarang Aoi. Apakah anggota kerajaan punya kegemaran mencampuri urusan lain?’’
‘’Kalian bilang akan mengabulkan satu permintaanku, kan?’’ tanya Putri Kamiai menghampiri.
Ia lalu menatap semua orang. ‘’Kalau begitu, permintaanku adalah … Mulai saat ini berhenti merundungnya lagi dan biarkan dia kembali bergabung bersama kalian. Kita semua datang ke akademi secara baik-baik. Jadi, jika harus berpisah maka dengan cara yang baik juga.’’
Pangeran Aoi terdiam untuk sesaat. ‘’Baiklah, tidak masalah.’’
‘’Eh? Apa kau serius dengan perkataanmu?’’ tanya Ishizawa.
‘’Berani berkata juga berani bertindak. Kita sudah berjanji untuk mengabulkan permintaan Kamiai, jadi harus menepati perkataan,’’ kata Pangeran Aoi.
‘’Kami menolak!’’ seru Banri yang diangguki sebagian murid.
‘’Dia adalah Tuan Putri dari negaramu, seharusnya kau menuruti perkataannya,’’ kata Pangeran Aoi.
‘’Tidak ada perlakuan khusus bagi anggota kerajaan di tempat ini. Itulah yang dikatakan Kepala Sekolah sejak awal. Kalau kau ingin mengabulkannya, maka silahkan. Kalian berada di kelompok yang sama. Tapi kami tidak akan menurutinya,’’ kata Banri sebelum berjalan pergi.
Para murid yang lainnya juga bubar hingga menyisakan kelompok sang putri di aula.
‘’Memang apa salahnya meminta kalian berhenti merundungnya?’’ tanya Putri Kamiai.
‘’Dia pembawa sial,’’ jawab Pangeran Ozora.
‘’Takdir yang membuatnya sial,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Aku hanya mengatakan isi kepalaku,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Aoi, terima kasih sudah mau membantu Satan,’’ kata Putri Kamiai melihat pria itu berjalan pergi.
‘’Siapa yang membantunya? Aku hanya tidak tahan melihat Banri bertingkah seenaknya,’’ kata Pangeran Aoi.
Putri Kamiai tersenyum. ‘’Meski begitu, tetap terima kasih.’’
Pangeran Aoi tidak mengatakan apa pun dan berjalan pergi diikuti yang lainnya.
......................
[Dunia Dewa]
‘’Sejak kecil sampai sekarang dia selalu menerima perlakuan kasar, kenapa?’’ tanya Dewi Ruang.
‘’Dia terlahir memikul kutukan takdir. Tentu saja dia akan menjalani kehidupan seperti ini,’’ kata Dewa Waktu.
‘’Dia pantas menerimanya meski itu belum sepadan dengan dosanya di masa lalu,’’ kata Dewa Perang.
‘’Tapi Dewi Cinta selalu membantunya. Bukankah hati manusia paling mudah tergerak? Seharusnya Dewa Iblis sudah mulai memiliki hati yang baik. Dengan begitu Tiga Dunia menjadi damai,’’ kata Dewa Petir.
‘’Dewi Cinta memang selalu membantunya. Tapi selama ini Dewa Iblis menerima cacian, hinaan bahkan pukulan sejak kecil dari orang-orang sekitar. Seluruh negeri mengucilkannya dan keberadaannya tidak diakui. Menurut kalian apakah dia masih memiliki hati kepada orang-orang?’’ tanya Dewa Waktu.
Semua terdiam setelah mendengar hal itu.
‘’Tapi bukan berarti Dewa Iblis tidak memiliki hati. Apalagi dia dalam wujud manusia. Hanya masalah waktu sampai Dewi Cinta membuatnya mengerti,’’ kata Dewa Waktu.
......................
[Dunia Manusia]
Pangeran Ozora mengulurkan sebelah tangan. ‘’Kau juga kenapa membungkus punyamu dengan kantong plastik? Banri dan yang lainnya jadi semakin merendahkanmu. Padahal masih ada sisa dari bungkusan kadoku, seharusnya kau memintanya padaku.’’
‘’Jangan menilai dari penampilannya, tapi lihat setulus apa orang itu memberikannya kepadamu,’’ kata Satan.
Putri Kamiai yang mendengarnya tiba-tiba teringat kejadian di toko gelang giok hingga ia tersenyum.
‘’Ini ambil kembali kadomu,’’ kata Satan.
Sang putri meraih bungkusan tadi lalu membukanya. Terlihat sebuah patung yang terbuat dari tanah liat dimana sekujur tubuhnya dipenuhi rumput.
Putri Kamiai terdiam sambil mengerutkan dahi. ‘’Ini … Ozora?’’
‘’Ha? Kenapa kau sampai berpikir itu adalah aku?’’ habis pikir Pangeran Ozora.
‘’Hanya pakaianmu yang dipenuhi banyak bulu, dan patung ini juga dipenuhi rumput seperti dirimu,’’ jawab Putri Kamiai.
‘’Kau ini buta, ya? Jelas-jelas itu rumput, sedangkan yang kupakai ini adalah bulu merak. Jadi siapa pun yang melihatku akan terpesona,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Heh, kau malah seperti burung hantu di mataku,’’ kata Putri Kamiai.
Satan tertawa sambil menujuk pria yang dimaksud. ‘’Burung hantu, ahahaha!’’
‘’Hei! Beraninya kalian mengejek pria tampan sepertiku!’’ kesal Pangeran Ozora.
‘’Tapi itu bukan Ozora, melainkan patungmu karena Yang Mulia ini tidak tahu harus memberimu apa,’’ kata Satan.
‘’Sudah puas? Aku bilang juga apa? Heh,’’ kata Pangeran Ozora mengipas wajahnya.
Kedua alis Putri Kamiai terangkat dengan sudut bibir ke bawah sambil ia kembali menghampiri tumpukan kadonya. ‘’Oh iya, aku belum sempat melihat isi kadomu setelah membukanya tadi.’’
Begitu ia mengintip ke dalam kotak, sang putri mengerutkan dahi sebelum mengeluarkan isinya. ‘’Pena bulu dan kertas chakra?’’
‘’Aku menanamkan chakra-ku ke dalam kertas itu, jadi jika sewaktu-waktu kau dalam masalah, kau bisa mengirimkan pesan darurat padaku. Pria tampan ini pasti langsung datang,’’ jawab Pangeran Ozora.
Putri Kamiai tersenyum dengan wajah bodoh. ‘’Patung tiruanku dan kertas chakra … Heh, aku sungguh terkesan.’’
......................
Seiring bergesernya matahari, langit pun menjadi gelap. Dan saat ini semua berkumpul di aula taberu untuk makan malam. Namun, terjadi perdebatan di sana.
‘’Kamiai dan Ozora boleh kembali bergabung, tapi tidak dengan anak pembawa sial itu!’’ tegas Banri.
‘’Sebenarnya kau ada masalah apa? Kenapa kau tidak duduk dan habiskan saja makananmu?’’ habis pikir Putri Kamiai.
‘’Kami tidak ingin satu ruangan dengan pembawa sial,’’ kata Banri.
Satan menghela nafas. ‘’Sudah, lebih baik kita kembali ke dapur saja.’’
‘’Kau akan tetap di sini,’’ kata Pangeran Aoi menghampiri diikuti Pangeran Midoriha.
Banri menghela nafas kasar. ‘’Ikut campur lagi.’’
‘’Satan juga adalah salah satu murid dari akademi ini, jadi dia berhak makan di ruangan ini,’’ kata Pangeran Aoi.
‘’Meski begitu semua orang di sini keberatan.’’
‘’Tapi aku tidak,’’ balas Pangeran Aoi.
‘’Satu suara darimu tidak akan berpengaruh kepada ratusan orang di sini,’’ kata Banri.
Mendengar hal itu membuat Pangeran Aoi menatap anggota kelompoknya. ‘’Bagaimana dengan kalian?’’
Riruru dan yang lainnya tidak mengatakan apa pun membuat Banri tersenyum remeh.
‘’Lihat, anggota kelompokmu sendiri bahkan lebih mengerti darimu.’’
‘’Kalau begitu Midoriha, apa kau keberatan jika Satan kembali bergabung di aula ini?’’ tanya Pangeran Aoi.
Pangeran Midoriha terdiam untuk sesaat. ‘’Aku tidak mempermasalahkannya.’’
‘’Sebelumnya sudah ada 2 suara dari Kamiai dan Ozora, kemudian sekarang ditambah denganku dan Midoriha jadi 4 empat suara,’’ kata Pangeran Aoi.
‘’4 suara tidak ada gunanya,’’ kata Banri.
‘’Kenapa tidak? Kami adalah anggota dari Empat Negara Besar. 4 suara dari pengaruh kami sudah cukup bisa membungkam ratusan suara kalian,’’ kata Pangeran Aoi.
Mendengar hal itu membuat Banri tidak bisa berkata-kata dan dengan terpaksa kembali ke meja makan sambil berdecih.
‘’Tadi kau begitu keren,’’ puji Pangeran Ozora.
‘’Kalian bisa duduk dimana saja,’’ kata Pangeran Aoi sebelum menuju ke meja makannya juga.
Putri Kamiai menyikuk Satan. ‘’Aoi sudah membantumu dua kali, katakan terima kasih juga padanya.’’
‘’Tapi Yang Mulia ini tidak terbiasa berterima kasih.’’
‘’Kalau begitu biasakan mulai dari sekarang. Cepat katakan,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Iyaya, tidak sabaran sekali jadi orang. Terima kasih!’’ kata Satan.
‘’Hei, apa itu? Seperti tidak ikhlas saja,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Kau ini banyak sekali maunya,’’ kata Satan.
semangat anha-sama